Selasa, 19 September 2017

AJARAN MANUSIA (ANTROPOLOGI)



BAB I
                                                              PENDAHULUAN           
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah (Kej. 1:27) yang paling mulia dan berharga (Yes. 43:4). Manusia diciptakan Allah dengan tujuan untuk memuliakan Allah dan memelihara serta melestarikan ciptaan Allah lainnya. Allah menjadikan manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia bukan ada dengan sendirinya melainkan bahwa ada yang menciptakannya, yaitu Tuhan Allah sendiri. Dialah yang menciptakan manusia yang semula belum ada sehingga menjadi ada. Jadi manusia ada karena kehendak Allah. Manusia bukanlah keturunan Tuhan Allah, ia juga bukan mengalir keluar daripada Allah tetapi ia diciptakan oleh Allah. Manusia diciptakan dengan begitu rupa, penuh kebijaksanaan dan memiliki kehendak bebas.
Manusia yang pada awalnya sempurna jatuh ke dalam dosa akibat kesalahan mereka sendiri (Kej. 3), hal ini membuat manusia berdosa dan terpisah dari Allah. Manusia tidak dapat lagi bersekutu dengan Allah melalui usaha mereka, sehingga Allah mengaruniakan Yesus ke dalam dunia untuk membebaskan manusia yang berdosa supaya hubungan manusia dengan Allah dapat diperbaiki kembali. Karya pengorbanan Yesus membuktikan bahwa manusia sangat berharga di mata Allah. Manusia tidak dapat hidup terpisah dari Allah, mereka sangat bergantung kepada Allah, sehingga manusia harus bersyukur atas kedatangan Yesus ke dalam dunia untuk memperdamaikan merek dengan Allah.


BAB II
AJARAN TENTANG MANUSIA
A.    Kitab-kitab Injil Sinoptik
1.      Keunggulan manusia atas binatang
Pada Yesus berkata, “Kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit” (Mat. 10:31) menunjukkan perbandingan yang nyata antara manusia dan binatang. Yesus juga mengecam mereka yang mempersolakan tentang penyembuhan pada hari sabat, pada hal mereka sendiri akan menyelamatkan hewan mereka pada hari sabat apabila hewan itu jatuh ke dalam lubang (Mat. 12:10-11).
2.      Nilai manusia yang sangat besar di hadapan Allah
Nilai-nilai manusi dapat dilihat dalam pernyataan-pernyataan seperti Matius 16:26; Markus 8:37; Lukas 9:25 yang memperoleh seluruh dunia ini tetapi kehilangan nyawa. Hal ini berarti bahwa nilai manusia lebih tinggi daripada prestasi, milik, dan kuasanya, namun nilai-nilai rohani lebih penting dari nilai jasmani (Mrk. 9:43-47).
3.      Pandangan Yesus mengenai “daging”
Kenajisan seseorang bukan  bersal dari dalam dirinya sendiri dan bukan karena pengaruh dari luar (Mrk. 7:14). Kenajisan itu berasal dari pikiran manusia, bukan dari dagingnya (Mat. 26:41; Mrk. 14:38).
4.      Pandangan Yesus mengenai manusia dalam masyarakat
Melalui teladan dan pengajaran-Nya, Yesus dengan jelas menyatakan bahwa manusia tidak pernah dimaksudkan untuk hidup secara individual tanpa memperdulikan orang lain di sekitanya. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain. Yesus sendiri menunjukkan teladan-Nya sebagi manusia berjiwa sosial dengan menaruh rasa prihatin terhadap orang-orang terendah dalam masyarakat, orang-orang miskin dan melarat, orang-orang tuli, orang-orang buta dan lumpuh (Mat. 11:4-6). Ia bergaul dengan orang-orang tercela seperti para pemungut cukai dan orang-orang berdosa (Mat. 11:19). Khotbah di Bukit berisi banyak perintah yang tidak akan berarti sama sekali jika manusia itu hanya bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Ia harus bermurah hati terhadap orang lain (Mat. 5:7); bertindak sebagai pembawa damai (Mat. 5:9); membawa terang dan bercahaya bagi orang lain (Mat. 5:16); dan lain sebagainya.
Tanpa dinyatakan secara eksplisit, tersirat bahwa seseorang dalam bersikap dan bertindak harus memperhitungkan tanggung jawabnya dalam masyarakat. Khotbah di Bukit harus dianggap sebagai bukti yang tidak dapat disangkal bahwa tujuan manusia tidak hanya bertanggung jawab kepada Allah  dalam kehidupan pribadi, melainkan juga bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat.
5.      Tanggung jawab manusia secara pribadi
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah diharapkan untuk mentaati perintah-perintah Allah. Manusia dituntut untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah dan dapat mempertanggungjawabkan dirinya secara individu di hadapan Allah. Apabila manusia hanya hidup untuk menyenangkan dirinya sendiri tidak akan pernah melakukan tuntutan ini. Ketaatan yang dituntut bukan merupakan belenggu yag mengikat jiwa, tetapi sebagai wujud penyerahan sepenuh hati manusia kepada kehendak Allah yang sempurna. Lukas mencatat perkataan Yesus, “Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata bahwa kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna, kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan (Luk. 17:10).
Dalam diri manusia terdapat natur  ketaatan kepada Allah. Manusia diajarkan untuk tidak membanggakan keberhasilannya, karena segala sesuatu adalah dari Allah. Apa yang dilakukan oleh manusia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, baik kehidupan kudus ataupun berdosa. Manusia bertangung jawab atas perbuatannya sendiri terhadap Allah.     
6.      Hubungan laki-laki dengan perempuan
Orang-orang Yahudi menganggap bahwa perempuan adalah kaum yang lebih rendah, sehingga tidak dihormati. Perbedaan antara laki-laki dan peremuan yang sedemikian besar sehingga perempuan tidak dapat bergabung dengan laki-laki secara setaraf dalam pendidikan agama maupun ibadah. Ajaran Yesus memberikan pengertian menyeluruh tentang kedudukan yang benar mengenai perbedaan seks dalam ajaran PB mengenai manusia. Kisah kelahiran Yesus yang diceritakan oleh Matius dan Lukas terpusat pada peristiwa kelahiran dari seorang anak dara, hal ini menempatkan seorang perempuan yang bernama Maria pada posisi terhormat (Luk. 1:28). Ia menjadi alat yang dipakai Allah untuk menjelmakan diri-Nya dalam diri manusia. Semua catatan kitab-kitab injil Sinoptik mengenai masa kesengsaraan  dan kebangkitan Yesus menekankan pentingnya peranan perempuan.
Mungkin orang melihat bahwa Yesus memilih hanya laki-laki saja sebagai murid-murid-nya, padahal pendukung yang mengikuti Yesus mencakup perempuan juga. Lukas mencatat bahwa pelayanan Yesus dan murid-murid-bersama beberapa perempuan yang melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka (Luk. 8:1-3). Yesus juga mengutip ayat dari PL tentang dasar pernikahan yaitu “laki-laki dan perempuan menjadi satu daging” (Mat. 19:4; Mrk. 10:6). Hal ini membuat ikatan pernikahan mempunyai dasar yang teguh dan juga berarti bahwa Ia mengakui kesamaan kedudukan perempuan dan laki-laki.
Ketika Yesus dibawa ke Golgota, di antara sekian banyak orang yang mengikuti-Nya terdapat beberapa perempuan yang menangisi dan meratapi-Nya (Luk. 23:27). Mereka juga berada di kubur sewaktu kabar pertama tentang kebangkitan Yesus diberitakan (Luk. 24:1). Berdasarkan semua ulasan di atas, Yesus membungkam pandangan Yahudi bahwa perempuan lebih rendah dari laki-laki. Ia mengajarkan bahwa perempuan dan laki-laki sama derajatnya di hadapan Allah.   
7.      Pendekatan Yesus terhadap anak-anak
Dibandingkan dengan orang-orang sezaman-Nya, Yesus memperlihatkan pendekatan yang bersifat manusiawi dan lemah lembut terhadap anak-anak. Salah satu dari skandal-skandal terbesar pada zaman kuno adalah dengan kejam membuang anak-anak yang tidak diinginkan ke dalam tempat sampah. Yesus menentang hal itu dengan menyambut anak-anak dengan mengecam murid-murid-Nya yang menghalang-halangi anak-anak datang kepada-Nya (Mat. 19:13). Ia juga menegaskan bahwa orang-orang seperti itulah yang empunya kerajaan Sorga. Maksud dari perkataan-Nya ini dijelaskan dalam perikop yang membicarakan tentang kerendahan hati dan untuk hal itu Yesus menggunakan contoh  kecil (Mat. 18:1-5). Ia menegaskan bahwa barangsiapa menyesatkan seorang anak kecil akan diberi hukuman yang berat (Mat. 18:6). Perlindungan secara khusus dari Allah diberikan kepada anak-anak (Mat. 18:10, 14). Setelah Yesus memasuki kota Yerusalem, anak-anaklah yang menyerukan hosanna dalam Bait Allah (Mat. 21:15). Dalam ajaran-Nya ini, Yesus memperlihatkan betapa pentingnya seorang anak dan faktor ini harus diperlihatkan pada saat kita mempelajari ajaran-Nya tentang manusia.  

B.     Injil Yohanes
Ajaran tentang manusia dalam injil Yohanes menerangkan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah. Allah adalah terang dan sumber kehidupan manusia (Yoh. 1:4) dan hanya ada satu terang yang sesungguhnya (Yoh. 1:9). Injil Yohanes memberikan informasi tentang manusia yang utuh, dengan kasih karunia dan kebenaran (Yoh. 1:17). Dibandingkan dengan ajaran-ajaran kitab injil Sinoptik, Yohanes memberikan banyak catatan khusus mengenai Yesus secara sejati; hal ini berhubungan langsung dengan ajaran Yohanes tentang manusia. Sifat manusiawi dalam diri Yesus terbukti melalui: Ia merasa letih (Yoh. 4:6); haus (Yoh. 4:7); terharu dan menangis (Yoh. 11:33-35). Sebagai manusia sejati Yesus sangat bergantung kepada Bapa (Yoh. 6:38), kemanusiaan yang sejati itu harus mencakup unsur kebergantungan manusia.
 Tidak ada gambaran yang lebih mantap mengenai pribadi seorang manusia daripada gambaran yang diberikan oleh Yohanes mengenai Yesus sebagai manusia yang nyata, yang menghadapi situasi yang suram dengan sikap berwibawa yang begitu menakjubkan, karena Ia hidup bergantung sepenuhnya kepada Allah. Manusia hanya dapat disebut manusia yang sesungguhnya apabila ia hidup sepenuhnya dalam persekutuan dengan Allah, sama seperti yang dilakukan oleh Yesus. Segi lain dari pengertian manusia yang sejati yang tampak dalam ajaran Yesus menurut Yohanes ialah bahwa hal-hal rohani lebih penting daripada hal-hal yang bersifat jasmani. Seseorang manusia yang sejati juga harus mendahulukan kepentingan orang lain.
Catatan Yohanes mengenai kodrat manusia sangat sedikit. Berbagai macam kata digunakan untuk menyebut manusia dan pemakaiannya berbeda-beda, yaitu:
1.      Anthropos
Kata anthropos sering dipakai untuk menyebut manusia secara umum (Yoh. 1:4, 9; 2:25; 7:22-23; 8:17; 11:50; 16:21; 17:6; 18:17; 19:5). Kata anthropos menyatakan perbedaan khusus antara manusia dan Allah (Yoh. 3:27; 5:34; 10:33). Menurut Yohanes 3:19, manusia lebih menyukai kegelapan dari pada Allah, dengan  kata lain anthropos berlawanan dengan Allah.
2.      Psukhe atau nyawa (Yoh. 12:25; 13:37; 15:13)
Dalam Yohanes 10:24 kata ini digunakan dalam arti hati nurani atau jiwa manusia.
3.      Sarx
Kata sarx artinya bertentangan dengan Allah (Yoh. 8:15). Oleh karena itu, sarx dalam tulisan-tulisan Yohanes kadang-kadang berarti manusia yang terpisah dari Roh Allah. Namun istilah tersebut juga digunakan untuk menggambarkan kehidupan Yesus sebagai manusia (Yoh. 1:14; 6:51-56).
4.      Soma
Soma atau tubuh digunakan hanya untuk tubuh Yesus yang disalibkan (Yoh. 2:21; 19:38; 20:12).
            Dalam tulisan-tulisan Yohanes jelas terlihat bahwa manusia mempunyai nilai yang tinggi dalam pandangan Allah, meskipun keadaannya sekarang sangat bertentangan dengan Allah. Yesus menjelma menjadi manusia menjadi bukti bahwa manusia berharga di mata Allah. Dalam keseluruhan injil Yohanes diperlihatkan pertentangan antara bagaimana keadaan manusia yang diharapkan dan bagaimana keadaan manusia dalam kenyataan. Pesan Yesus dalam injil Yohanes ialah hanya oleh iman kepada-Nya kesempatan terbuka bagi manusia untuk memperoleh keadaan diri yang seutuhnya.

C.     Kisah Para Rasul
Dalam Kisah Para Rasul terdapat beberapa pokok khusus mengenai ajaran manusia yang tidak terdapat dalam kitab-kitab injil Sinoptik. Dalam kitab-kitab ini yang menjadi pusat perhatian bukan ditunjukkan kepada Yesus sebagai manusia sejati tetapi pada Dia yang disalibkan. Manusia dipandang sebagai makhluk yang harus taat kepada Allah (Kis. 5:29, 32), hal ini ditunjukkan oleh Petrus dan Yohanes ketika diperhadapkan di depan Mahkamah Agama; dengan tegas mereka memutuskan untuk taat kepada Allah dari pada kepada Mahkamah Agama (Kis. 4:19). Ketidaktaatan orang-orang Israel merupakan salah satu tema utama dalam pembelaan Stefanus (Kis. 7:39) dimana mereka senantiasa menentang Roh Kudus sama seperti nenek moyangnya pada zaman dauhulu (Kis.7:51). Kegagalan manusia pada masa lampau maupun masa kini untuk mencapai ketaatan yang sempurna itu justru lebih menonjolkan pola nyata dan manusia diciptakan untuk hidup menurut pola itu.
Segi yang paling istimewa dalam Kisah Para Rasul ialah kesadaran bahwa semua orang, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, sama kedudukannya di hadapan Allah. Hal ini dapat kita lihat dari kehidupan Kornelius dan keluarganya yang bukan Yahudi masuk ke dalam lingkungan jemaat Kristen dengan kedudukan yang sama. Hal ini menandakan suatu perkembangan yang sangat penting dalam ajaran Kristen mula-mula mengenai manusia, dimana selanjutnya konsili Yerusalem menetapkan suatu keputusan bahwa tidak ada keharusan bagi orang-orang bukan Yahudi untuk diselamatkan. Rintangan-rintangan ras dihapuskan dan manusia dipandang sebagai manusia dan bukan hanya sebagai anggota suatu kelompok etnis.
Segi lain yang menonjol dalam Kisah Para Rasul ialah cara mengakui manusia dalam segi manusianya. Cara hidup jemaat mula-mula merupakan suatu kesaksian tentang adanya rasa sosial yang kuat di antara mereka (Kis. 4:32). Mereka hidup bukan hanya untuk kepentingan diri-sendiri tetapi terdapat rasa solidaritas yang tinggi yang mereka lakukan secara sukarela. Hal ini juga memunculkan tindakan-tindakan dalam bentuk pertolongan di lingkungan jemaat Kristen, seperti member bantuan, mengirimkan sumbangan kepada jemaat-jemaat yang membutuhkan (Kis. 6:1; 11:29). Sebelum Kornelius betobat dalam iman Kristen, ia sudah terkenal karena kemurahn hatinya (Kis. 10:2) dan Paulus juga member pesan pada para penatua di Efesus agar membantu orang-orang yang lemah (Kis. 20:35).
