Ringkasan Khotbah + Tanya Jawab di Ibadah Gabungan
Pemuda-Remaja GPDI Ekklesia Jember, Sabtu, 21 Mei 2016 oleh Bapak Wakil
Gembala, Pdt. Doni H.
Penuh dengan Roh Kudus merupakan perintah yang sangat penting
bagi kita orang percaya (Ef. 5:18). Allah menghendaki kita supaya penuh dengan
Roh Kudus agar dapat menghasilkan buah-buah bagi Kristus, agar kita dapat
menghadapi berbagai macam tantangan hidup, dan agar kita bisa menjadi teladan
bagi orang lain. Ingat! Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, mereka tinggal
atau berada di daerah asing, di lingkungan orang-orang yang menyembah berhala
dan tidak percaya kepada Tuhan. Namun mereka tidak mengikuti gaya hidup
orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan, sebab mereka dipenuhi oleh Roh
Kudus.
Apa sih yang dimaksud dengan penuh dengan Roh Kudus?
Perlu kita ketahui bahwa Roh Kudus adalah penolong yang Yesus
janjikan bagi kita untuk menyertai kita dan diam dalam kita. (Yoh. 14:16-17)
kata diam dalam ayat 17 memiliki arti bertempat tinggal, menetap.
Roh kudus diam di dalam hidup kita berbeda dengan penuh
dengan Roh Kudus. Seseorang yang penuh Roh Kudus pasti ada Roh Kudus yang diam
dalam hidupnya, namun orang yang ada atau memiliki Roh Kudus dalam hidupnya
belum tentu penuh dengan Roh Kudus. Kita penuh dengan Roh Kudus jika kita mau
hidup dipimpin oleh Roh Kudus.
Yang perlu kita ketahui dan kita pahami:
1. Pemberian
Roh Kudus bagi kita adalah janji untuk semua orang yang percaya. (Kis. 2:38,
Yoh. 7:37-38)
Syarat menerima karunia Roh Kudus adalah percaya. Kita
menerima Roh Kudus ketika kita mengaku percaya kepada Yesus dan diselamatkan.
Ketika kita percya, kita telah dimateraikan dengan Roh kudus. (Ef. 1:13, Gal.
3:2)
Mengapa Roh Kudus diam dalam hidup kita? Karena Roh
Kudus adalah jaminan bagi kita bahwa kita akan menerima surga (2 Kor. 1:22).
Roh Kudus diam di dalam hidup kita, jangan sampai kita mendukakan Roh Kudus
dengan melakukan hal yang tidak dikehendaki oleh Allah, tidak taat akan
pimpinan Roh Kudus. (Ef. 4:30)
2. Penuh
dengan Roh Kudus (Ef. 5:18)
Roh kudus ada dalam diri kita, maka kita adalah milik
Kristus (Rm 8:9). Ternyata Roh Kudus dapat didukakan (Ef. 4:30) saat kita tidak
hidup dalam kebenaran, tidak hidup dalam pimpinannya. Orang yang menerima Roh
Kudus belum tentu menyukakan Roh Kudus, atau tidak pernah mendukakan Roh Kudus.
Jangan biarkan roh yang ada ada kita berhenti memimpin, menguasai hidup kita (1
Tes. 5:19). Mari kita hidup tidak menuruti keinginan daging melainkan hidup
menurut pimpinan Roh Kudus (Gal. 5:16).
Orang berdosa tidak penuh dengan Roh Kudus, tetapi
ketika kita bertobat dan tidak mengulangi dosa yang sama, maka hidup kita penuh
dengan Roh Kudus.
Pertanyaan:
1. Apakah
orang yang beragama non Kristen tetapi percaya kepada Yesus juga menerima dan
dipenuhi oleh Roh Kudus?
2. Di dalam
hidup kita orang percaya sudah ada Roh Kudus. Terkadang sebagai manusia kita
lepas kontrol, melakukan dosa. Apakah ketika hal itu terjadi Roh Kudus masih
bekerja di dalam hidup kita?
3. Dalam
situasi menghadapi ujian di sekolah, karena terdesak sehingga harus bertanya
jawaban kepada teman. Apakah jawaban itu bisa dikatakan berkat atau rejeki?
4. Jika kita
memiliki teman dekat yang rajin pelayanan tetapi kehidupannya masih duniawi,
berbuat dosa, lalu bertobat, hal itu dilakukan berulang-ulang, dan ketika
disalahkan tidak mau. Apa yang harus kita lakukan?
5. Jika Roh
Kudus yang ada pada diri seseorang padam, maka orang tersebut tidak lagi hidup
dipimpin oleh Roh Kudus, tidak dapat mengetahui kebenaran, dan akhirnya masuk
neraka. Lalu bagaimana dengan meterai yang telah menjadi jaminan keselamatan
untuk selama-lamanya?
Jawaban:
1. Ya, semua
orang yang percaya kepada Yesus menerima Roh Kudus. Tetapi tentang penuh atau
tidaknya Roh Kudus dalam diri seseorang itu bergantung pada ketaatannya setiap
hari akan pimpinan Roh Kudus.
2. Jika hal
itu terjadi Roh kudus belum / tidak
padam, tetapi Roh Kudus berduka. Oleh sebab itu kita harus segera bertobat dan
tidak berbuat dosa lagi. (1 Yoh. 1:9, 1 Yoh. 2:1-2)
3. Jawaban
yang diterima tersebut bukanlah rejeki atau berkat dari Tuhan. Jika kita
berpikir bahwa itu adalah rejeki atau berkat dari tuhan, maka kita harus segera
bertobat.
4. Kita harus
berusaha untuk menasihati, menegur, dan mendoakannya. Dan jika memang sudah
dilakukan berbagai cara tetap tidak berubah, jauhilah orang yang seperti itu.
5. Ketika kita
meninggalkan iman atau tidak percaya lagi kepada Tuhan Yesus, maka kita tidak
diselamatkan. (Gal. 5:21, 1 Kor. 6:9-10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar