Rabu, 13 September 2017

MENJADI GEMBALA YANG BAIK (Yoh. 10:1-21)



BAB I
PENDAHULUAN

            Menjadi seorang gembala merupakan suatu yang mudah, namun menjadi seorang gembala yang baik dan bertanggung jawab adalah suatu hal yang sangat sulit. Banyak gembala yang gagal dalam pelayanan karena tidak dapat beradaptasi dengan kondisi pelayanan, suka duka yang terjadi dalam pelayanan tersebut. Tidak hanya itu, banyak hamba Tuhan atau gembala jemaat yang menjadikan pelayanan sebagai lapangan kerja dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sungguh mengharukan melihat kondisi pelayanan yang mulai menyimpang dari jalur kebenaran.
            Gembala yang baik selalu melakukan pelayanan dengan giat dan memilki loyalitas yang tinggi. Motivasi yang harus dibangun dalam pelayanannya adalah untuk kemuliaan Tuhan. Jadi apa yang dilakukan adalah semata-mata mencari kehormatan bagi kemuliaan Allah. Dedikasi yang tinggi sangat diperlukan oleh setiap gembala karena komitmen tersebut yang memampukan mereka untuk tetap bertahan dalam lading pelayanan. Gembala yang baik selalu memperhatikan domba-dombanya, apa yang dibutuhkan dan apa yang dialami oleh domba-dombanya. Dengan demikian ia akan memberikan makanan yang tepat kepada domba-dombanya, sehingga mereka mendapat kepuasan dan kesegaran yang progresif.
            Bertolak dari hal-hal di atas, melalui paper ini penulis ingin menjelaskan tentang pentingnya menjadi seorang gembala yang baik dan bertanggung jawab. Pokok pembahasan penulis berpusat pada pribadi Yesus yang merupakan contoh atau teladan sebagai seorang gembala yang baik. Penulis berharap tulisan ini dapat membuka kembali pemikiran para gembala di manapun bahwa menjadi seorang gembala yang baik sangatlah membutuhkan pengorbanan seperti yang telah dilakukan Yesus.



BAB II
HAKEKAT GEMBALA

A.    Pengertian Gembala
Secara harfiah gembala berarti orang yang memimpinj suatu kumpulan tertentu. Dalam kemus besar Bahasa Indonesia gembala berarti penjaga atau pemelihara binatang.

B.     Latar Belakang Gembala                                                                                                           

      Allah yang telah membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir ke Tanah Kanaan (Tanah Perjanjian), sangat mempengaruhi konsep pemahaman bangsa Israel tentang arti seorang gembala. Untuk dapat sampai ke tanah Kanaan diperlukan seseorang yang sanggup memimpin, menjaga atau menggembalakan bangsa Israel dalam perjalanan dan dari musuh-musuh yang harus dihadapi. Pengertian gembala yang dimengerti bangsa Israel, dipakai Tuhan Yesus untuk memperkenalkan diriNya sebagai gembala kepada murid-muridNya dan juga orang banyak. Di Palestina ysng terdapat banyak padang rumput yang hijau menyebabkan banyak orang bekerja menjadi gembala. Di dalam Alkitab hubungan Allah dengan bangsaNya sering digambarkan seperti gembala dengan dombanya (Mzm. 111:3).      
Tradisi Yahudi, gembala kurang mempunyai identitas, sebab waktunya lebih banyak dihabiskan dipadang bersama domba yang digembalakannya. Perhatiannya pokus kepada dombanya, ia sangat mnengenal dombanya, walaupun umumnya manusia menganggap gembala tidak ada apa-apa secara sosial, namun sesungguhnya usaha atau pekerjaan gembala sangat dibutuhkan manusia seperti susu, daging, bulu domba untuk dijadikan pakaian.
      Tuhan Yesus sering memperkenalkan diri-Nya sebagai orang yang dibutuhkan manusia:
1.   Sebagai roti kehidupan (Yohanes 6:35)
2.   Air kehidupan (Yohanes 7:38)
3.   Terang dunia (Yohanes 8:12)
4.    Gembala yang benar (Yohanes 10)
5.   Pokok anggur (Yohanes 15).

C.    Syarat Menjadi Seorang Gembala
1.   Taat pada perintah Tuhannya 
Gembala yang baik harus taat pada segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah untuk dilakukan. Mungkin perintah Allah tersebut kelihatannya bertentangan dengan kehendaknya, tetapi hal itu harus tetap dilakukan sebagai seorang gembala yang baik. Allah memberikan perintah bahwa seorang gembala harus berpegang pada perkataan yang benar (Tit. 1:9). Sering kali gembala lebih menyukai perkataan yang menyenangkan telinga jemaat dari pada perkataan yang dikehendaki Allah, kerena mereka takut jemaat tersinggung kemudian meninggalkan gereja.
2.      Peka terhadap situasi sekitarnya
Gembala yang baik selalu mengerti dengan keadaan lingkungan, khususnya jemaat. Apa yang sedang dibutuhkan oleh jemaat harus diketahui oleh gembala, sehingga ia dapat memberikan bantuan yang tepat bagi jemaat.
3.      Mampu melakukan apa yang diucapkan
Seorang gembala yang baik akan memiliki integritas dalam seluruh aspek kehidupannya. Integritas seorang gembala terbukti dari keputusan-keputusan yang diambilnya dan apa yang diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Ia tidak akan terpengaruh dengan berjuta suara yang menyeleweng dari firman Allah, tetapi ia tetap berpegang teguh pada kebenaran Alkitab. Apa yang benar selalu dipertahankan dan apa yang salah dibuang tanpa adanya kompromi sedikit pun.

D.    Fungsi Gembala
1.      Memelihara jemaat
Seorang gembala harus setia memelihara jemaat yang dipimpinnya. Jemaat tidak hanya suatu kumpulan yang homogeny, tetapi suatu kumpulan yahng heterogen yang terdiri dari berbagai karakter dan pola hidup yang bercorak. Keanekaragaman inlah yang biasanya menjadi beban bagi setiap gembala karena mengahadapi banyak orang dengan cirri khas masing-masing sangatlah membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Pemeliharanaan jemaat meliputi: pertama, pemberian makanan rohani. Sebagai kumpulan orang percaya, jemaat sangat membutuhkan pengajaran firman Allah untuk pertumbuhan rohani mereka. Untuk itu gembala harus kreatif dalam memberitakan firman Allah kepada jemaat, agar mereka senang dengan sajian gembala dan terus memiliki kerinduan untuk mndapatkan makanan rohani tersebut.
Kedua, menyelesaikan masalah dalam jemaat. Seorang gembala harus mampu menjadi pemberi jalan keluar bagi jemaat yang menghadapi masalah hidup. Jemaat yang bermasalah pasti akan datang mengaduh pada gembalanya karena mereka berpikir bahwa gembala adalah orang bijaksana yang sanggup memberikan solusi bagi masalah mereka. Tidak dapat disangkal bahwa banyak gembala yang kewalahan dalam menangani masalah jemaat karena mereka kurang peka terhadap apa yang sedang dialami oleh jemaat. Dengan demikian, sangatlah penting kedekatan hidup antara gembala dengan Tuhan, agar apa yang ia katakana boleh memberkati orang lain. Ketiga, mendoakan jemaat. Bagian ini merupakan suatu bidang yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh setiap gembala. Doa merupakan bagaian hidup dari orang percaya termasuk para gembala. Yakobus mengatakan bahwa doa orang benar bila dengan yakin didoakan angat beasar kuasanya (Yak. 5:16). Gembala harus rajin berdoa, tidak hanya untuk pribadinya endiri tetapi juga untuk jemaat yang ia pimpin. Doa seorang gembala sangat mempengaruhi pertumbuhan jasmani dan rohani jemaat.
2.      Mengajar jemaat
Seorang gembala harus cakap dalam mengajar dan mendidik jemaat. Hal ini sangatlah penting karena pengajaran yang baik dan berbobot dari gembala akan memberikan dampak yang bear bagi jemaat. Jemaat akan semakin bertumbuh dalam pengenalan yang dalam dan benar akan Kristus. Sebaliknya jiga seorang gembala selalu monoton dalam mengajar jemaatnya akan menyebabkan kekeringan rohani dan pengetahuan yang terbatas dari jemaat tersebut. Lebih mengerikan lagi apabila jemaat mulai bosan dengan pengajaran gembala, sehingga mereka mulai mencari suasana baru yang lebih menyenangkan dan membuat mereka merasa nyaman.
  