Di dalam kitab ini juga memperlihatkan kedudukan manusia yang sama (perempuan maupun laki-laki). Hal ini dapat kita lihat ketika peristiwa loteng di Yerusalem di mana perempuan juga turut hadir dan pada hari Pentakosta mereka juga menerima pencurahan Roh Kudus tanpa perbedaan apapun (Kis. 1:14). Petrus juga mengutip nubuatan nabi Yoel bahwa “anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan” akan bernubuat (Kis. 2:17). Semua manusia baik laki-laki maupun perempuan memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan. Hal ini disambut baik oleh jemaat mula-mula dan kita dapat melihat ada beberapa perempuan yang cukup menonjol dalam pelayanan Paulus (Kis. 18:2, 26). Perempuan dan laki-laki juga memiliki tanggung jawab yang sama seperti yang dialami oleh Safira dengan suaminya Ananias ketika mereka mendustai Roh Kudus (Kis. 5:1-11). Beberapa orang menganggap bahwa Kisah Para Rasul terdapat sebuah perikop yang menyajikan suatu pandangan tentang manusia yang berbeda dengan pandangan PB. Dalam khotbah Paulus di Areopagus (Kis. 17) terdapat suatu pernyataan yang dianggap pandangan Helenistik mengenai manusia. Orang-orang didorong untuk mencari Allah atas dasar pemikiran bahwa Dia berada tidak jauh ari masing-masing pribadi kita. Orang-orang Stoa mengajukan gagasan tentang adanya hubungan keluarga antara manusia dan Allah. Jelas bahwa gagasan-gagasan tersebut terasa asing bagi PB karena berasal dari pemikiran Yunani.

BAB III
KESIMPULAN
Manusia yang adalah ciptaan Allah jatuh ke dalam dosa dan terpisah dari Allah. Allah menunjukkan kasih-Nya kepada manusia dengan mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan manusia ciptaan-Nya. Ternyata manusia sangat berharga di mata Allah sehingga Allah rela mati untuk manusia. Sebagai ciptaan baru (orang-orang yang telah ditebus), manusia harus bergantung sepenuhnya kepada Allah karena Allah adalah sumber kehidupan manusia (Yoh. 14:6). Allah sanggup mencukupi kebutuhan manusia, baik kebutuhan roh, jiwa, dan tubuh.
Perlu disadari bahwa di hadapan Allah, manusia itu sama dan sederajat. Allah tidak memandang bulu, apakah Yahudi, non-Yahudi; pria atau wanita; anak-anak atau orang dewasa; kaya atau miskin; budak atau orang merdeka semuanya sama dan berharga di mata Allah.   Untuk itu sebagai orang-orang tebusan Allah, tiadak ada alasan untuk menyombongkan diri dengan apa yang dimiliki, karena semua itu berasal dari Allah. Tugas orang-orang tebusan Allah dalah memuliakan Allah dan mengasihi sesama seperti diri sendiri (Mat. 22:37-39).  
Sumber-Sumber:
Guthrie, Donald. Teologi PB 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996. Hal. 148-166.
Hadiwijono, Harun. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009. Hal. 168, 173.
Subandrijo, Bambang. Menyingkap Pesan-pesan PB 1. Bandung: BMI, 2010. Hal. 77-80.
Daftar Ayat-Ayat:
1.      Kejadian 1:27: Maka Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakannya dia; laki-laki dan perempuan diciptakannya mereka.
2.      Yesaya 43:4: Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.
3.      Mat. 5:7: Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
4.      Mat. 5:9: Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
5.      Mat. 5:16: Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
6.      Matius 10:31: Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari banyak burung pipit.
7.      Mat. 11:4-6, 19: Yesus menjawab mereka: “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengan dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak kecewa dan menolak Aku. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: “Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh kuasa-Nya.”
8.      Matius 12:10-11: Di situ seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka bertanya kepadanya: “Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat?” Maksud mereka ialah supaya dapat mempersalahkan Dia. Tetapi Yesus bekata kepada mereka: “Jika seorng ari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya?
9.      Matius 16:26: Apakah gunanya seorang memperoleh seluruh sunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? (Lukas 9:25).
10.  Mat. 18:1-6, 10, 14: Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: “Aku berkata kepadmu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi sama seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerjaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.” Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil iniyang oercaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut (Mrk. 9:43-47).
11.  Mat. 19:4, 13: Jawab Yesus: “Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjdikan mereka laki-laki dan perempuan? Ay. 13: Lalu orang membawa anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkantangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
12.  Mat. 21:15: Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: “Hosana bagi Anak Daud!” hati mereka sangat jengkel
13.  Mat. 22:37-39: Jawab Yesus kepadanya: “kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Inilah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukun yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
14.  Matius 26:41: Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaaan, roh memang penurut, tetapi daging lemah (Mrk. 14:38).
15.  Markus 7:14: Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka; “Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah.”
16.   Markus 8:37: Karena apa yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
17.  Mrk. 10:6: Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan.
18.  Luk. 1:28: Ketika malaikat itu masuk ke rumah maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”
19.  Luk. 8:2-3: dan juga beberpa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana istri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan itu nelayani rombongan dengan kekayaan mereka.
20.  Luk. 17:10: Demikianlah juga kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.”
21.  Luk. 23:27: Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia.
22.  Luk. 24:1: tetapi pagi-pagi benr pada ari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka.
23.  Yoh. 1:4, 9, 14, 17: Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia-manusia. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan yang diberikan-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datangnya dari Yesus Kristus.
24.  Yoh. 2:21: Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah adalah tubuh-Nya sendiri.
25.  Yoh. 3:27: Jawab Yohanes: “Tidak seorang pun yang dapat mengambil sesuatubagi dirinya, kalu tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.
26.  Yoh. 4:6-7:Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus dangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimbah air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum.”
27.  Yoh. 6:38: Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk nmelakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku
28.  Yoh. 8:15: Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun
29.  Yohanes 10:24: Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah it uterus terang kepada kami.”
30.  Yoh. 11:33-35: Ketika Yesus melihat Maria menangis dan orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dengan Dia, maka masygillah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: “Dinamanakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka: “Tuhan, marilah dan lihatlah!” maka menangislah Yesus.
31.  Yoh. 12:25: Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untk hidup yang kekal.
32.  Yoh. 14:6: Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datag kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
33.  Kis. 1:14: Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
34.  Kis. 2:17: Akan terjadi pda hari-hari terakhir demikianlah firman Allah bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu lelaki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.
35.  Kis. 4:19, 32: Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab merek: “Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak  seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
36.  Kis. 5:29: “Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada taat kepada manusia.”
37.  Kis. 6:1: Pada masa itu, ketika jumlah murid bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.
38.  Kis. 7:39, 51: Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya, malahan mereka menolaknya. Dalam hati mereka ingin kembali ke Mesir. Hai orang-orang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.
39.  Kis. 10:2: Ia saleh, ia dan seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah.
40.  Kis. 18:2: Di Korintus ia bertemu dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Itali dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klauudius telah memerintakan, supaya semua orang Yahidu meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.
41.  Kis. 20:35: Dalam segala sesuatu telah kuberikn contoh kepadamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataaan TuahnYesus, sebab Ia sendri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia member dari pada menerima.

Daftar Pertanyaan:
1.      Mengapa dalam masyarakat Yahudi, laki-laki lebih tinggi derajatnya dari wanita?
Jawab: karena memang sejak zaman nenenk moyang Israel, laki-laki dianggap lebih penting dari perempuan. Pada waktu orang Israel keluar dari tanah Mesir yang dihitung adalah laki-laki; di Sinagoge juga yang belajar hukum taurat adalah laki-laki dan bukan wanita. Mereka mengikuti keturunan melalui garis ayah (patrilinear), sehingga laki-laki selalu unggul dalam segala hal.
2.      Apa maksud orang percaya tidak dikuasai oleh dosa tetapi dunia sudah tercemar oleh dosa?
Jawab: kita tahu bahwa ketika Yesus datang ke dalam dunia (Yoh. 3:16), Ia telah menebus semua orang percaya dari dosa-dosa mereka. namun dosa tetap ada dalam dunia, sehingga kita masih 100% memiliki kesempatan untuk tidak melalukan dosa dan 100 % juga untuk jatuh dalam dosa.
3.      Zaman sekarang banyak orang yang merasa berharga ketika mereka memiliki barang-barang mewah dan berharga. Bagaimana tanggapan kita tentang hal ini?

Jawab: orang-orang merasa berharga dengan keadaan demikian tergantung dari konsep diri mereka. jika konsep diri seseorang baik, apapun keadaannya, baik berkekurangan atau berkelimpahan, ia akan tetap merasa berharga karena ia telah ditebus oleh Yesus. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar