BAB I
PENDAHULUAN
Menjadi seorang gembala merupakan
suatu yang mudah, namun menjadi seorang gembala yang baik dan bertanggung jawab
adalah suatu hal yang sangat sulit. Banyak
gembala yang gagal dalam pelayanan karena tidak dapat beradaptasi dengan kondisi
pelayanan, suka duka yang terjadi dalam pelayanan tersebut. Tidak hanya itu,
banyak hamba Tuhan atau gembala jemaat yang menjadikan pelayanan sebagai
lapangan kerja dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sungguh mengharukan melihat
kondisi pelayanan yang mulai menyimpang dari jalur kebenaran.
Gembala yang baik selalu
melakukan pelayanan dengan giat dan memilki loyalitas yang tinggi. Motivasi
yang harus dibangun dalam pelayanannya adalah untuk kemuliaan Tuhan. Jadi apa
yang dilakukan adalah semata-mata mencari kehormatan bagi kemuliaan Allah. Dedikasi
yang tinggi sangat diperlukan oleh setiap gembala karena komitmen tersebut yang
memampukan mereka untuk tetap bertahan dalam lading pelayanan. Gembala yang
baik selalu memperhatikan domba-dombanya, apa yang dibutuhkan dan apa yang
dialami oleh domba-dombanya. Dengan demikian ia akan memberikan makanan yang
tepat kepada domba-dombanya, sehingga mereka mendapat kepuasan dan kesegaran
yang progresif.
Bertolak dari hal-hal di
atas, melalui paper ini penulis ingin menjelaskan tentang pentingnya menjadi
seorang gembala yang baik dan bertanggung jawab. Pokok pembahasan penulis
berpusat pada pribadi Yesus yang merupakan contoh atau teladan sebagai seorang
gembala yang baik. Penulis berharap tulisan ini dapat membuka kembali pemikiran
para gembala di manapun bahwa menjadi seorang gembala yang baik sangatlah
membutuhkan pengorbanan seperti yang telah dilakukan Yesus.
BAB II
HAKEKAT GEMBALA
A.
Pengertian
Gembala
Secara harfiah gembala berarti orang yang memimpinj suatu kumpulan
tertentu. Dalam kemus besar Bahasa Indonesia gembala berarti penjaga atau
pemelihara binatang.
B.
Latar Belakang Gembala
Allah yang telah membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir ke Tanah Kanaan (Tanah Perjanjian), sangat mempengaruhi konsep pemahaman bangsa Israel tentang arti seorang gembala. Untuk dapat sampai ke tanah Kanaan diperlukan seseorang yang sanggup memimpin, menjaga atau menggembalakan bangsa Israel dalam perjalanan dan dari musuh-musuh yang harus dihadapi. Pengertian gembala yang dimengerti bangsa Israel, dipakai Tuhan Yesus untuk memperkenalkan diriNya sebagai gembala kepada murid-muridNya dan juga orang banyak. Di Palestina ysng terdapat banyak padang rumput yang hijau menyebabkan banyak orang bekerja menjadi gembala. Di dalam Alkitab hubungan Allah dengan bangsaNya sering digambarkan seperti gembala dengan dombanya (Mzm. 111:3).
Allah yang telah membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir ke Tanah Kanaan (Tanah Perjanjian), sangat mempengaruhi konsep pemahaman bangsa Israel tentang arti seorang gembala. Untuk dapat sampai ke tanah Kanaan diperlukan seseorang yang sanggup memimpin, menjaga atau menggembalakan bangsa Israel dalam perjalanan dan dari musuh-musuh yang harus dihadapi. Pengertian gembala yang dimengerti bangsa Israel, dipakai Tuhan Yesus untuk memperkenalkan diriNya sebagai gembala kepada murid-muridNya dan juga orang banyak. Di Palestina ysng terdapat banyak padang rumput yang hijau menyebabkan banyak orang bekerja menjadi gembala. Di dalam Alkitab hubungan Allah dengan bangsaNya sering digambarkan seperti gembala dengan dombanya (Mzm. 111:3).