E.     Macam-macam Gembala
1.      Gembala yang berhati hamba
Gembala yang berhati hamba maksudnya adalah bahwa ia tetap rendah hati walupu telah menjadi gembala yang memiliki banyak jemaat. Sering kali seorang gembala mulai sombong ketika jemaatnya sudah banyak; gedung gerejanya sudah mewah; memiliki mobil pribadi; pastori yang bear dengan fasilitas yang mewah. Mereka merasa berharga dan terpandangan dengan adanya hal-hal di atas dan tidak lagi mau memperhatikan keadaan sekitarnya. Egoisme mulai tumbuh dalam hati mereka, sehingga mereka mulai berjalan keluar dari jalur Allah. Untuk sangatlah perlu adanya kesadaran dalam setiap gembala, baik gembala yang besar maupun yang kecil karena untuk tetap rendah hati dalam menikmati setiap berkat yang diberikan Tuhan dalam kehidupannya. Gembala yang rendah hati selalu merasa rendah di tempat yang tinggi, namun tidak selalu nyaman berada di tingkat yang rendah. Gembala yang rendah hati adalah gembala yang berhati hamba, yang menyadari bahwa dirinya hanyalah seorang pelayan Tuhan.
2.      Gembala koboi
Pernahkah melihat koboi ataupun mengenalnya? Mereka biasanya menggembalakan sekawanan ternak dengan menaiki kuda dan ditangannya ada semacam cambuk yang digunakan untuk memukul ternak yang tidak taat. Koboi berjalan dari belakang ternak peliharaan tersebut sambil berteriak agar ternak-ternak tersebut dapat berjalan sesuai dengan keinginannya. Bayangkan saja apabila seorang gembala jemat seperti koboi, apa yang akan terjadi dengan jemaatnya? Gembala koboi identik dengan gembala yang bersikap otoriter dalam pelayanannya; ia seperti seorang pemimpin tunggal yang tidak dapat diganggu gugat dan selalu bersifat egois.
Gembala koboi tidak begitu peduli dengan keadaan jemaatnya, ia lebih memperhatikan kehidupan pribadi dan keluarganya. Pengajarannya begitu keras dan selalu menghendaki agar semua perintahnya dilakukan dengan cepat dan tuntas. Keadaan seperti ini akan membuat jemaat tertekan dan bias saja mereka lari dari gembala yang demikian karena tidak tahan akan intimidasi yang gembala. Kedekatan gembala koboi dan jemaat tidak terlalu intim, hubungan mereka terlalu kaku, layaknya hubungan antara atsan suatu perusahaan dan bahwahannya.

BAB III
YESUS ADALAH GEMBALA YANG BAIK

Tuhan Yesus memperkenalkan dirinya sebagai gembala yang baik. Hal ini bukan memuji diri sendiri apalagi sombong bukan, tetapi Tuhan Yesus sedang mengkonfrontasikan diri-Nya dengan gembala legal konstitusional yang tidak baik, yakni gambaran orang-orang Farisi, yang tidak bersedia menerima kenyataan mujizat Tuhan Yesus yang menyembuhkan orang buta, salah seorang Israel, yang notabene dan seharusnya menjadi tanggungjawab orang Farisi untuk digembalakan. Mereka malah mengusirnya. Tentunya tindakan pengusiran itu menunjukkan ketidakbaikan gembala yang ada 
( Yoh 10). Bukti bahwa Tuhan Yesus Gembala yang baik adalah:
A.    Gembala yang baik mengenal dan dikenal domba-domba-Nya (Ay. 9-11).
Tidak berlebihan kalau Tuhan mengenal kita selaku domba-dombaNya karena Ia yang menciptakan kita. Ia mengambil rupa manusia (Flp. 2:5-7) sehingga Ia sangat tahu sifat dan segala sesuatu tentang manusia. Seperti pengenalan Bapa akan Anak dan pengenalan Anak akan Bapa, menjadi gambaran yang sangat jelas mengenai pengenalan seorang gembala akan domba-dombanya. Karena Dia adalah Allah, maka Ia sanggup memenuhi segala kebutuhan domba-dombaNya. Melalui kasih dan penggembalaan dan tuntunan-Nya, maka kita mengenal Dia sebagai gembala yang baik. Apakah Tuhan Yesus mengenal Saudara?Ya itu pasti Tetapi apakah Saudara mengenal Dia ? Dia yang menjawab doa-doa saya dan Saudara. Ia yang tahu apa yang menjadi kebutuhan kita dan sanggup memenuhinya. Ia yang bukan hanya tahu tetapi merasakan apa yang kita rasakan. Ia tahu apa yang eilami oleh orang-orang percaya yang adalah domba-domba-Nya dan Ia sanggup untuk meolong domba-domba-Nya. Akitab menyatakan bahwa Ia mengenal sejak dalam rahim ibu mu (Mzm. 139:13); Ia mengenal kita lebih dari kita mengenali diri kita sendiri (Yeh. 18:20); Ia juga tahu apa yang ada dalam hati kita dan pikiran kita (Mzm 139 :23).
  
B.     Gembala yang baik memberi yang terbaik bagi domba-domba-Nya (Ay. 15)
Tidak ada pemberian yang terbaik dari seorang gembala selain memberikan nyawanya bagi keselamatan domba-domba-Nya. Tuhan Yesus melakukan itu semua dengan kesediaan-Nya mati di kayu salib untuk menanggung dosa-dosa dan pelanggaran kita (1Ptr. 2:22-24). Hanya dengan percaya kepada-Nya kita mendapat pengampunan dosa-dosa dan kehidupan yang kekal (1Yoh. 1:9). Mungkin ketika Saudara membaca tulisan ini Saudara mempunyai berbagai kelemahan sehingga Saudara menjadi minder dan merasa kecil? Ingat baik-baik bahwa harga diri kita bukan dibangun di atas dasar kelebihan pribadi tetapi dibangun di atas dasar korban Tuhan Yesus di kayu salib. Bayangkan! Allah bersedia berkorban dikayu salib untuk Saudara pribadi. Betapa berharganya Saudaradan saya di mata Tuhan. Buang keminderan, pandang Dia yang menghargai Saudara, tatap masa depan dengan penuh harapan.

C.    Gembala yang baik menyatukan domba-domba-Nya (Ay. 16:18)
Perhatikan kalimat .. ada lagi pada-Ku domba-domba yang bukan dari kandang ini... ay 16. Tentunya yang dimaksudkan domba-domba yang bukan dari kandang ini adalah orang-orang kafir, saya dan saudara yang bukan orangYahudi. Perkataan Tuhan Yesus di atas merupakan kesaksian yang sangat penting mengenai Yesus, yang datang ke dunia bagi seluruh dunia. Perbedaan antara kandang domba dan kawanan domba dalam kalimat berikut menunjukan kepelbagaian yang terdapat dalam kalangan anak-anak Allah. Ada banyak kandang domba tetapi satu kawanan domba. Satu kawanan dengan satu gembala. Kesatuan kawanan tergantung kepada satu gembala yang baik, yang mempersatukan. Betapa ajaibnya Gembala baik kita.

D.  Gembala yang baik mengasihi domba -dombanya
  1. Ia mencukupi keperluan domba-dombanya                                       
a.       Kepeluan Jasmani (Mzm 23 : 1-2)
b.      Keperluan Jiwani (Mzm 23 : 3)
c.       Keperluan Rohani (Mzm 23 : 6)

  1. Ia menuntun domba-dombanya
a.       Menuntun pada jalan berkat (Mzm 3:9; 23:2)
b.      Menuntun pada jalan damai sejahtera ( Mzm 23 : 4)
c.       Menuntun pada jalan keselamatan( Yes 59 : 1 )
d.      Menuntun sampai dalam kekekalan ( Maz 23 : 6)
  1. Ia menjaga domba-dombanya
a.       Menjaga dari marabahaya (Mzm 27 : 5)
b.      Menjaga dari sakit -- penyakit (Mzm 91:2-6)
c.       Menjaga dari kebinasaan (Mzm 40 : 3)          
  1. Ia menyelamatkan domba dombanya dari musuh
a.       Musuh orang percaya adalah iblis (Kej 3:15)
b.      Di mana ada Allah, berseraklah musuhNya (Mzm 68 : 2)


BAB IV
KESIMPULAN

Ternyata  gembala yang baik mengenal dombanya. Gembala yang baik selalu memperhatikan dan menyapa jemaatnya. Malalui pmbahaan di atas telah dibuktikan bahwa Yesuslah gembala yang sesungguhnya dan satu-satunya dalam hidup manusia. Hal ini penting sebab dalam dunia ini bisa saja sadar atau tidak sadar ada banyak yang dijadikan gembala dan bukan Yesus. Tuhan Yesus sebagai gembala yang baik bersedia dan bahkan telah mati agar manusia sebagai dombanya diselamatkan, tidak binasa melainkan memperoleh kehidupan yang penuh bahagia yakni kehidupan kekal (Yoh. 3:16). Yesus juga mengetahui semua musuh orang percaya dan Yesus pasti melindung mereka dari musuh-musuh tersebut. Untuk itu jadilah domba yang patuh, penuh penyerahan diri, supaya dipelihara oleh Yesus. Dalam menghadapi banyak pilihan meminta petunjuk Tuhan. Tetaplah percaya kepada Tuhan dan tetap berserah walaupun keadaan tidak seperti yang diharapkan. Mengenal Gembala yang benar yakni Tuhan Yesus, terbukti dari kepatuhan kepada Firmannya dan selalu taat beribadah.




DAFTAR PUSTAKA
Berkhof, Luois. Teologi Sistematika. Surabaya: Momentum, 2009.
Enns, Paul. The Moody Hand Book of Thology. Malang: SAAT, 2008.
Little, Paul E. Kutahu yang Kupercaya. Bandung: Kalam Hidup, t.t.
Ryrie, Charles C. Teologi Dasar 2. Yogyakarta: ANDI, 2008.

Thiessen Henry C. Teologi Sistematika. Malang: Gandum Mas, 2000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar