Selasa, 19 September 2017

AJARAN MANUSIA (ANTROPOLOGI)



BAB I
                                                              PENDAHULUAN           
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah (Kej. 1:27) yang paling mulia dan berharga (Yes. 43:4). Manusia diciptakan Allah dengan tujuan untuk memuliakan Allah dan memelihara serta melestarikan ciptaan Allah lainnya. Allah menjadikan manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia bukan ada dengan sendirinya melainkan bahwa ada yang menciptakannya, yaitu Tuhan Allah sendiri. Dialah yang menciptakan manusia yang semula belum ada sehingga menjadi ada. Jadi manusia ada karena kehendak Allah. Manusia bukanlah keturunan Tuhan Allah, ia juga bukan mengalir keluar daripada Allah tetapi ia diciptakan oleh Allah. Manusia diciptakan dengan begitu rupa, penuh kebijaksanaan dan memiliki kehendak bebas.
Manusia yang pada awalnya sempurna jatuh ke dalam dosa akibat kesalahan mereka sendiri (Kej. 3), hal ini membuat manusia berdosa dan terpisah dari Allah. Manusia tidak dapat lagi bersekutu dengan Allah melalui usaha mereka, sehingga Allah mengaruniakan Yesus ke dalam dunia untuk membebaskan manusia yang berdosa supaya hubungan manusia dengan Allah dapat diperbaiki kembali. Karya pengorbanan Yesus membuktikan bahwa manusia sangat berharga di mata Allah. Manusia tidak dapat hidup terpisah dari Allah, mereka sangat bergantung kepada Allah, sehingga manusia harus bersyukur atas kedatangan Yesus ke dalam dunia untuk memperdamaikan merek dengan Allah.


BAB II
AJARAN TENTANG MANUSIA
A.    Kitab-kitab Injil Sinoptik
1.      Keunggulan manusia atas binatang
Pada Yesus berkata, “Kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit” (Mat. 10:31) menunjukkan perbandingan yang nyata antara manusia dan binatang. Yesus juga mengecam mereka yang mempersolakan tentang penyembuhan pada hari sabat, pada hal mereka sendiri akan menyelamatkan hewan mereka pada hari sabat apabila hewan itu jatuh ke dalam lubang (Mat. 12:10-11).
2.      Nilai manusia yang sangat besar di hadapan Allah
Nilai-nilai manusi dapat dilihat dalam pernyataan-pernyataan seperti Matius 16:26; Markus 8:37; Lukas 9:25 yang memperoleh seluruh dunia ini tetapi kehilangan nyawa. Hal ini berarti bahwa nilai manusia lebih tinggi daripada prestasi, milik, dan kuasanya, namun nilai-nilai rohani lebih penting dari nilai jasmani (Mrk. 9:43-47).
3.      Pandangan Yesus mengenai “daging”
Kenajisan seseorang bukan  bersal dari dalam dirinya sendiri dan bukan karena pengaruh dari luar (Mrk. 7:14). Kenajisan itu berasal dari pikiran manusia, bukan dari dagingnya (Mat. 26:41; Mrk. 14:38).
4.      Pandangan Yesus mengenai manusia dalam masyarakat
Melalui teladan dan pengajaran-Nya, Yesus dengan jelas menyatakan bahwa manusia tidak pernah dimaksudkan untuk hidup secara individual tanpa memperdulikan orang lain di sekitanya. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain. Yesus sendiri menunjukkan teladan-Nya sebagi manusia berjiwa sosial dengan menaruh rasa prihatin terhadap orang-orang terendah dalam masyarakat, orang-orang miskin dan melarat, orang-orang tuli, orang-orang buta dan lumpuh (Mat. 11:4-6). Ia bergaul dengan orang-orang tercela seperti para pemungut cukai dan orang-orang berdosa (Mat. 11:19). Khotbah di Bukit berisi banyak perintah yang tidak akan berarti sama sekali jika manusia itu hanya bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Ia harus bermurah hati terhadap orang lain (Mat. 5:7); bertindak sebagai pembawa damai (Mat. 5:9); membawa terang dan bercahaya bagi orang lain (Mat. 5:16); dan lain sebagainya.
Tanpa dinyatakan secara eksplisit, tersirat bahwa seseorang dalam bersikap dan bertindak harus memperhitungkan tanggung jawabnya dalam masyarakat. Khotbah di Bukit harus dianggap sebagai bukti yang tidak dapat disangkal bahwa tujuan manusia tidak hanya bertanggung jawab kepada Allah  dalam kehidupan pribadi, melainkan juga bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat.
5.      Tanggung jawab manusia secara pribadi
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah diharapkan untuk mentaati perintah-perintah Allah. Manusia dituntut untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah dan dapat mempertanggungjawabkan dirinya secara individu di hadapan Allah. Apabila manusia hanya hidup untuk menyenangkan dirinya sendiri tidak akan pernah melakukan tuntutan ini. Ketaatan yang dituntut bukan merupakan belenggu yag mengikat jiwa, tetapi sebagai wujud penyerahan sepenuh hati manusia kepada kehendak Allah yang sempurna. Lukas mencatat perkataan Yesus, “Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata bahwa kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna, kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan (Luk. 17:10).
Dalam diri manusia terdapat natur  ketaatan kepada Allah. Manusia diajarkan untuk tidak membanggakan keberhasilannya, karena segala sesuatu adalah dari Allah. Apa yang dilakukan oleh manusia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, baik kehidupan kudus ataupun berdosa. Manusia bertangung jawab atas perbuatannya sendiri terhadap Allah.     
6.      Hubungan laki-laki dengan perempuan
Orang-orang Yahudi menganggap bahwa perempuan adalah kaum yang lebih rendah, sehingga tidak dihormati. Perbedaan antara laki-laki dan peremuan yang sedemikian besar sehingga perempuan tidak dapat bergabung dengan laki-laki secara setaraf dalam pendidikan agama maupun ibadah. Ajaran Yesus memberikan pengertian menyeluruh tentang kedudukan yang benar mengenai perbedaan seks dalam ajaran PB mengenai manusia. Kisah kelahiran Yesus yang diceritakan oleh Matius dan Lukas terpusat pada peristiwa kelahiran dari seorang anak dara, hal ini menempatkan seorang perempuan yang bernama Maria pada posisi terhormat (Luk. 1:28). Ia menjadi alat yang dipakai Allah untuk menjelmakan diri-Nya dalam diri manusia. Semua catatan kitab-kitab injil Sinoptik mengenai masa kesengsaraan  dan kebangkitan Yesus menekankan pentingnya peranan perempuan.
Mungkin orang melihat bahwa Yesus memilih hanya laki-laki saja sebagai murid-murid-nya, padahal pendukung yang mengikuti Yesus mencakup perempuan juga. Lukas mencatat bahwa pelayanan Yesus dan murid-murid-bersama beberapa perempuan yang melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka (Luk. 8:1-3). Yesus juga mengutip ayat dari PL tentang dasar pernikahan yaitu “laki-laki dan perempuan menjadi satu daging” (Mat. 19:4; Mrk. 10:6). Hal ini membuat ikatan pernikahan mempunyai dasar yang teguh dan juga berarti bahwa Ia mengakui kesamaan kedudukan perempuan dan laki-laki.
Ketika Yesus dibawa ke Golgota, di antara sekian banyak orang yang mengikuti-Nya terdapat beberapa perempuan yang menangisi dan meratapi-Nya (Luk. 23:27). Mereka juga berada di kubur sewaktu kabar pertama tentang kebangkitan Yesus diberitakan (Luk. 24:1). Berdasarkan semua ulasan di atas, Yesus membungkam pandangan Yahudi bahwa perempuan lebih rendah dari laki-laki. Ia mengajarkan bahwa perempuan dan laki-laki sama derajatnya di hadapan Allah.   
7.      Pendekatan Yesus terhadap anak-anak
Dibandingkan dengan orang-orang sezaman-Nya, Yesus memperlihatkan pendekatan yang bersifat manusiawi dan lemah lembut terhadap anak-anak. Salah satu dari skandal-skandal terbesar pada zaman kuno adalah dengan kejam membuang anak-anak yang tidak diinginkan ke dalam tempat sampah. Yesus menentang hal itu dengan menyambut anak-anak dengan mengecam murid-murid-Nya yang menghalang-halangi anak-anak datang kepada-Nya (Mat. 19:13). Ia juga menegaskan bahwa orang-orang seperti itulah yang empunya kerajaan Sorga. Maksud dari perkataan-Nya ini dijelaskan dalam perikop yang membicarakan tentang kerendahan hati dan untuk hal itu Yesus menggunakan contoh  kecil (Mat. 18:1-5). Ia menegaskan bahwa barangsiapa menyesatkan seorang anak kecil akan diberi hukuman yang berat (Mat. 18:6). Perlindungan secara khusus dari Allah diberikan kepada anak-anak (Mat. 18:10, 14). Setelah Yesus memasuki kota Yerusalem, anak-anaklah yang menyerukan hosanna dalam Bait Allah (Mat. 21:15). Dalam ajaran-Nya ini, Yesus memperlihatkan betapa pentingnya seorang anak dan faktor ini harus diperlihatkan pada saat kita mempelajari ajaran-Nya tentang manusia.  

B.     Injil Yohanes
Ajaran tentang manusia dalam injil Yohanes menerangkan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah. Allah adalah terang dan sumber kehidupan manusia (Yoh. 1:4) dan hanya ada satu terang yang sesungguhnya (Yoh. 1:9). Injil Yohanes memberikan informasi tentang manusia yang utuh, dengan kasih karunia dan kebenaran (Yoh. 1:17). Dibandingkan dengan ajaran-ajaran kitab injil Sinoptik, Yohanes memberikan banyak catatan khusus mengenai Yesus secara sejati; hal ini berhubungan langsung dengan ajaran Yohanes tentang manusia. Sifat manusiawi dalam diri Yesus terbukti melalui: Ia merasa letih (Yoh. 4:6); haus (Yoh. 4:7); terharu dan menangis (Yoh. 11:33-35). Sebagai manusia sejati Yesus sangat bergantung kepada Bapa (Yoh. 6:38), kemanusiaan yang sejati itu harus mencakup unsur kebergantungan manusia.
 Tidak ada gambaran yang lebih mantap mengenai pribadi seorang manusia daripada gambaran yang diberikan oleh Yohanes mengenai Yesus sebagai manusia yang nyata, yang menghadapi situasi yang suram dengan sikap berwibawa yang begitu menakjubkan, karena Ia hidup bergantung sepenuhnya kepada Allah. Manusia hanya dapat disebut manusia yang sesungguhnya apabila ia hidup sepenuhnya dalam persekutuan dengan Allah, sama seperti yang dilakukan oleh Yesus. Segi lain dari pengertian manusia yang sejati yang tampak dalam ajaran Yesus menurut Yohanes ialah bahwa hal-hal rohani lebih penting daripada hal-hal yang bersifat jasmani. Seseorang manusia yang sejati juga harus mendahulukan kepentingan orang lain.
Catatan Yohanes mengenai kodrat manusia sangat sedikit. Berbagai macam kata digunakan untuk menyebut manusia dan pemakaiannya berbeda-beda, yaitu:
1.      Anthropos
Kata anthropos sering dipakai untuk menyebut manusia secara umum (Yoh. 1:4, 9; 2:25; 7:22-23; 8:17; 11:50; 16:21; 17:6; 18:17; 19:5). Kata anthropos menyatakan perbedaan khusus antara manusia dan Allah (Yoh. 3:27; 5:34; 10:33). Menurut Yohanes 3:19, manusia lebih menyukai kegelapan dari pada Allah, dengan  kata lain anthropos berlawanan dengan Allah.
2.      Psukhe atau nyawa (Yoh. 12:25; 13:37; 15:13)
Dalam Yohanes 10:24 kata ini digunakan dalam arti hati nurani atau jiwa manusia.
3.      Sarx
Kata sarx artinya bertentangan dengan Allah (Yoh. 8:15). Oleh karena itu, sarx dalam tulisan-tulisan Yohanes kadang-kadang berarti manusia yang terpisah dari Roh Allah. Namun istilah tersebut juga digunakan untuk menggambarkan kehidupan Yesus sebagai manusia (Yoh. 1:14; 6:51-56).
4.      Soma
Soma atau tubuh digunakan hanya untuk tubuh Yesus yang disalibkan (Yoh. 2:21; 19:38; 20:12).
            Dalam tulisan-tulisan Yohanes jelas terlihat bahwa manusia mempunyai nilai yang tinggi dalam pandangan Allah, meskipun keadaannya sekarang sangat bertentangan dengan Allah. Yesus menjelma menjadi manusia menjadi bukti bahwa manusia berharga di mata Allah. Dalam keseluruhan injil Yohanes diperlihatkan pertentangan antara bagaimana keadaan manusia yang diharapkan dan bagaimana keadaan manusia dalam kenyataan. Pesan Yesus dalam injil Yohanes ialah hanya oleh iman kepada-Nya kesempatan terbuka bagi manusia untuk memperoleh keadaan diri yang seutuhnya.

C.     Kisah Para Rasul
Dalam Kisah Para Rasul terdapat beberapa pokok khusus mengenai ajaran manusia yang tidak terdapat dalam kitab-kitab injil Sinoptik. Dalam kitab-kitab ini yang menjadi pusat perhatian bukan ditunjukkan kepada Yesus sebagai manusia sejati tetapi pada Dia yang disalibkan. Manusia dipandang sebagai makhluk yang harus taat kepada Allah (Kis. 5:29, 32), hal ini ditunjukkan oleh Petrus dan Yohanes ketika diperhadapkan di depan Mahkamah Agama; dengan tegas mereka memutuskan untuk taat kepada Allah dari pada kepada Mahkamah Agama (Kis. 4:19). Ketidaktaatan orang-orang Israel merupakan salah satu tema utama dalam pembelaan Stefanus (Kis. 7:39) dimana mereka senantiasa menentang Roh Kudus sama seperti nenek moyangnya pada zaman dauhulu (Kis.7:51). Kegagalan manusia pada masa lampau maupun masa kini untuk mencapai ketaatan yang sempurna itu justru lebih menonjolkan pola nyata dan manusia diciptakan untuk hidup menurut pola itu.
Segi yang paling istimewa dalam Kisah Para Rasul ialah kesadaran bahwa semua orang, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, sama kedudukannya di hadapan Allah. Hal ini dapat kita lihat dari kehidupan Kornelius dan keluarganya yang bukan Yahudi masuk ke dalam lingkungan jemaat Kristen dengan kedudukan yang sama. Hal ini menandakan suatu perkembangan yang sangat penting dalam ajaran Kristen mula-mula mengenai manusia, dimana selanjutnya konsili Yerusalem menetapkan suatu keputusan bahwa tidak ada keharusan bagi orang-orang bukan Yahudi untuk diselamatkan. Rintangan-rintangan ras dihapuskan dan manusia dipandang sebagai manusia dan bukan hanya sebagai anggota suatu kelompok etnis.
Segi lain yang menonjol dalam Kisah Para Rasul ialah cara mengakui manusia dalam segi manusianya. Cara hidup jemaat mula-mula merupakan suatu kesaksian tentang adanya rasa sosial yang kuat di antara mereka (Kis. 4:32). Mereka hidup bukan hanya untuk kepentingan diri-sendiri tetapi terdapat rasa solidaritas yang tinggi yang mereka lakukan secara sukarela. Hal ini juga memunculkan tindakan-tindakan dalam bentuk pertolongan di lingkungan jemaat Kristen, seperti member bantuan, mengirimkan sumbangan kepada jemaat-jemaat yang membutuhkan (Kis. 6:1; 11:29). Sebelum Kornelius betobat dalam iman Kristen, ia sudah terkenal karena kemurahn hatinya (Kis. 10:2) dan Paulus juga member pesan pada para penatua di Efesus agar membantu orang-orang yang lemah (Kis. 20:35).
Di dalam kitab ini juga memperlihatkan kedudukan manusia yang sama (perempuan maupun laki-laki). Hal ini dapat kita lihat ketika peristiwa loteng di Yerusalem di mana perempuan juga turut hadir dan pada hari Pentakosta mereka juga menerima pencurahan Roh Kudus tanpa perbedaan apapun (Kis. 1:14). Petrus juga mengutip nubuatan nabi Yoel bahwa “anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan” akan bernubuat (Kis. 2:17). Semua manusia baik laki-laki maupun perempuan memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan. Hal ini disambut baik oleh jemaat mula-mula dan kita dapat melihat ada beberapa perempuan yang cukup menonjol dalam pelayanan Paulus (Kis. 18:2, 26). Perempuan dan laki-laki juga memiliki tanggung jawab yang sama seperti yang dialami oleh Safira dengan suaminya Ananias ketika mereka mendustai Roh Kudus (Kis. 5:1-11). Beberapa orang menganggap bahwa Kisah Para Rasul terdapat sebuah perikop yang menyajikan suatu pandangan tentang manusia yang berbeda dengan pandangan PB. Dalam khotbah Paulus di Areopagus (Kis. 17) terdapat suatu pernyataan yang dianggap pandangan Helenistik mengenai manusia. Orang-orang didorong untuk mencari Allah atas dasar pemikiran bahwa Dia berada tidak jauh ari masing-masing pribadi kita. Orang-orang Stoa mengajukan gagasan tentang adanya hubungan keluarga antara manusia dan Allah. Jelas bahwa gagasan-gagasan tersebut terasa asing bagi PB karena berasal dari pemikiran Yunani.

BAB III
KESIMPULAN
Manusia yang adalah ciptaan Allah jatuh ke dalam dosa dan terpisah dari Allah. Allah menunjukkan kasih-Nya kepada manusia dengan mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan manusia ciptaan-Nya. Ternyata manusia sangat berharga di mata Allah sehingga Allah rela mati untuk manusia. Sebagai ciptaan baru (orang-orang yang telah ditebus), manusia harus bergantung sepenuhnya kepada Allah karena Allah adalah sumber kehidupan manusia (Yoh. 14:6). Allah sanggup mencukupi kebutuhan manusia, baik kebutuhan roh, jiwa, dan tubuh.
Perlu disadari bahwa di hadapan Allah, manusia itu sama dan sederajat. Allah tidak memandang bulu, apakah Yahudi, non-Yahudi; pria atau wanita; anak-anak atau orang dewasa; kaya atau miskin; budak atau orang merdeka semuanya sama dan berharga di mata Allah.   Untuk itu sebagai orang-orang tebusan Allah, tiadak ada alasan untuk menyombongkan diri dengan apa yang dimiliki, karena semua itu berasal dari Allah. Tugas orang-orang tebusan Allah dalah memuliakan Allah dan mengasihi sesama seperti diri sendiri (Mat. 22:37-39).  
Sumber-Sumber:
Guthrie, Donald. Teologi PB 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996. Hal. 148-166.
Hadiwijono, Harun. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009. Hal. 168, 173.
Subandrijo, Bambang. Menyingkap Pesan-pesan PB 1. Bandung: BMI, 2010. Hal. 77-80.
Daftar Ayat-Ayat:
1.      Kejadian 1:27: Maka Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakannya dia; laki-laki dan perempuan diciptakannya mereka.
2.      Yesaya 43:4: Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.
3.      Mat. 5:7: Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
4.      Mat. 5:9: Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
5.      Mat. 5:16: Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
6.      Matius 10:31: Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari banyak burung pipit.
7.      Mat. 11:4-6, 19: Yesus menjawab mereka: “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengan dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak kecewa dan menolak Aku. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: “Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh kuasa-Nya.”
8.      Matius 12:10-11: Di situ seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka bertanya kepadanya: “Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat?” Maksud mereka ialah supaya dapat mempersalahkan Dia. Tetapi Yesus bekata kepada mereka: “Jika seorng ari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya?
9.      Matius 16:26: Apakah gunanya seorang memperoleh seluruh sunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? (Lukas 9:25).
10.  Mat. 18:1-6, 10, 14: Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: “Aku berkata kepadmu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi sama seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerjaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.” Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil iniyang oercaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut (Mrk. 9:43-47).
11.  Mat. 19:4, 13: Jawab Yesus: “Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjdikan mereka laki-laki dan perempuan? Ay. 13: Lalu orang membawa anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkantangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
12.  Mat. 21:15: Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: “Hosana bagi Anak Daud!” hati mereka sangat jengkel
13.  Mat. 22:37-39: Jawab Yesus kepadanya: “kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Inilah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukun yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
14.  Matius 26:41: Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaaan, roh memang penurut, tetapi daging lemah (Mrk. 14:38).
15.  Markus 7:14: Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka; “Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah.”
16.   Markus 8:37: Karena apa yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
17.  Mrk. 10:6: Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan.
18.  Luk. 1:28: Ketika malaikat itu masuk ke rumah maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”
19.  Luk. 8:2-3: dan juga beberpa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana istri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan itu nelayani rombongan dengan kekayaan mereka.
20.  Luk. 17:10: Demikianlah juga kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.”
21.  Luk. 23:27: Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia.
22.  Luk. 24:1: tetapi pagi-pagi benr pada ari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka.
23.  Yoh. 1:4, 9, 14, 17: Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia-manusia. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan yang diberikan-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datangnya dari Yesus Kristus.
24.  Yoh. 2:21: Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah adalah tubuh-Nya sendiri.
25.  Yoh. 3:27: Jawab Yohanes: “Tidak seorang pun yang dapat mengambil sesuatubagi dirinya, kalu tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.
26.  Yoh. 4:6-7:Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus dangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimbah air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum.”
27.  Yoh. 6:38: Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk nmelakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku
28.  Yoh. 8:15: Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun
29.  Yohanes 10:24: Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah it uterus terang kepada kami.”
30.  Yoh. 11:33-35: Ketika Yesus melihat Maria menangis dan orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dengan Dia, maka masygillah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: “Dinamanakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka: “Tuhan, marilah dan lihatlah!” maka menangislah Yesus.
31.  Yoh. 12:25: Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untk hidup yang kekal.
32.  Yoh. 14:6: Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datag kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
33.  Kis. 1:14: Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
34.  Kis. 2:17: Akan terjadi pda hari-hari terakhir demikianlah firman Allah bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu lelaki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.
35.  Kis. 4:19, 32: Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab merek: “Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak  seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
36.  Kis. 5:29: “Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada taat kepada manusia.”
37.  Kis. 6:1: Pada masa itu, ketika jumlah murid bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.
38.  Kis. 7:39, 51: Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya, malahan mereka menolaknya. Dalam hati mereka ingin kembali ke Mesir. Hai orang-orang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.
39.  Kis. 10:2: Ia saleh, ia dan seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah.
40.  Kis. 18:2: Di Korintus ia bertemu dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Itali dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klauudius telah memerintakan, supaya semua orang Yahidu meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.
41.  Kis. 20:35: Dalam segala sesuatu telah kuberikn contoh kepadamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataaan TuahnYesus, sebab Ia sendri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia member dari pada menerima.

Daftar Pertanyaan:
1.      Mengapa dalam masyarakat Yahudi, laki-laki lebih tinggi derajatnya dari wanita?
Jawab: karena memang sejak zaman nenenk moyang Israel, laki-laki dianggap lebih penting dari perempuan. Pada waktu orang Israel keluar dari tanah Mesir yang dihitung adalah laki-laki; di Sinagoge juga yang belajar hukum taurat adalah laki-laki dan bukan wanita. Mereka mengikuti keturunan melalui garis ayah (patrilinear), sehingga laki-laki selalu unggul dalam segala hal.
2.      Apa maksud orang percaya tidak dikuasai oleh dosa tetapi dunia sudah tercemar oleh dosa?
Jawab: kita tahu bahwa ketika Yesus datang ke dalam dunia (Yoh. 3:16), Ia telah menebus semua orang percaya dari dosa-dosa mereka. namun dosa tetap ada dalam dunia, sehingga kita masih 100% memiliki kesempatan untuk tidak melalukan dosa dan 100 % juga untuk jatuh dalam dosa.
3.      Zaman sekarang banyak orang yang merasa berharga ketika mereka memiliki barang-barang mewah dan berharga. Bagaimana tanggapan kita tentang hal ini?

Jawab: orang-orang merasa berharga dengan keadaan demikian tergantung dari konsep diri mereka. jika konsep diri seseorang baik, apapun keadaannya, baik berkekurangan atau berkelimpahan, ia akan tetap merasa berharga karena ia telah ditebus oleh Yesus. 

Rabu, 13 September 2017

MENJADI GEMBALA YANG BAIK (Yoh. 10:1-21)



BAB I
PENDAHULUAN

            Menjadi seorang gembala merupakan suatu yang mudah, namun menjadi seorang gembala yang baik dan bertanggung jawab adalah suatu hal yang sangat sulit. Banyak gembala yang gagal dalam pelayanan karena tidak dapat beradaptasi dengan kondisi pelayanan, suka duka yang terjadi dalam pelayanan tersebut. Tidak hanya itu, banyak hamba Tuhan atau gembala jemaat yang menjadikan pelayanan sebagai lapangan kerja dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sungguh mengharukan melihat kondisi pelayanan yang mulai menyimpang dari jalur kebenaran.
            Gembala yang baik selalu melakukan pelayanan dengan giat dan memilki loyalitas yang tinggi. Motivasi yang harus dibangun dalam pelayanannya adalah untuk kemuliaan Tuhan. Jadi apa yang dilakukan adalah semata-mata mencari kehormatan bagi kemuliaan Allah. Dedikasi yang tinggi sangat diperlukan oleh setiap gembala karena komitmen tersebut yang memampukan mereka untuk tetap bertahan dalam lading pelayanan. Gembala yang baik selalu memperhatikan domba-dombanya, apa yang dibutuhkan dan apa yang dialami oleh domba-dombanya. Dengan demikian ia akan memberikan makanan yang tepat kepada domba-dombanya, sehingga mereka mendapat kepuasan dan kesegaran yang progresif.
            Bertolak dari hal-hal di atas, melalui paper ini penulis ingin menjelaskan tentang pentingnya menjadi seorang gembala yang baik dan bertanggung jawab. Pokok pembahasan penulis berpusat pada pribadi Yesus yang merupakan contoh atau teladan sebagai seorang gembala yang baik. Penulis berharap tulisan ini dapat membuka kembali pemikiran para gembala di manapun bahwa menjadi seorang gembala yang baik sangatlah membutuhkan pengorbanan seperti yang telah dilakukan Yesus.



BAB II
HAKEKAT GEMBALA

A.    Pengertian Gembala
Secara harfiah gembala berarti orang yang memimpinj suatu kumpulan tertentu. Dalam kemus besar Bahasa Indonesia gembala berarti penjaga atau pemelihara binatang.

B.     Latar Belakang Gembala                                                                                                           

      Allah yang telah membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir ke Tanah Kanaan (Tanah Perjanjian), sangat mempengaruhi konsep pemahaman bangsa Israel tentang arti seorang gembala. Untuk dapat sampai ke tanah Kanaan diperlukan seseorang yang sanggup memimpin, menjaga atau menggembalakan bangsa Israel dalam perjalanan dan dari musuh-musuh yang harus dihadapi. Pengertian gembala yang dimengerti bangsa Israel, dipakai Tuhan Yesus untuk memperkenalkan diriNya sebagai gembala kepada murid-muridNya dan juga orang banyak. Di Palestina ysng terdapat banyak padang rumput yang hijau menyebabkan banyak orang bekerja menjadi gembala. Di dalam Alkitab hubungan Allah dengan bangsaNya sering digambarkan seperti gembala dengan dombanya (Mzm. 111:3).      
Tradisi Yahudi, gembala kurang mempunyai identitas, sebab waktunya lebih banyak dihabiskan dipadang bersama domba yang digembalakannya. Perhatiannya pokus kepada dombanya, ia sangat mnengenal dombanya, walaupun umumnya manusia menganggap gembala tidak ada apa-apa secara sosial, namun sesungguhnya usaha atau pekerjaan gembala sangat dibutuhkan manusia seperti susu, daging, bulu domba untuk dijadikan pakaian.
      Tuhan Yesus sering memperkenalkan diri-Nya sebagai orang yang dibutuhkan manusia:
1.   Sebagai roti kehidupan (Yohanes 6:35)
2.   Air kehidupan (Yohanes 7:38)
3.   Terang dunia (Yohanes 8:12)
4.    Gembala yang benar (Yohanes 10)
5.   Pokok anggur (Yohanes 15).

C.    Syarat Menjadi Seorang Gembala
1.   Taat pada perintah Tuhannya 
Gembala yang baik harus taat pada segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah untuk dilakukan. Mungkin perintah Allah tersebut kelihatannya bertentangan dengan kehendaknya, tetapi hal itu harus tetap dilakukan sebagai seorang gembala yang baik. Allah memberikan perintah bahwa seorang gembala harus berpegang pada perkataan yang benar (Tit. 1:9). Sering kali gembala lebih menyukai perkataan yang menyenangkan telinga jemaat dari pada perkataan yang dikehendaki Allah, kerena mereka takut jemaat tersinggung kemudian meninggalkan gereja.
2.      Peka terhadap situasi sekitarnya
Gembala yang baik selalu mengerti dengan keadaan lingkungan, khususnya jemaat. Apa yang sedang dibutuhkan oleh jemaat harus diketahui oleh gembala, sehingga ia dapat memberikan bantuan yang tepat bagi jemaat.
3.      Mampu melakukan apa yang diucapkan
Seorang gembala yang baik akan memiliki integritas dalam seluruh aspek kehidupannya. Integritas seorang gembala terbukti dari keputusan-keputusan yang diambilnya dan apa yang diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Ia tidak akan terpengaruh dengan berjuta suara yang menyeleweng dari firman Allah, tetapi ia tetap berpegang teguh pada kebenaran Alkitab. Apa yang benar selalu dipertahankan dan apa yang salah dibuang tanpa adanya kompromi sedikit pun.

D.    Fungsi Gembala
1.      Memelihara jemaat
Seorang gembala harus setia memelihara jemaat yang dipimpinnya. Jemaat tidak hanya suatu kumpulan yang homogeny, tetapi suatu kumpulan yahng heterogen yang terdiri dari berbagai karakter dan pola hidup yang bercorak. Keanekaragaman inlah yang biasanya menjadi beban bagi setiap gembala karena mengahadapi banyak orang dengan cirri khas masing-masing sangatlah membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Pemeliharanaan jemaat meliputi: pertama, pemberian makanan rohani. Sebagai kumpulan orang percaya, jemaat sangat membutuhkan pengajaran firman Allah untuk pertumbuhan rohani mereka. Untuk itu gembala harus kreatif dalam memberitakan firman Allah kepada jemaat, agar mereka senang dengan sajian gembala dan terus memiliki kerinduan untuk mndapatkan makanan rohani tersebut.
Kedua, menyelesaikan masalah dalam jemaat. Seorang gembala harus mampu menjadi pemberi jalan keluar bagi jemaat yang menghadapi masalah hidup. Jemaat yang bermasalah pasti akan datang mengaduh pada gembalanya karena mereka berpikir bahwa gembala adalah orang bijaksana yang sanggup memberikan solusi bagi masalah mereka. Tidak dapat disangkal bahwa banyak gembala yang kewalahan dalam menangani masalah jemaat karena mereka kurang peka terhadap apa yang sedang dialami oleh jemaat. Dengan demikian, sangatlah penting kedekatan hidup antara gembala dengan Tuhan, agar apa yang ia katakana boleh memberkati orang lain. Ketiga, mendoakan jemaat. Bagian ini merupakan suatu bidang yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh setiap gembala. Doa merupakan bagaian hidup dari orang percaya termasuk para gembala. Yakobus mengatakan bahwa doa orang benar bila dengan yakin didoakan angat beasar kuasanya (Yak. 5:16). Gembala harus rajin berdoa, tidak hanya untuk pribadinya endiri tetapi juga untuk jemaat yang ia pimpin. Doa seorang gembala sangat mempengaruhi pertumbuhan jasmani dan rohani jemaat.
2.      Mengajar jemaat
Seorang gembala harus cakap dalam mengajar dan mendidik jemaat. Hal ini sangatlah penting karena pengajaran yang baik dan berbobot dari gembala akan memberikan dampak yang bear bagi jemaat. Jemaat akan semakin bertumbuh dalam pengenalan yang dalam dan benar akan Kristus. Sebaliknya jiga seorang gembala selalu monoton dalam mengajar jemaatnya akan menyebabkan kekeringan rohani dan pengetahuan yang terbatas dari jemaat tersebut. Lebih mengerikan lagi apabila jemaat mulai bosan dengan pengajaran gembala, sehingga mereka mulai mencari suasana baru yang lebih menyenangkan dan membuat mereka merasa nyaman.
  
E.     Macam-macam Gembala
1.      Gembala yang berhati hamba
Gembala yang berhati hamba maksudnya adalah bahwa ia tetap rendah hati walupu telah menjadi gembala yang memiliki banyak jemaat. Sering kali seorang gembala mulai sombong ketika jemaatnya sudah banyak; gedung gerejanya sudah mewah; memiliki mobil pribadi; pastori yang bear dengan fasilitas yang mewah. Mereka merasa berharga dan terpandangan dengan adanya hal-hal di atas dan tidak lagi mau memperhatikan keadaan sekitarnya. Egoisme mulai tumbuh dalam hati mereka, sehingga mereka mulai berjalan keluar dari jalur Allah. Untuk sangatlah perlu adanya kesadaran dalam setiap gembala, baik gembala yang besar maupun yang kecil karena untuk tetap rendah hati dalam menikmati setiap berkat yang diberikan Tuhan dalam kehidupannya. Gembala yang rendah hati selalu merasa rendah di tempat yang tinggi, namun tidak selalu nyaman berada di tingkat yang rendah. Gembala yang rendah hati adalah gembala yang berhati hamba, yang menyadari bahwa dirinya hanyalah seorang pelayan Tuhan.
2.      Gembala koboi
Pernahkah melihat koboi ataupun mengenalnya? Mereka biasanya menggembalakan sekawanan ternak dengan menaiki kuda dan ditangannya ada semacam cambuk yang digunakan untuk memukul ternak yang tidak taat. Koboi berjalan dari belakang ternak peliharaan tersebut sambil berteriak agar ternak-ternak tersebut dapat berjalan sesuai dengan keinginannya. Bayangkan saja apabila seorang gembala jemat seperti koboi, apa yang akan terjadi dengan jemaatnya? Gembala koboi identik dengan gembala yang bersikap otoriter dalam pelayanannya; ia seperti seorang pemimpin tunggal yang tidak dapat diganggu gugat dan selalu bersifat egois.
Gembala koboi tidak begitu peduli dengan keadaan jemaatnya, ia lebih memperhatikan kehidupan pribadi dan keluarganya. Pengajarannya begitu keras dan selalu menghendaki agar semua perintahnya dilakukan dengan cepat dan tuntas. Keadaan seperti ini akan membuat jemaat tertekan dan bias saja mereka lari dari gembala yang demikian karena tidak tahan akan intimidasi yang gembala. Kedekatan gembala koboi dan jemaat tidak terlalu intim, hubungan mereka terlalu kaku, layaknya hubungan antara atsan suatu perusahaan dan bahwahannya.

BAB III
YESUS ADALAH GEMBALA YANG BAIK

Tuhan Yesus memperkenalkan dirinya sebagai gembala yang baik. Hal ini bukan memuji diri sendiri apalagi sombong bukan, tetapi Tuhan Yesus sedang mengkonfrontasikan diri-Nya dengan gembala legal konstitusional yang tidak baik, yakni gambaran orang-orang Farisi, yang tidak bersedia menerima kenyataan mujizat Tuhan Yesus yang menyembuhkan orang buta, salah seorang Israel, yang notabene dan seharusnya menjadi tanggungjawab orang Farisi untuk digembalakan. Mereka malah mengusirnya. Tentunya tindakan pengusiran itu menunjukkan ketidakbaikan gembala yang ada 
( Yoh 10). Bukti bahwa Tuhan Yesus Gembala yang baik adalah:
A.    Gembala yang baik mengenal dan dikenal domba-domba-Nya (Ay. 9-11).
Tidak berlebihan kalau Tuhan mengenal kita selaku domba-dombaNya karena Ia yang menciptakan kita. Ia mengambil rupa manusia (Flp. 2:5-7) sehingga Ia sangat tahu sifat dan segala sesuatu tentang manusia. Seperti pengenalan Bapa akan Anak dan pengenalan Anak akan Bapa, menjadi gambaran yang sangat jelas mengenai pengenalan seorang gembala akan domba-dombanya. Karena Dia adalah Allah, maka Ia sanggup memenuhi segala kebutuhan domba-dombaNya. Melalui kasih dan penggembalaan dan tuntunan-Nya, maka kita mengenal Dia sebagai gembala yang baik. Apakah Tuhan Yesus mengenal Saudara?Ya itu pasti Tetapi apakah Saudara mengenal Dia ? Dia yang menjawab doa-doa saya dan Saudara. Ia yang tahu apa yang menjadi kebutuhan kita dan sanggup memenuhinya. Ia yang bukan hanya tahu tetapi merasakan apa yang kita rasakan. Ia tahu apa yang eilami oleh orang-orang percaya yang adalah domba-domba-Nya dan Ia sanggup untuk meolong domba-domba-Nya. Akitab menyatakan bahwa Ia mengenal sejak dalam rahim ibu mu (Mzm. 139:13); Ia mengenal kita lebih dari kita mengenali diri kita sendiri (Yeh. 18:20); Ia juga tahu apa yang ada dalam hati kita dan pikiran kita (Mzm 139 :23).
  
B.     Gembala yang baik memberi yang terbaik bagi domba-domba-Nya (Ay. 15)
Tidak ada pemberian yang terbaik dari seorang gembala selain memberikan nyawanya bagi keselamatan domba-domba-Nya. Tuhan Yesus melakukan itu semua dengan kesediaan-Nya mati di kayu salib untuk menanggung dosa-dosa dan pelanggaran kita (1Ptr. 2:22-24). Hanya dengan percaya kepada-Nya kita mendapat pengampunan dosa-dosa dan kehidupan yang kekal (1Yoh. 1:9). Mungkin ketika Saudara membaca tulisan ini Saudara mempunyai berbagai kelemahan sehingga Saudara menjadi minder dan merasa kecil? Ingat baik-baik bahwa harga diri kita bukan dibangun di atas dasar kelebihan pribadi tetapi dibangun di atas dasar korban Tuhan Yesus di kayu salib. Bayangkan! Allah bersedia berkorban dikayu salib untuk Saudara pribadi. Betapa berharganya Saudaradan saya di mata Tuhan. Buang keminderan, pandang Dia yang menghargai Saudara, tatap masa depan dengan penuh harapan.

C.    Gembala yang baik menyatukan domba-domba-Nya (Ay. 16:18)
Perhatikan kalimat .. ada lagi pada-Ku domba-domba yang bukan dari kandang ini... ay 16. Tentunya yang dimaksudkan domba-domba yang bukan dari kandang ini adalah orang-orang kafir, saya dan saudara yang bukan orangYahudi. Perkataan Tuhan Yesus di atas merupakan kesaksian yang sangat penting mengenai Yesus, yang datang ke dunia bagi seluruh dunia. Perbedaan antara kandang domba dan kawanan domba dalam kalimat berikut menunjukan kepelbagaian yang terdapat dalam kalangan anak-anak Allah. Ada banyak kandang domba tetapi satu kawanan domba. Satu kawanan dengan satu gembala. Kesatuan kawanan tergantung kepada satu gembala yang baik, yang mempersatukan. Betapa ajaibnya Gembala baik kita.

D.  Gembala yang baik mengasihi domba -dombanya
  1. Ia mencukupi keperluan domba-dombanya                                       
a.       Kepeluan Jasmani (Mzm 23 : 1-2)
b.      Keperluan Jiwani (Mzm 23 : 3)
c.       Keperluan Rohani (Mzm 23 : 6)

  1. Ia menuntun domba-dombanya
a.       Menuntun pada jalan berkat (Mzm 3:9; 23:2)
b.      Menuntun pada jalan damai sejahtera ( Mzm 23 : 4)
c.       Menuntun pada jalan keselamatan( Yes 59 : 1 )
d.      Menuntun sampai dalam kekekalan ( Maz 23 : 6)
  1. Ia menjaga domba-dombanya
a.       Menjaga dari marabahaya (Mzm 27 : 5)
b.      Menjaga dari sakit -- penyakit (Mzm 91:2-6)
c.       Menjaga dari kebinasaan (Mzm 40 : 3)          
  1. Ia menyelamatkan domba dombanya dari musuh
a.       Musuh orang percaya adalah iblis (Kej 3:15)
b.      Di mana ada Allah, berseraklah musuhNya (Mzm 68 : 2)


BAB IV
KESIMPULAN

Ternyata  gembala yang baik mengenal dombanya. Gembala yang baik selalu memperhatikan dan menyapa jemaatnya. Malalui pmbahaan di atas telah dibuktikan bahwa Yesuslah gembala yang sesungguhnya dan satu-satunya dalam hidup manusia. Hal ini penting sebab dalam dunia ini bisa saja sadar atau tidak sadar ada banyak yang dijadikan gembala dan bukan Yesus. Tuhan Yesus sebagai gembala yang baik bersedia dan bahkan telah mati agar manusia sebagai dombanya diselamatkan, tidak binasa melainkan memperoleh kehidupan yang penuh bahagia yakni kehidupan kekal (Yoh. 3:16). Yesus juga mengetahui semua musuh orang percaya dan Yesus pasti melindung mereka dari musuh-musuh tersebut. Untuk itu jadilah domba yang patuh, penuh penyerahan diri, supaya dipelihara oleh Yesus. Dalam menghadapi banyak pilihan meminta petunjuk Tuhan. Tetaplah percaya kepada Tuhan dan tetap berserah walaupun keadaan tidak seperti yang diharapkan. Mengenal Gembala yang benar yakni Tuhan Yesus, terbukti dari kepatuhan kepada Firmannya dan selalu taat beribadah.




DAFTAR PUSTAKA
Berkhof, Luois. Teologi Sistematika. Surabaya: Momentum, 2009.
Enns, Paul. The Moody Hand Book of Thology. Malang: SAAT, 2008.
Little, Paul E. Kutahu yang Kupercaya. Bandung: Kalam Hidup, t.t.
Ryrie, Charles C. Teologi Dasar 2. Yogyakarta: ANDI, 2008.

Thiessen Henry C. Teologi Sistematika. Malang: Gandum Mas, 2000.

Jumat, 04 Agustus 2017

CALLING AND ELECTION 2 PETRUS 1:10

Ospek STA-Jember
Doa Malam bersama Calon Mahasiswa 
by: Pacel Zacharias

Apakah saudara yakin bahwa saudara telah dipanggil dan dipilih Allah? Apakah saudara yakin,  kalau saudara berada di tempat ini maka  saudara sementara  berada di dalam sebuah rencana Allah yaitu panggilan dan pilihan Allah. Saya kuatir bahkan takut kalau-kalau dalam pertengahan pertandingan saudara menjadi orang yang tersandung. Bahkan bukan saja tersandung namun jatuh dan akhirnya saudara ditinggalkan dalam arena pertandingan iman tersebut.
Kerinduan  saya adalah sekiranya saudara memiliki prinsip yang sama seperti rasul Paulus yaitu bahwa: aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun asal aku mencapai garis akhir (kis. 20:24). Bagi saya, sangatlah perlu untuk menyampaikan fakta atau kebenaran ini sebab sejarah di dalam Alkitab membuktikan bahwa yang berhasil dalam setiap gelanggang pertandingan iman adalah sisa-sisa  (“ Remain”) dari sekian banyaknya orang yang dipanggil oleh Allah. Dari sekian banyak orang yang hidup pada masa Nuh namun yang selamat hanya 8 orang. Dari sekian banyak orang yang yang keluar dari tanah Mesir namun yang berhasil memasuki tanah Kanaan hanyalah 2 generasi. Dari kedua belas murid Tuhan Yesus, yang berhasil hanya 11 murid. Itulah kebenaran: bahwa banyak dipanggil tetapi sedikit yang dipilih (mat. 22:14).
Akhirnya saya kembali ingin bertanya untuk meneguhkan saudara bahwa: apakah saudara adalah orang yang dipilih saat berada dalam panggilan itu.
Saya mau katakan bahwa status kita untuk saat ini adalah dipanggil, namun apakah saudara tetap berusaha dengan sungguh-sungguh dalam panggilan itu dan akhirnya saudara dipilih?
MAKA ITU RASUL PETRUS BERKATA: Karena itu saudara-saudaraku, berusahalah dengan sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh (ay. 10). Memang konteks firman ini ditulis oleh  Petrus untuk mengingatkan kalau para guru palsu sudah menyusup ke dalam Gereja. SEHINGGA:
Ø PETRUS  menyerukan orang Kristen untuk tetap bertumbuh dan tegak di dalam iman supaya mereka bisa mengenali dan memberantas penyebaran ajaran sesat.
Ø PETRUS JUGA menekankan keaslian Firman Tuhan dan kepastian kedatangan Yesus yang kedua kalinya.
Rasul Petrus mengingatkan orang-orang percaya pada waktu itu tentang:
a)  Waktunya singkat untuk tinggal bersama-sama dengan jemaat atau orang-orang percaya pada waktu itu (2 Ptr. 1:13-15), sementara gereja atau orang-orang percaya menghadapi bahaya besar (2 Ptr. 2:1-3). Yang saya mau bilang di poin ini yaitu kalau saudara yakin benar bahwa JIKA waktu SAUDARA singkat di STA-Jember hanya kurang lebih 3 atau 4 sedangkan masih banyak orang yang menantikanmu untuk DIBERI pengajaran yang alkitabiah maka saat ini saudara pasti mempersiapkan diri dengan baik sebelum keluar dari STA-Jember saat wisuda.
Karena begitu penting perihal memperhatikan umat yang dipercayakan Tuhan bagi seorang hamba Tuhan. MAKANYA rasul Paulus mengingatkan Timotius untuk memperhatikan dan mengawasi dirinya, pelayanannya dan pengajarannya sebab semuanya sangatlah penting untuk keselamatan dirinya sendiri dan semua orang yang mendengar ajarannya (1Tim. 4:16).
b)  Petrus menyerukan pembacanya untuk mengingat-ingat kembali (2 Ptr. 1:13) dan memperdalam pemikiran mereka dengan firman Tuhan atau pengajaran yang telah mereka terima oleh nabi-nabi kudus dan rasul-rasul (2 Ptr. 3:1-2). Supaya mereka dapat mengingat pengajaran itu dengan baik. Artinya Pada poin ini saya mau bilang lagi bahwa, jangan lupa firman Tuhan yang kamu dengar selama berada di STA-Jember supaya kelak engkau bertindak hati-hati sesuai dengan perkataan Tuhan agar suatu saat perjalananmu berhasil (Yos. 1:8).
c)   Petrus meminta agar orang-orang Kristen saat itu HARUS lebih dewasa dalam iman mereka yaitu dengan memahami hikmat Kristen dan memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan Yesus (2 Ptr. 1:5-9).
Bagaimana caranya agar panggilan dan pilihan kita makin teguh di dalam Tuhan?
1)Bertumbuhlah dalam kasih karunia (2 Ptr. 1:2-4)
Maksud bertumbuhlah dalam kasih karunia artinya kita harus semakin dewasa dan sadar akan kebaikan hati Allah (Terj. Sederhana Indonesia)
2)Milikilah pengenalan yang benar dengan Tuhan Yesus guru agung kita bahkan Juruselamat kita (1:2, 3, 8; 3:18).
SAUDARA TIDAK MUNGKIN DENGAN GIAT MAU BELAJAR TENTANG DIA JIKA SAUDARA sendiri BELUM ATAU TIDAK MEMILIKI PENGENALAN YANG SERIUS DAN BENAR AKAN DIA. AKIBATNYA SAUDARA BERADA DI SINI HANYA MEMBUANG-BUANG WAKTU SAJA DENGAN Hpan, Facebookan, Whatssappan, Igman, dan lain sebagainya. Tetapi jikalau saudara mengenal dia dengan baik maka saya percaya bahwa saudara AKAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH BERUSAHA UNTUK.......(Ayat 5-7). Artinya pengenalan saudara dengan Tuhan Yesus tergantung pada imanmu, kebajikanmu, pengetahuanmu, penguasaan dirimu, ketekunanmu, kesalehanmu dan kasihmu. Wow sungguh komplit atau sungguh indahnya kita merespons panggilan dan pilihan Allah dalam hidup kita.
3)  Belajarlah tentang Dia dengan tekunlah dalam pengajaran kita suci maka saudara pasti memahami kehendak dan rencanaNya

Akhirnya, saya ingin memastikan semua yang ada di ruangan ini bahwa kita semua adalah orang-orang yang dipanggil dan dipilih oleh Allah sebelum dunia dijadikan (Ef. 1:3, 11). Saya sangat yakin bahwa semua yang ada di tempat ini adalah orang-orang yang sudah dipanggil dan dipilih oleh Allah. Kita ada di sini bukan karena keinginan diri sendiri melainkan karena panggilan Allah melalui perjumpaan kita dengan Tuhan Yesus. Amen

Sabtu, 17 Desember 2016

Kehadiran yang memberi kesan indah Matius 2:1-12


Ibadah Pemuda GPdI "Ekklesia" Jember
Oleh : Pacel Zacharias

Sungguh suatu thema yang unik dan menarik? Kenapa menarik? Menarik sebab jarang kita temukan bahwa dalam sebuah kehadiran mengandung kesan. Untung-untungan kalau kesan dari kehadiran itu indah atau menarik. Jarang sekali kita menjumpai bahwa dalam kehadiran seseorang terkesan sesuatu yang menarik atau sukar untuk dilupakan sejarah atau ceritanya. Terkadang kita menjumpai bahwa setelah kita berjumpa dengan orang atau orang berjumpa dengan kita malah orang tersebut tidak ingin berteman dengan kita lagi.  Pernahkah saudara mengalami pengalaman demikian?  Pada cerita kali ini kita menjumpai atau melihat bahwa adanya kesan yang indah dan juga tidak indah dari kehadiran Tuhan Yesus Kristus. Indahnya kehadiran Yesus bagi para Majus pada waktu itu tetapi menjadi momok bagi Raja Herodes serta seluruh Yerusalem (ay.3). Bagi Para majus, inilah moment atau suatu kenyataan yang ditunggu-tunggu oleh mereka, tetapi bagi Raja Herodes inilah Kehadiran yang membawa bencana.
Coba kita perhatikan Matius 2:2, respons para majus saat mereka mendengar berita dan melihat tanda dari bintang di timur bahwa hadirnya seorang Raja (yang dikatakan para Nabi PL:  Raja yang memerintah orang Yahudi atau Israel?). Kata orang majus: KAMI DATANG UNTUK MENYEMBAH DIA (Ay. 2). SEDANGKAN RESPONS RAJA HERODES,
1)         Herodes terkejut (mendengar hal itu “Terkejutlah Ia beserta seluruh Yerusalem” (Ay. 3).
2)         Herodes mengumpulkan semua imam kepala dan ahli taurat bangsa Yahudi (ay. 4)
3)         Herodes meminta keterangan dari mereka tentang apakah benar Mesias itu dilahirkan (ay. 4)
4)         Herodes diam-diam memanggil orang-orang majus untuk mencari tahu apakah benar Mesias lahir dan memberi kabar kepadanya tentang dimana Mesias lahir supaya ia datang menyembahNya (ay. 7-8). Inilah yang saya maksudkan dengan kehadiran yang memberi kesan. Tapi sungguh sangat disayangkan kesan yang kita jumpai adalah kesan yang sungguh-sungguh mengecewakan.
SAUDARA-SAUDARA YANG DIBERKATI TUHAN, saya sangat tertarik dengan Tulisan Matius berkenaan dengan kesan yang kita baca dan renungkan bersama hari ini.
Kesannya ialah: saat orang majus melihat tanda bahwa telah hadir seorang raja yang luar biasa di bumi pada waktu itu maka,
Yang Pertama, orang majus datang dari timur ke Yerusalem hanya untuk menjumpai Mesias tersebut.
Yang Kedua, Dan Bertanya-tanya: Dimanakah Dia, Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?
Perhatikanlah! Kata “BERTANYA-TANYA” artinya mereka tidak hanya bertanya sekali, namun bertanya secara terus menerus. Bisa saja mereka pergi ke sana kemari dan bertanya-tanya untuk menjumpai Yesus.
Saya kemudian merenungkan ayat ini terus menerus bahwa ternyata “Bagi para Majus kehadiran Yesus yang adalah Raja orang Yahudi adalah memberi pengharapan baru  dan memberi kesan yang indah luar biasa bagi mereka pada saat itu.
Saya kemudian Merenung dan berpikir serta mengemukakan sebuah pertanyaan yang begitu dramatis: SAMPAI SEJAUH INI, APAKAH KEHADIRAN YESUS MEMBERI KESAN YANG INDAH DALAM HIDUPMU?
UNTUK MENDAPATKAN JAWABAN DARI PERTANYAAN SUBSTANSIAL TERSEBUT, SAYA MEMBERIKAN BEBERAPA PERTANYAAN PELENGKAP YAITU:
a)      Sejauh ini, apakah saudara pernah mengalami kehadiran Yesus yang benar-benar memberi kesan yang indah?
b)      Jika pernah, apakah kesan yang indah itu kamu respons dengan kamu sungguh-sungguh dengan datang kepada Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Raja kita? Atau saat kita datang kepada Yesus hanya sebatas formalitas? Kalau hari sabtu kita datang ibadah karena memang waktu perkumpulan pemuda untuk beribadah.
c)      Jika tidak pernah, apakah saudara masih tetap berusaha untuk mendapat kesan yang tak terlupakan saat datang pada Yesus?
SAUDARA, SAYA MELIHAT DARI INJIL MATIUS HINGGA YOHANES, ketika seseorang datang kepada Yesus maka selalu ada kesan yang terlupakan yang dialami orang yang berjumpa dengan Yesus. Sebagai contoh: PERKAWINAN DI KANA (YOH. 2:1-11). KESANNYA ADALAH TUAN PESTA BERJUMPA DENGAN YESUS, KEBUTUHANNYA DIPENUHI OLEH YESUS
SAAT BARTIMEUS DATANG KEPADA YESUS, DIA MENGALAMI MUKJIZAT YAITU MELIHAT. SAAT YESUS DATANG KE RUMAH ZAKHEUS DIA MENJADI BERTOBAT (LUK. 19:1-10).
TUHAN YESUS SENDIRI BERKATA BAHWA “MARILAH KEPADAKU MATIUS 11:28, DIA MEMBERI KELEGAAN KEPADA KITA. DAN MASIH BANYAK CERITA LAGI DI DALAM ALKITAB YANG TIDAK SAYA SEBUTKAN DI SINI. KATA YOHANES MURID YESUS: MASIH BANYAK HAL-HAL LAIN YANG DIPERBUAT YESUS, TETAPI JIKALAU SEMUANYA ITU HARUS DITULISKAN SATU PER SATU, MAKA AGAKNYA DUNIA INI TIDAK DAPAT MEMUAT SEMUA KITAB YANG HARUS DITULIS ITU (YOH. 21:25).
SELALU ADA PERTOLONGAN SAAT KITA DATANG KEPADA YESUS. KETIKA PARA MAJUS DATANG KEPADA YESUS MEREKA MENGALAMI SUKACITA BESAR DARI TUHAN. MUNGKIN HARI ITU MEREKA MEMILIKI BANYAK PERGUMULAN ATAU PERSOALAN HIDUP NAMUN SAAT DATANG PADA TUHAN YESUS MASALAH DUKACITA BERUBAH MENJADI SUKACITA YANG BESAR (MATIUS  2:10). MESKIPUN MEREKA CAPEK JALAN KAKI NAMUN SAAT JUMPA TUHAN CAPEK ATAU DUKACITA BERUBAH MENJADI SUKACITA BESAR (YOH. 15:11 & 16:24)
ARTINYA: KESAN INDAH SAAT KITA BENAR-BENAR DATANG DAN MENYEMBAH YESUS YAITU KITA BENAR-BENAR MENGALAMI SUKACITANYA TUHAN.
PERTANYAANNYA: APAKAH SAUDARA BENAR-BENAR MENGALAMI SUKACITA TUHAN? Jawabannya: Sukacita yang sejati hanya kita temukan di dalam Tuhan Yesus (Filipi 4:4)
Kalau kita belum benar-benar mengalami sukacita dari Tuhan maka kita belum mengalami dampak dari kehadiran Yesus. Kok bisa? Apa penyebabnya? PENYEBABNYA adalah pelanggaran dan dosa-dosa kita. Dalam Nehemia 8:11, Nehemia berkata bahwa sukacita Tuhan itu adalah perlindungan kita.
Jangan coba-coba mencari sukacita di luar Tuhan sebab jika kita mencari sukacita di luar Tuhan maka Tuhan pasti menghukum kita. Kata Yesus: Marilah kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Mat. 11:28). Inilah makna dan hadia natal bagi kita semua saat. Persiapkanlah dirimu untuk menerima kehadiranNya sebab kehadiranNya adalah kehadiran yang selalu memberikan kesan yang indah dan tak terlupakan selama-lamanya. Kata Yesus: Tinggallah di dalam Aku dan FirmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya (Yoh. 15:7). Selamat hari natal Yesus memberkati. Haleluya. Amen.

Senin, 21 November 2016

HEART OF A SERVANT – THE PRICE MUST YOU PAY “HARGA YANG HARUS DIBAYAR DALAM PEAYANAN KRISTEN” (ROMA 12:1,6-9)


Ringkasan Khotbah di Ibadah HUT Pemuda Remaja GPdI Ekklesia Jember Hari Sabtu, 12 November 2016 oleh Pdt. Lies Soriton.

Tuhan Yesus memberikan kepada setiap orang karunia-karunia yang berlainan. Kita bertanggungjawab untuk melakukan pelayanan sesuai dengan karunia yang kita miliki.
Kita harus menemukan dan mengembangkan karunia-karunia kita. Harus ada harga yang kita bayar. (ay.1) Melayani Tuhan perlu pengorbanan. Persembahkan tubuh kita untuk dipakai Tuhan dan tinggalkan segala dosa.
Kita harus menemukan karunia rohani apa yang kita miliki. Karunia rohani:
1.       Karunia Pelayanan (Efesus 4:11) – berguna untuk menyatakan rencana Allah yang Agung.
Jabatan-jabatan yang Allah berikan antara lain: rasul, nabi, penginjil, gembala, guru.
a.       Rasul – bisa mencakup semua karunia yang Tuhan berikan.
Rasul diibaratkan sebagai ibu jari. Ibu jari adalah jari yang dapat menyentuh jari-jari yang lain. Rasul dipakai oleh Tuhan dengan berbagai macam karunia.
b.      Nabi – penyambung lidah, tugas dan tanggungjawabnya adalah menyampaikan Firman Tuhan.
Nabi diibaratkan sebagai jari telunjuk. Jari telunjuk biasa digunakan untuk menunjuk. Nabi mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk menegur, menasihati orang yang tidak hidup seturut kehendak Tuhan dan menunjukkan jalan yang benar yang harus dilalui oleh setiap orang.
c.       Penginjil – dipanggil untuk menjadi saksi Yesus.
Penginjil diibaratkan sebagai jari tengah. Jari tengah adalah jari yang menjadi pusat perhatian karena posisinya yang berada di tengah dan ukurannya yang paling panjang dibanding dengan jari-jari lainnya. Penginjil mendapat perhatian banyak orang karena menyaksikan tentang Tuhan Yesus.
d.      Gembala – mengemban tugas menggembalakan jiwa-jiwa.
Gembala diibaratkan sebagai jari manis. Jari manis biasa dipakaikan cincin pernikahan. Gembala menikah dengan gereja, dipersatukan dengan gereja.
e.      Guru – meletakkan dasar iman, suka belajar.
Guru diibaratkan sebagai jari kelingking. Jari kelingking tampak kecil, namun dapat menjangkau bagian-bagian sempit. Guru (Pendidikan Agama Kristen)  mungkin dianggap jabatan yang biasa-biasa saja, namun melalui seorang guru (Pendidikan Agama Kristen) kita belajar sesuatu, kita dapat mengenal Yesus sehingga kita memiliki iman dan pengharapan di dalam-Nya.

2.       Karunia pernyataan (1 Korintus 12-4-11) – perkataan, kuasa, pemwahyuan.
a.       Perkataan – nubuat (berbahasa roh, menafsirkan bahasa roh dengan tujuan untuk membangun, dsb.)
b.      Kuasa – mengerjakan sesuatu (iman khusus, karunia untuk menyembuhkan, dsb.)
c.       Pemwahyuan – kata-kata hikmat, kata-kata yang benar dan tidak menyimpang, kemaampuan untuk membedakan berbagai roh.

·   Bagaimana cara mengetahui karunia kita?
a.       Mengikuti pogram pelatihan.
b.      Melayani bersama orang yang sudah berpengalaman.
c.       Mencoba semua jenis/bentuk pelayanan.
d.      Semangat terus dalam melayani Tuhan sesuai dengan kemampuan.
e.      Tidak menyerah atas suatu kegagalan.
f.        Minta pendapat orang yang dewasa rohaninya.

Semangat pelayanan kita terletak pada contoh/teladan Tuhan Yesus.
-          Sikap rela berkorban (Flp. 2:5-9).
-          Sikap rendah hati (Mrk. 10:45).
-          Taat dan setia.
-          Tidak mendendam (Luk.23:34).
Kesimpulan:
Dalam melayani Tuhan – dibutuhkan pengorbanan dalam bentuk apapun, kita perlu mengetahui karunia apa yang kita miliki, harus memiliki sikap rela berkorban, rendah hati, taat dan setia, tidak mendendam (meneladani Tuhan Yesus).
^_^ Tuhan Yesus memberkati ^_^