Tradisi Yahudi,
gembala kurang mempunyai identitas, sebab waktunya lebih banyak dihabiskan
dipadang bersama domba yang digembalakannya. Perhatiannya pokus kepada
dombanya, ia sangat mnengenal dombanya, walaupun umumnya manusia menganggap
gembala tidak ada apa-apa secara sosial, namun sesungguhnya usaha atau
pekerjaan gembala sangat dibutuhkan manusia seperti susu, daging, bulu domba
untuk dijadikan pakaian.
Tuhan Yesus sering memperkenalkan diri-Nya
sebagai orang yang dibutuhkan manusia:
1.
Sebagai
roti kehidupan (Yohanes 6:35)
2.
Air
kehidupan (Yohanes 7:38)
3.
Terang
dunia (Yohanes 8:12)
4.
Gembala yang benar (Yohanes 10)
5.
Pokok
anggur (Yohanes 15).
C. Syarat Menjadi Seorang Gembala
1. Taat pada perintah
Tuhannya
Gembala yang baik harus taat
pada segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah untuk dilakukan. Mungkin
perintah Allah tersebut kelihatannya bertentangan dengan kehendaknya, tetapi
hal itu harus tetap dilakukan sebagai seorang gembala yang baik. Allah
memberikan perintah bahwa seorang gembala harus berpegang pada perkataan yang
benar (Tit. 1:9). Sering kali gembala lebih menyukai perkataan yang
menyenangkan telinga jemaat dari pada perkataan yang dikehendaki Allah, kerena
mereka takut jemaat tersinggung kemudian meninggalkan gereja.
2. Peka terhadap situasi
sekitarnya
Gembala yang baik selalu
mengerti dengan keadaan lingkungan, khususnya jemaat. Apa yang sedang
dibutuhkan oleh jemaat harus diketahui oleh gembala, sehingga ia dapat
memberikan bantuan yang tepat bagi jemaat.
3. Mampu melakukan apa yang diucapkan
Seorang gembala yang baik akan
memiliki integritas dalam seluruh aspek kehidupannya. Integritas seorang
gembala terbukti dari keputusan-keputusan yang diambilnya dan apa yang
diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Ia tidak akan terpengaruh dengan
berjuta suara yang menyeleweng dari firman Allah, tetapi ia tetap berpegang
teguh pada kebenaran Alkitab. Apa yang benar selalu dipertahankan dan apa yang
salah dibuang tanpa adanya kompromi sedikit pun.
D. Fungsi Gembala
1.
Memelihara
jemaat
Seorang gembala
harus setia memelihara jemaat yang dipimpinnya. Jemaat tidak hanya suatu
kumpulan yang homogeny, tetapi suatu kumpulan yahng heterogen yang terdiri dari
berbagai karakter dan pola hidup yang bercorak. Keanekaragaman inlah yang
biasanya menjadi beban bagi setiap gembala karena mengahadapi banyak orang
dengan cirri khas masing-masing sangatlah membutuhkan kesabaran yang luar
biasa. Pemeliharanaan jemaat meliputi: pertama,
pemberian makanan rohani. Sebagai kumpulan orang percaya, jemaat sangat
membutuhkan pengajaran firman Allah untuk pertumbuhan rohani mereka. Untuk itu
gembala harus kreatif dalam memberitakan firman Allah kepada jemaat, agar
mereka senang dengan sajian gembala dan terus memiliki kerinduan untuk
mndapatkan makanan rohani tersebut.
