Rabu, 28 September 2016

"TONGKAT ESTAFET/ Stick Relay" (MAZMUR 78:1-72)

Pelayanan di UKMKK Universitas Jember
Kamis 29 September 2016
oleh Pacel Zacharias
WOW, sungguh suatu thema yang cukup menarik. Memang secara tersurat tidak digambarkan tentang tongkat estafet namun secara tersirat kita bisa menghubungkan apa yang dimaksudkan  oleh pengurus mengenai “Tongkat Estafet” dari ayat-ayat ini. Sebelum kita membahas lebih jauh makna rohani yang terkadung dari ayat-ayat ini maka, kita perlu mengerti apa arti dari “Tongkat Estafet dari kamus bahasa Indonesia. Tongkat estafet sendiri merupakan sebuah tongkat yang memiliki standart ukuran dengan panjang 28 cm, diameter 2 cm, berat tongkat 20 gram serta terbuat dari bahan alumenium yang diproses elektropating dan memiliki 5 warna yang berbeda biasanya dipakai lomba lari berantai. Di mana dalam lomba lari tersebut satu regu terdiri dari 4 orang pelari. Pada nomor lari estafet ada hal yang khusus yang tidak dijumpai pada nomor lari yang lainnya yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari satu ke pelari berikutnya.
Setelah saya merenungkan beberapa saat tentang definisi di atas maka saya dibawa pada maksud dan tujuan para pengurus tentang “tongkat estafet”.  Hal yang senada dapat kita lihat tentang perihal “Tongkat Estafet” dari Mazmur 78:1-72. Ayat-ayat ini memberi sebuah definisi rohani tentang apa itu “Tongkat Estafet”. Saya berdoa dan berharap semoga apa yang saya kemukakan dari ayat-ayat ini menolong saya dan teman-teman untuk lebih memahami apa maksud “Tongkat Estafet” dari Mazmur 78.
Penting sekali untuk dipahami bahwa Mazmur 78 adalah sebuah nyanyian yang digubah oleh bani Azaf demi mengingatkan Israel tentang “Mengapa begitu banyak hukuman berat dari Allah menimpa mereka sepanjang sejarah?”. Tidak cukup sampai di situ, Alkitab bahkan membuktikan bahwa bangsa Israel memiliki cerita-cerita sejarah yang unik, sejarah yang penuh dengan keajaiban-keajaiban bersama Allah sejak mereka dipimpin dengan tangan Allah sendiri dari tempat perbudakan (Mesir) hingga tanah Kanaan yang permai (Mazmur 78:12-71).
Mengingat bahwa ternyata bangsa Israel banyak kali mengalami kegagalan demi kegagalan disebabkan karena mereka sering mencondongkan hati mereka pada ketidakpercayaan dan ketidaktaatan kepada Allah maka, generasi yang masih hidup pada waktu itu diajarkan, diingatkan dan nasihatkan melalui nyanyian ini supaya mereka menceritakan kembali tentang apa yang  pernah dialami oleh nenek moyang mereka perihal ketidakpercayaan, ketidaktaan serta pemberontakan bangsa Israel dan kesabaran, kepeduliaan serta kesetiaan Allah terhadap bangsa Israel itu sendiri (ayat 1).
Ada beberapa pengajaran penting yang dapat kita pelajari serta dapat diabadikan sebagai sebuah “Tongkat Estafet” dari kasus bangsa Israel. Tujuannya  ialah agar generasi sekarang hingga generasi berikutnya tetap menjadikannya sebagai suatu sejarah sepanjang hayat mereka (ayat 3-11). Saya berpikir bahwa teman-teman pengurus yang lama/teman-teman mahasiswa yang lama pasti memiliki banyak cerita atau pengalaman yang indah atau pun buruk di tahun-tahun kemarin selama mengemban tugas sebagai pengurus UKMKK atau sebagai senior di Universitas Jember. Mari bagikan itu atau sharingkan ke teman-teman yang baru supaya mereka menjadikan itu sebagai suatu pelajaran. Jika itu adalah jejak atau pengalaman yang buruk atau jelek maka jangan ditiru tetapi jika itu adalah jejak atau pengalaman yang menyenangkan dan membangun atau memotivasi maka perlu ditiru karena hal-hal yang baik dapat membangun dan memotivasi seseorang untuk mengalami kemajuan atau peningkatan di dalam pendidikannya atau hubungannya dengan Tuhan.
Pada kesempatan ini, saya ingin kita merenungkan kebenaran ini dengan sebuah pertanyaan sangat substansial yaitu: Untuk apa generasi senior pada waktu itu perlu menceritakan atau mensharingkan sejarah perjalanan nenek moyang mereka yaitu bangsa Israel semenjak dituntun keluar dari Mesir oleh Musa hingga Allah memilih seorang raja yaitu Daud untuk memimpin mereka pada saat itu. Atau Untuk apa kita perlu mensharingkan atau menceritakan pengalaman-pengalaman kita selama menempuh pendidikan, menjadi anggota pengurus UKMKK atau sebagai mahasiswa Kristen di Universitas Jember?
1)        Supaya pengalaman-pengalaman sejarah itu dapat dikenal dan dikenang sepanjang saat oleh generasi ke generasi berikutnya (ayat 3-6). Pengalaman-pengalaman apa? Pengalaman tentang bagaimana Allah dengan sabar mendampingi dan menemani bangsa Israel sepanjang perjalanan mereka. Teman-teman senior mahasiswa Universitas Jember kenalkanlah pengalaman-pengalaman indah selama menempuh ilmu di sini. Ceritakanlah bagaimana kamu pernah di kuliah hujan-hujanan, tidak diizinkan ikut kelas belajar karena mungkin tidak mengerjakan tugas atau kamu mendapat nilai A di setiap mata kuliah atau lain sebagainya. Biarlah pengalamanmu dapat memotivasi teman-teman baru/ junior untuk lebih semangat dalam menempuh hidup dan cita-cita mereka di kampus ini.
2)        Supaya mereka sungguh-sungguh menaruh kepercayaan kepada Allah serta tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah yang begitu ajaib (ayat 7). Saya percaya bahwa saat ini teman-teman masih berkuliah dan mungkin ada di antara kita tinggal menunggu waktu untuk ujian atau wisuda, jangan menyombongkan diri melainkan tetap ingat bahwa kalau kamu sampai saat ini bisa sukses sampai penghujung kerja keras, itu bukan karena kamu sendiri berjuang tapi Allahlah yang memperjuangkan kamu hingga kamu berhasil. Saya teringat dengan beberapa contoh yang ceritanya mirip dengan topik ini “Tongkat Estafet” yaitu:
a)      Musa dan Yosua (Ulangan 31:6,7, 23). Ketika Musa tahu bahwa dia tidak mungkin memimpin bangsa itu ke tanah Kanaan maka sebelum Musa memberikan “Tongkat Estafetnya” kepada Yosua, dia mengucapkan suatu kalimat yang sangat menggugah hati saya. Teman-teman jika suatu saat kamu tidak lagi menempuh pendidikan di kampus atau tidak terlibat dalam pelayanan UKMKK maka saya berpikir kalian harus saling menguatkan di dalam Tuhan.
b)    Raja Hizkia (2 Raja-raja 18:3 bandingkan dengan Raja Hosea (2 Raja-raja 12:1-2). Artinya tatkala Hizkia mengambil tongkat estafet ayahnya di 2 Raja-raja 16:1-2 ia melakukan hal yang terpuji seperti yang dilakukan Daud bapak leluhurnya. Berbeda dengan Hosea melakukan yang jahat dan bukan seperti raja-raja Israel yang mendahului dia. Jadi, Hidup ini adalah sebuah pilihan. Manakah yang kita pilih ketika kita diperhadapkan dengan sebuah pilihan, apakah kita mau meniru yang baik atau atau yang jahat. Dalam kita Ulangan 28:1, Musa berkata bahwa jika engkau mendengarkan dengan baik-baik suara Tuhan Allah maka Tuhan pasti memberkati engkau tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara Tuhan Allah dengan setia maka kutuk akan menimpahmu (Ul. 28:15). Jadi tentukanlah pilihanmu!
c)     Begitu pula Elia dan Elisa (2 Raja-raja 2:1-25). Sebelum Elia terangkat ke surga Elia meninggalkan “Tongkat Estafetnya atau pelayanannya kepada Elisa”. Alhasil, Elisa dipakai Tuhan secara luar biasa karena ia setia dan taat menjalankan tugas dan pelayanannya.
d)    Yesus dan para muridNya (Mat. 28:16-20). Dikisahkan bahwa sebelum Yesus terangkat ke surga Yesus memberikan “Tongkat Estafet” kepada para muridNya pada waktu untuk melakukan perbuatan-perbuatan ajaib. Tongkat Estafet para murid pada waktu itu adalah kuasa mukjizat yang mengiringi pelayanan mereka.

e)     Bagi kita pun sama dengan para murid. Tunaikanlah tugas pendidikan dengan baik dan tunaikanlah pelayananmu di kampus ini dengan baik maka Tuhan Yesus pasti memberkati kamu. Amen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar