Pelayanan di UKMKK Universitas Jember
Kamis 29 September 2016
oleh Pacel Zacharias
WOW, sungguh suatu
thema yang cukup menarik. Memang secara tersurat
tidak digambarkan tentang tongkat estafet namun secara tersirat
kita bisa menghubungkan apa yang dimaksudkan
oleh pengurus mengenai “Tongkat Estafet” dari ayat-ayat ini. Sebelum
kita membahas lebih jauh makna rohani yang terkadung dari ayat-ayat ini maka,
kita perlu mengerti apa arti dari “Tongkat Estafet dari kamus bahasa Indonesia.
Tongkat estafet sendiri merupakan sebuah tongkat yang memiliki standart ukuran
dengan panjang 28 cm, diameter 2 cm, berat tongkat 20 gram serta terbuat dari
bahan alumenium yang diproses elektropating dan memiliki 5 warna yang berbeda
biasanya dipakai lomba lari berantai. Di mana dalam lomba lari tersebut satu
regu terdiri dari 4 orang pelari. Pada nomor lari estafet ada hal yang khusus
yang tidak dijumpai pada nomor lari yang lainnya yaitu memindahkan tongkat
sambil berlari cepat dari pelari satu ke pelari berikutnya.
Setelah saya
merenungkan beberapa saat tentang definisi di atas maka saya dibawa pada maksud
dan tujuan para pengurus tentang “tongkat estafet”. Hal yang senada dapat kita lihat tentang
perihal “Tongkat Estafet” dari Mazmur 78:1-72. Ayat-ayat ini memberi sebuah
definisi rohani tentang apa itu “Tongkat Estafet”. Saya berdoa dan berharap
semoga apa yang saya kemukakan dari ayat-ayat ini menolong saya dan teman-teman
untuk lebih memahami apa maksud “Tongkat Estafet” dari Mazmur 78.
Penting sekali untuk
dipahami bahwa Mazmur 78 adalah sebuah nyanyian yang digubah oleh bani Azaf
demi mengingatkan Israel tentang “Mengapa begitu banyak hukuman berat dari
Allah menimpa mereka sepanjang sejarah?”. Tidak cukup sampai di situ, Alkitab bahkan
membuktikan bahwa bangsa Israel memiliki cerita-cerita sejarah yang unik,
sejarah yang penuh dengan keajaiban-keajaiban bersama Allah sejak mereka
dipimpin dengan tangan Allah sendiri dari tempat perbudakan (Mesir) hingga
tanah Kanaan yang permai (Mazmur 78:12-71).
Mengingat bahwa
ternyata bangsa Israel banyak kali mengalami kegagalan demi kegagalan disebabkan
karena mereka sering mencondongkan hati mereka pada ketidakpercayaan dan
ketidaktaatan kepada Allah maka,
generasi yang masih hidup pada waktu itu diajarkan, diingatkan
dan nasihatkan melalui nyanyian ini supaya mereka menceritakan kembali tentang apa
yang pernah dialami oleh nenek moyang
mereka perihal ketidakpercayaan, ketidaktaan serta pemberontakan bangsa Israel
dan kesabaran, kepeduliaan serta kesetiaan Allah terhadap bangsa Israel itu
sendiri (ayat 1).
Ada beberapa pengajaran
penting yang dapat kita pelajari serta dapat diabadikan sebagai sebuah “Tongkat
Estafet” dari kasus bangsa Israel. Tujuannya
ialah agar generasi sekarang hingga generasi berikutnya tetap
menjadikannya sebagai suatu sejarah sepanjang hayat mereka (ayat 3-11). Saya
berpikir bahwa teman-teman pengurus yang lama/teman-teman mahasiswa yang lama
pasti memiliki banyak cerita atau pengalaman yang indah atau pun buruk di
tahun-tahun kemarin selama mengemban tugas sebagai pengurus UKMKK atau sebagai
senior di Universitas Jember. Mari bagikan itu atau sharingkan ke teman-teman
yang baru supaya mereka menjadikan itu sebagai suatu pelajaran. Jika itu adalah
jejak atau pengalaman yang buruk atau jelek maka jangan ditiru tetapi jika itu
adalah jejak atau pengalaman yang menyenangkan dan membangun atau memotivasi maka
perlu ditiru karena hal-hal yang baik dapat membangun dan memotivasi seseorang
untuk mengalami kemajuan atau peningkatan di dalam pendidikannya atau
hubungannya dengan Tuhan.
Pada kesempatan ini,
saya ingin kita merenungkan kebenaran ini dengan sebuah pertanyaan sangat substansial
yaitu: Untuk apa generasi senior pada
waktu itu perlu menceritakan atau mensharingkan sejarah perjalanan nenek moyang
mereka yaitu bangsa Israel semenjak dituntun keluar dari Mesir oleh Musa hingga
Allah memilih seorang raja yaitu Daud untuk memimpin mereka pada saat itu. Atau Untuk apa kita perlu mensharingkan
atau menceritakan pengalaman-pengalaman kita selama menempuh pendidikan,
menjadi anggota pengurus UKMKK atau sebagai mahasiswa Kristen di Universitas
Jember?
1)
Supaya pengalaman-pengalaman sejarah itu
dapat dikenal dan dikenang sepanjang saat oleh generasi ke generasi berikutnya
(ayat 3-6). Pengalaman-pengalaman apa? Pengalaman tentang bagaimana Allah
dengan sabar mendampingi dan menemani bangsa Israel sepanjang perjalanan
mereka. Teman-teman senior mahasiswa Universitas Jember kenalkanlah
pengalaman-pengalaman indah selama menempuh ilmu di sini. Ceritakanlah
bagaimana kamu pernah di kuliah hujan-hujanan, tidak diizinkan ikut kelas
belajar karena mungkin tidak mengerjakan tugas atau kamu mendapat nilai A di
setiap mata kuliah atau lain sebagainya. Biarlah pengalamanmu dapat memotivasi
teman-teman baru/ junior untuk lebih semangat dalam menempuh hidup dan
cita-cita mereka di kampus ini.
2)
Supaya mereka sungguh-sungguh menaruh
kepercayaan kepada Allah serta tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah yang
begitu ajaib (ayat 7). Saya percaya bahwa saat ini teman-teman masih berkuliah
dan mungkin ada di antara kita tinggal menunggu waktu untuk ujian atau wisuda,
jangan menyombongkan diri melainkan tetap ingat bahwa kalau kamu sampai saat
ini bisa sukses sampai penghujung kerja keras, itu bukan karena kamu sendiri
berjuang tapi Allahlah yang memperjuangkan kamu hingga kamu berhasil. Saya
teringat dengan beberapa contoh yang ceritanya mirip dengan topik ini “Tongkat
Estafet” yaitu:
a) Musa dan Yosua (Ulangan 31:6,7, 23). Ketika
Musa tahu bahwa dia tidak mungkin memimpin bangsa itu ke tanah Kanaan maka
sebelum Musa memberikan “Tongkat Estafetnya” kepada Yosua, dia mengucapkan
suatu kalimat yang sangat menggugah hati saya. Teman-teman jika suatu saat kamu tidak
lagi menempuh pendidikan di kampus atau tidak terlibat dalam pelayanan UKMKK
maka saya berpikir kalian harus saling menguatkan di dalam Tuhan.
b) Raja
Hizkia (2 Raja-raja 18:3 bandingkan dengan Raja Hosea (2 Raja-raja 12:1-2).
Artinya tatkala Hizkia mengambil tongkat estafet ayahnya di 2 Raja-raja
16:1-2 ia melakukan hal yang terpuji seperti yang dilakukan Daud bapak
leluhurnya. Berbeda dengan Hosea melakukan yang jahat dan bukan seperti
raja-raja Israel yang mendahului dia. Jadi, Hidup ini adalah sebuah pilihan. Manakah
yang kita pilih ketika kita diperhadapkan dengan sebuah pilihan, apakah kita
mau meniru yang baik atau atau yang jahat. Dalam kita Ulangan 28:1, Musa
berkata bahwa jika engkau mendengarkan dengan baik-baik suara Tuhan Allah maka
Tuhan pasti memberkati engkau tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara Tuhan Allah
dengan setia maka kutuk akan menimpahmu (Ul. 28:15). Jadi tentukanlah
pilihanmu!
c) Begitu
pula Elia dan Elisa (2 Raja-raja 2:1-25). Sebelum Elia terangkat ke surga Elia
meninggalkan “Tongkat Estafetnya atau pelayanannya kepada Elisa”. Alhasil,
Elisa dipakai Tuhan secara luar biasa karena ia setia dan taat menjalankan
tugas dan pelayanannya.
d) Yesus
dan para muridNya (Mat. 28:16-20). Dikisahkan bahwa sebelum Yesus terangkat ke
surga Yesus memberikan “Tongkat Estafet” kepada para muridNya pada waktu untuk
melakukan perbuatan-perbuatan ajaib. Tongkat Estafet para murid pada waktu itu
adalah kuasa mukjizat yang mengiringi pelayanan mereka.
e) Bagi
kita pun sama dengan para murid. Tunaikanlah tugas pendidikan dengan baik dan
tunaikanlah pelayananmu di kampus ini dengan baik maka Tuhan Yesus pasti
memberkati kamu. Amen.