Kedua, menyelesaikan
masalah dalam jemaat. Seorang gembala harus mampu menjadi pemberi jalan keluar
bagi jemaat yang menghadapi masalah hidup. Jemaat yang bermasalah pasti akan
datang mengaduh pada gembalanya karena mereka berpikir bahwa gembala adalah
orang bijaksana yang sanggup memberikan solusi bagi masalah mereka. Tidak dapat
disangkal bahwa banyak gembala yang kewalahan dalam menangani masalah jemaat
karena mereka kurang peka terhadap apa yang sedang dialami oleh jemaat. Dengan
demikian, sangatlah penting kedekatan hidup antara gembala dengan Tuhan, agar
apa yang ia katakana boleh memberkati orang lain. Ketiga, mendoakan jemaat. Bagian ini merupakan suatu bidang yang
sangat penting yang harus diperhatikan oleh setiap gembala. Doa merupakan
bagaian hidup dari orang percaya termasuk para gembala. Yakobus mengatakan
bahwa doa orang benar bila dengan yakin didoakan angat beasar kuasanya (Yak.
5:16). Gembala harus rajin berdoa, tidak hanya untuk pribadinya endiri tetapi
juga untuk jemaat yang ia pimpin. Doa seorang gembala sangat mempengaruhi
pertumbuhan jasmani dan rohani jemaat.
2.
Mengajar
jemaat
Seorang gembala
harus cakap dalam mengajar dan mendidik jemaat. Hal ini sangatlah penting
karena pengajaran yang baik dan berbobot dari gembala akan memberikan dampak
yang bear bagi jemaat. Jemaat akan semakin bertumbuh dalam pengenalan yang
dalam dan benar akan Kristus. Sebaliknya jiga seorang gembala selalu monoton
dalam mengajar jemaatnya akan menyebabkan kekeringan rohani dan pengetahuan
yang terbatas dari jemaat tersebut. Lebih mengerikan lagi apabila jemaat mulai
bosan dengan pengajaran gembala, sehingga mereka mulai mencari suasana baru
yang lebih menyenangkan dan membuat mereka merasa nyaman.
E. Macam-macam
Gembala
1.
Gembala
yang berhati hamba
Gembala yang berhati hamba maksudnya
adalah bahwa ia tetap rendah hati walupu telah menjadi gembala yang memiliki
banyak jemaat. Sering kali seorang gembala mulai sombong ketika jemaatnya sudah
banyak; gedung gerejanya sudah mewah; memiliki mobil pribadi; pastori yang bear
dengan fasilitas yang mewah. Mereka merasa berharga dan terpandangan
dengan adanya hal-hal di atas dan tidak lagi mau memperhatikan keadaan
sekitarnya. Egoisme mulai tumbuh dalam hati mereka, sehingga mereka mulai
berjalan keluar dari jalur Allah. Untuk sangatlah perlu adanya kesadaran dalam
setiap gembala, baik gembala yang besar maupun yang kecil karena untuk tetap
rendah hati dalam menikmati setiap berkat yang diberikan Tuhan dalam
kehidupannya. Gembala yang rendah hati selalu merasa rendah di tempat yang
tinggi, namun tidak selalu nyaman berada di tingkat yang rendah. Gembala yang
rendah hati adalah gembala yang berhati hamba, yang menyadari bahwa dirinya hanyalah
seorang pelayan Tuhan.
2.
Gembala
koboi
Pernahkah
melihat koboi ataupun mengenalnya? Mereka biasanya menggembalakan sekawanan
ternak dengan menaiki kuda dan ditangannya ada semacam cambuk yang digunakan
untuk memukul ternak yang tidak taat. Koboi berjalan dari belakang ternak
peliharaan tersebut sambil berteriak agar ternak-ternak tersebut dapat berjalan
sesuai dengan keinginannya. Bayangkan saja apabila seorang gembala jemat
seperti koboi, apa yang akan terjadi dengan jemaatnya? Gembala koboi identik dengan
gembala yang bersikap otoriter dalam pelayanannya; ia seperti seorang pemimpin
tunggal yang tidak dapat diganggu gugat dan selalu bersifat egois.
Gembala koboi
tidak begitu peduli dengan keadaan jemaatnya, ia lebih memperhatikan kehidupan
pribadi dan keluarganya. Pengajarannya begitu keras dan selalu menghendaki agar
semua perintahnya dilakukan dengan cepat dan tuntas. Keadaan seperti ini akan
membuat jemaat tertekan dan bias saja mereka lari dari gembala yang demikian
karena tidak tahan akan intimidasi yang gembala. Kedekatan gembala koboi dan
jemaat tidak terlalu intim, hubungan mereka terlalu kaku, layaknya hubungan
antara atsan suatu perusahaan dan bahwahannya.
BAB III
YESUS ADALAH
GEMBALA YANG BAIK
Tuhan Yesus memperkenalkan dirinya sebagai gembala yang
baik. Hal ini bukan memuji diri sendiri apalagi sombong bukan, tetapi Tuhan
Yesus sedang mengkonfrontasikan diri-Nya dengan gembala legal konstitusional
yang tidak baik, yakni gambaran orang-orang Farisi, yang tidak bersedia
menerima kenyataan mujizat Tuhan Yesus yang menyembuhkan orang buta, salah
seorang Israel, yang notabene dan seharusnya menjadi tanggungjawab orang Farisi
untuk digembalakan. Mereka malah mengusirnya. Tentunya tindakan pengusiran itu
menunjukkan ketidakbaikan gembala yang ada
( Yoh 10). Bukti bahwa Tuhan Yesus Gembala yang baik adalah:
A.
Gembala yang baik mengenal dan dikenal
domba-domba-Nya (Ay. 9-11).
Tidak
berlebihan kalau Tuhan mengenal kita selaku domba-dombaNya karena Ia yang
menciptakan kita. Ia mengambil rupa manusia (Flp. 2:5-7) sehingga Ia sangat
tahu sifat dan segala sesuatu tentang manusia. Seperti pengenalan Bapa akan
Anak dan pengenalan Anak akan Bapa, menjadi gambaran yang sangat jelas
mengenai pengenalan seorang gembala akan domba-dombanya. Karena Dia
adalah Allah, maka Ia sanggup memenuhi segala kebutuhan domba-dombaNya. Melalui
kasih dan penggembalaan dan tuntunan-Nya, maka kita mengenal Dia sebagai
gembala yang baik. Apakah Tuhan Yesus mengenal Saudara?Ya itu pasti Tetapi
apakah Saudara mengenal Dia ? Dia yang menjawab doa-doa saya dan Saudara. Ia
yang tahu apa yang menjadi kebutuhan kita dan sanggup memenuhinya. Ia yang
bukan hanya tahu tetapi merasakan apa yang kita rasakan. Ia tahu apa yang
eilami oleh orang-orang percaya yang adalah domba-domba-Nya dan Ia sanggup
untuk meolong domba-domba-Nya. Akitab menyatakan bahwa Ia mengenal sejak dalam
rahim ibu mu (Mzm. 139:13); Ia mengenal kita lebih dari kita mengenali diri
kita sendiri (Yeh. 18:20); Ia juga tahu apa yang ada dalam hati kita dan
pikiran kita (Mzm 139 :23).
B.
Gembala yang baik memberi yang terbaik
bagi domba-domba-Nya (Ay. 15)
Tidak ada
pemberian yang terbaik dari seorang gembala selain memberikan nyawanya bagi
keselamatan domba-domba-Nya. Tuhan Yesus melakukan itu semua dengan
kesediaan-Nya mati di kayu salib untuk menanggung dosa-dosa dan pelanggaran
kita (1Ptr. 2:22-24). Hanya dengan percaya kepada-Nya kita mendapat pengampunan
dosa-dosa dan kehidupan yang kekal (1Yoh. 1:9). Mungkin ketika Saudara membaca
tulisan ini Saudara mempunyai berbagai kelemahan sehingga Saudara menjadi
minder dan merasa kecil? Ingat baik-baik bahwa harga diri kita bukan dibangun
di atas dasar kelebihan pribadi tetapi dibangun di atas dasar korban Tuhan
Yesus di kayu salib. Bayangkan! Allah bersedia berkorban dikayu salib untuk
Saudara pribadi. Betapa berharganya Saudaradan saya di mata Tuhan. Buang
keminderan, pandang Dia yang menghargai Saudara, tatap masa depan dengan penuh
harapan.
C.
Gembala yang baik menyatukan
domba-domba-Nya (Ay. 16:18)
Perhatikan
kalimat .. ada lagi pada-Ku domba-domba yang bukan dari kandang ini...
ay 16. Tentunya yang dimaksudkan domba-domba yang bukan dari kandang ini adalah
orang-orang kafir, saya dan saudara yang bukan orangYahudi. Perkataan Tuhan
Yesus di atas merupakan kesaksian yang sangat penting mengenai Yesus, yang
datang ke dunia bagi seluruh dunia. Perbedaan antara kandang domba dan
kawanan domba dalam kalimat berikut menunjukan kepelbagaian yang terdapat
dalam kalangan anak-anak Allah. Ada banyak kandang domba tetapi satu
kawanan domba. Satu kawanan dengan satu gembala. Kesatuan
kawanan tergantung kepada satu gembala yang baik, yang mempersatukan. Betapa ajaibnya Gembala baik kita.
D.
Gembala
yang baik mengasihi domba -dombanya
- Ia mencukupi keperluan domba-dombanya
a.
Kepeluan
Jasmani (Mzm 23 : 1-2)
b.
Keperluan
Jiwani (Mzm 23 : 3)
c.
Keperluan
Rohani (Mzm 23 : 6)
- Ia menuntun domba-dombanya
a. Menuntun pada
jalan berkat (Mzm 3:9; 23:2)
b. Menuntun pada
jalan damai sejahtera ( Mzm 23 : 4)
c.
Menuntun
pada jalan keselamatan( Yes 59 : 1 )
d. Menuntun sampai
dalam kekekalan ( Maz 23 : 6)
- Ia menjaga domba-dombanya
a.
Menjaga
dari marabahaya (Mzm 27 : 5)
b. Menjaga dari
sakit -- penyakit (Mzm 91:2-6)
c.
Menjaga
dari kebinasaan (Mzm 40 : 3)
- Ia menyelamatkan domba dombanya dari musuh
a.
Musuh
orang percaya adalah iblis (Kej 3:15)
b. Di mana ada
Allah, berseraklah musuhNya (Mzm 68 : 2)
BAB IV
KESIMPULAN
Ternyata gembala
yang baik mengenal dombanya. Gembala yang baik selalu memperhatikan dan menyapa
jemaatnya. Malalui pmbahaan di atas telah dibuktikan bahwa Yesuslah gembala
yang sesungguhnya dan satu-satunya dalam hidup manusia. Hal ini penting sebab
dalam dunia ini bisa saja sadar atau tidak sadar ada banyak yang dijadikan
gembala dan bukan Yesus. Tuhan Yesus sebagai gembala yang baik bersedia dan
bahkan telah mati agar manusia sebagai dombanya diselamatkan, tidak binasa melainkan
memperoleh kehidupan yang penuh bahagia yakni kehidupan kekal (Yoh. 3:16). Yesus
juga mengetahui semua musuh orang percaya dan Yesus pasti melindung mereka dari
musuh-musuh tersebut. Untuk itu jadilah domba yang patuh, penuh penyerahan
diri, supaya dipelihara oleh Yesus. Dalam menghadapi banyak pilihan meminta
petunjuk Tuhan. Tetaplah percaya kepada Tuhan dan tetap berserah walaupun keadaan
tidak seperti yang diharapkan. Mengenal Gembala yang benar yakni Tuhan Yesus, terbukti
dari kepatuhan kepada Firmannya dan selalu taat beribadah.
DAFTAR
PUSTAKA
Berkhof, Luois. Teologi Sistematika. Surabaya :
Momentum, 2009.
Enns, Paul. The Moody Hand Book of
Thology. Malang: SAAT, 2008.
Little, Paul E. Kutahu yang
Kupercaya. Bandung: Kalam Hidup, t.t.
Ryrie, Charles C. Teologi Dasar 2. Yogyakarta:
ANDI, 2008.
Thiessen Henry C. Teologi
Sistematika. Malang: Gandum Mas, 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar