Rabu, 28 September 2016

"TONGKAT ESTAFET/ Stick Relay" (MAZMUR 78:1-72)

Pelayanan di UKMKK Universitas Jember
Kamis 29 September 2016
oleh Pacel Zacharias
WOW, sungguh suatu thema yang cukup menarik. Memang secara tersurat tidak digambarkan tentang tongkat estafet namun secara tersirat kita bisa menghubungkan apa yang dimaksudkan  oleh pengurus mengenai “Tongkat Estafet” dari ayat-ayat ini. Sebelum kita membahas lebih jauh makna rohani yang terkadung dari ayat-ayat ini maka, kita perlu mengerti apa arti dari “Tongkat Estafet dari kamus bahasa Indonesia. Tongkat estafet sendiri merupakan sebuah tongkat yang memiliki standart ukuran dengan panjang 28 cm, diameter 2 cm, berat tongkat 20 gram serta terbuat dari bahan alumenium yang diproses elektropating dan memiliki 5 warna yang berbeda biasanya dipakai lomba lari berantai. Di mana dalam lomba lari tersebut satu regu terdiri dari 4 orang pelari. Pada nomor lari estafet ada hal yang khusus yang tidak dijumpai pada nomor lari yang lainnya yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari satu ke pelari berikutnya.
Setelah saya merenungkan beberapa saat tentang definisi di atas maka saya dibawa pada maksud dan tujuan para pengurus tentang “tongkat estafet”.  Hal yang senada dapat kita lihat tentang perihal “Tongkat Estafet” dari Mazmur 78:1-72. Ayat-ayat ini memberi sebuah definisi rohani tentang apa itu “Tongkat Estafet”. Saya berdoa dan berharap semoga apa yang saya kemukakan dari ayat-ayat ini menolong saya dan teman-teman untuk lebih memahami apa maksud “Tongkat Estafet” dari Mazmur 78.
Penting sekali untuk dipahami bahwa Mazmur 78 adalah sebuah nyanyian yang digubah oleh bani Azaf demi mengingatkan Israel tentang “Mengapa begitu banyak hukuman berat dari Allah menimpa mereka sepanjang sejarah?”. Tidak cukup sampai di situ, Alkitab bahkan membuktikan bahwa bangsa Israel memiliki cerita-cerita sejarah yang unik, sejarah yang penuh dengan keajaiban-keajaiban bersama Allah sejak mereka dipimpin dengan tangan Allah sendiri dari tempat perbudakan (Mesir) hingga tanah Kanaan yang permai (Mazmur 78:12-71).
Mengingat bahwa ternyata bangsa Israel banyak kali mengalami kegagalan demi kegagalan disebabkan karena mereka sering mencondongkan hati mereka pada ketidakpercayaan dan ketidaktaatan kepada Allah maka, generasi yang masih hidup pada waktu itu diajarkan, diingatkan dan nasihatkan melalui nyanyian ini supaya mereka menceritakan kembali tentang apa yang  pernah dialami oleh nenek moyang mereka perihal ketidakpercayaan, ketidaktaan serta pemberontakan bangsa Israel dan kesabaran, kepeduliaan serta kesetiaan Allah terhadap bangsa Israel itu sendiri (ayat 1).
Ada beberapa pengajaran penting yang dapat kita pelajari serta dapat diabadikan sebagai sebuah “Tongkat Estafet” dari kasus bangsa Israel. Tujuannya  ialah agar generasi sekarang hingga generasi berikutnya tetap menjadikannya sebagai suatu sejarah sepanjang hayat mereka (ayat 3-11). Saya berpikir bahwa teman-teman pengurus yang lama/teman-teman mahasiswa yang lama pasti memiliki banyak cerita atau pengalaman yang indah atau pun buruk di tahun-tahun kemarin selama mengemban tugas sebagai pengurus UKMKK atau sebagai senior di Universitas Jember. Mari bagikan itu atau sharingkan ke teman-teman yang baru supaya mereka menjadikan itu sebagai suatu pelajaran. Jika itu adalah jejak atau pengalaman yang buruk atau jelek maka jangan ditiru tetapi jika itu adalah jejak atau pengalaman yang menyenangkan dan membangun atau memotivasi maka perlu ditiru karena hal-hal yang baik dapat membangun dan memotivasi seseorang untuk mengalami kemajuan atau peningkatan di dalam pendidikannya atau hubungannya dengan Tuhan.
Pada kesempatan ini, saya ingin kita merenungkan kebenaran ini dengan sebuah pertanyaan sangat substansial yaitu: Untuk apa generasi senior pada waktu itu perlu menceritakan atau mensharingkan sejarah perjalanan nenek moyang mereka yaitu bangsa Israel semenjak dituntun keluar dari Mesir oleh Musa hingga Allah memilih seorang raja yaitu Daud untuk memimpin mereka pada saat itu. Atau Untuk apa kita perlu mensharingkan atau menceritakan pengalaman-pengalaman kita selama menempuh pendidikan, menjadi anggota pengurus UKMKK atau sebagai mahasiswa Kristen di Universitas Jember?
1)        Supaya pengalaman-pengalaman sejarah itu dapat dikenal dan dikenang sepanjang saat oleh generasi ke generasi berikutnya (ayat 3-6). Pengalaman-pengalaman apa? Pengalaman tentang bagaimana Allah dengan sabar mendampingi dan menemani bangsa Israel sepanjang perjalanan mereka. Teman-teman senior mahasiswa Universitas Jember kenalkanlah pengalaman-pengalaman indah selama menempuh ilmu di sini. Ceritakanlah bagaimana kamu pernah di kuliah hujan-hujanan, tidak diizinkan ikut kelas belajar karena mungkin tidak mengerjakan tugas atau kamu mendapat nilai A di setiap mata kuliah atau lain sebagainya. Biarlah pengalamanmu dapat memotivasi teman-teman baru/ junior untuk lebih semangat dalam menempuh hidup dan cita-cita mereka di kampus ini.
2)        Supaya mereka sungguh-sungguh menaruh kepercayaan kepada Allah serta tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah yang begitu ajaib (ayat 7). Saya percaya bahwa saat ini teman-teman masih berkuliah dan mungkin ada di antara kita tinggal menunggu waktu untuk ujian atau wisuda, jangan menyombongkan diri melainkan tetap ingat bahwa kalau kamu sampai saat ini bisa sukses sampai penghujung kerja keras, itu bukan karena kamu sendiri berjuang tapi Allahlah yang memperjuangkan kamu hingga kamu berhasil. Saya teringat dengan beberapa contoh yang ceritanya mirip dengan topik ini “Tongkat Estafet” yaitu:
a)      Musa dan Yosua (Ulangan 31:6,7, 23). Ketika Musa tahu bahwa dia tidak mungkin memimpin bangsa itu ke tanah Kanaan maka sebelum Musa memberikan “Tongkat Estafetnya” kepada Yosua, dia mengucapkan suatu kalimat yang sangat menggugah hati saya. Teman-teman jika suatu saat kamu tidak lagi menempuh pendidikan di kampus atau tidak terlibat dalam pelayanan UKMKK maka saya berpikir kalian harus saling menguatkan di dalam Tuhan.
b)    Raja Hizkia (2 Raja-raja 18:3 bandingkan dengan Raja Hosea (2 Raja-raja 12:1-2). Artinya tatkala Hizkia mengambil tongkat estafet ayahnya di 2 Raja-raja 16:1-2 ia melakukan hal yang terpuji seperti yang dilakukan Daud bapak leluhurnya. Berbeda dengan Hosea melakukan yang jahat dan bukan seperti raja-raja Israel yang mendahului dia. Jadi, Hidup ini adalah sebuah pilihan. Manakah yang kita pilih ketika kita diperhadapkan dengan sebuah pilihan, apakah kita mau meniru yang baik atau atau yang jahat. Dalam kita Ulangan 28:1, Musa berkata bahwa jika engkau mendengarkan dengan baik-baik suara Tuhan Allah maka Tuhan pasti memberkati engkau tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara Tuhan Allah dengan setia maka kutuk akan menimpahmu (Ul. 28:15). Jadi tentukanlah pilihanmu!
c)     Begitu pula Elia dan Elisa (2 Raja-raja 2:1-25). Sebelum Elia terangkat ke surga Elia meninggalkan “Tongkat Estafetnya atau pelayanannya kepada Elisa”. Alhasil, Elisa dipakai Tuhan secara luar biasa karena ia setia dan taat menjalankan tugas dan pelayanannya.
d)    Yesus dan para muridNya (Mat. 28:16-20). Dikisahkan bahwa sebelum Yesus terangkat ke surga Yesus memberikan “Tongkat Estafet” kepada para muridNya pada waktu untuk melakukan perbuatan-perbuatan ajaib. Tongkat Estafet para murid pada waktu itu adalah kuasa mukjizat yang mengiringi pelayanan mereka.

e)     Bagi kita pun sama dengan para murid. Tunaikanlah tugas pendidikan dengan baik dan tunaikanlah pelayananmu di kampus ini dengan baik maka Tuhan Yesus pasti memberkati kamu. Amen.

Selasa, 20 September 2016

"IDENTITAS KITA SEBAGAI ORANG PERCAYA 1 PETRUS 2:9-10"

Ibadah Kaum Pria Abraham
GPdI "Ekklesia" Jember
Jln. PB. Sudirman No. 42 Jember
By: PACEL ZACHARIAS

Sebelum kita membahas ayat-ayat ini, maka kita perlu memahami bahwa surat 1 Petrus ini ditulis Petrus yang adalah murid Yesus.
Surat ini ditujukkan kepada orang-orang pendatang/ perantau di daerah Asia Kecil, Pontus, Galatia dan Kapadokia.
Siapakah mereka? Kemungkinan mereka adalah orang-orang bertobat yang menanggapi khotbah Petrus pada hari Pentakosta. SIAPAKAH MEREKA?? Petrus menyebut mereka dengan sebuah identitas baru/luar biasa. Petrus menyebut mereka sebagai pendatang/ perantau.
Bagi Petrus: meskipun mereka adalah pendatang/ perantau namun mereka memiliki sebuah identitas yang sangat luar biasa di antara kalangan orang-orang Yahudi pada saat itu.
Perhatikan sebutan-sebutan yang dipakai Petrus bagi mereka:
1)   Pada 2:11 DAN 1:1-2, Petrus menyapa dengan sebuah SAPAAN kasih: Saudara-saudaraku yang kekasih
Orang-orang ini, disebut sebagai pendatang,namun mendapat sebuah perhatian penuh dari Petrus
2)   Petrus mengingatkan mereka supaya mereka menjauhkan diri dari keinginan-keinganan daging yang berjuang melawan jiwa (2:11)
3)   Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa yang bukan Yahudi (2:12)
Bapak-bapak yang hadir malam ini, milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah orang yang tidak percaya Tuhan supaya mereka jangan memfitnah kita sebagai orang-orang durjana tetapi biarlah mereka memuliakan Tuhan karena perbuatan baik kita. (2:12 bandingkan 2 Kor. 3:1-8)
4)   Tetaplah Tunduk kepada pemerintah setempat dimana kita berada sebagaimana kita tunduk kepada Tuhan kita (2:13). Mengapa demikian? Sebab dengan kita tunduk dan berlaku baik kepada pemerintah di dunia maka kita membungkam kepicikan orang-orang yang bodoh (2:15).
5)   Hiduplah sebagai orang merdeka dan sebagai hamba Allah (2:16)
6)   Kasihilah dan hormatilah saudaramu sebagaimana kamu mengasihi dan menghormati Tuhan Yesus
Dari beberapa hal yang saya kemukakan tadi, mungkin kita bertanya seperti ini DAN hal ini menjadi perenungan kita pada malam ini: MENGAPA PETRUS DENGAN SERIUS ATAU MENARUH SEBUAH PENGHARAPAN YANG TINGGI DENGAN MENYAPA DAN MENDORONG MEREKA SUPAYA MEREKA (MEMILIKI CARA HIDUP YANG BAIK, TUNDUK KEPADA PEMERINTAH, HIDUP SEBAGAI ORANG MERDEKA DAN SEBAGAI HAMBA ALLAH SERTA MENGASIHI DAN MENGHORMATI SEMUA ORANG DAN KEPADA ORANG-ORANG YANG MEMIMPIN MEREKA PADA SAAT ITU?). 
PETRUS  INGIN MENGINGATKAN KITA PADA STATUS ATAU IDENTITAS KITA DAHULU SEBELUM MENGENAL TUHAN (MASIH HIDUP DALAM DOSA) DAN SETELAH KITA MENGENAL TUHAN , PERCAYA, DIPANGGIL, DITEBUS, DIBENARKAN DAN SELAMATKAN OLEH TUHAN YESUS.
COBA PERHATIKAN APA KATA RASUL PAULUS TENTANG STATUS KITA DAHULU (EF. 2:1-10).
Kita dahulu sudah mati karena dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita, pada dasarnya kita harus dimurkai tetapi sekarang KARENA KASIH, ANUGERAH DAN RAHMAT ALLAH KITA BEROLEH PENGAMPUNAN DOSA (HIDUP YANG KEKAL).
1)      KITA adalah penerima berkat-berkat rohani dari Allah karena pekerjaan Tuhan Yesus Kristus (Efesus 1: 3-14). Pada konteks ini Petrus berkata bahwa kita tergolong pada orang-orang yang dipilih oleh Tuhan (2:9) untuk suatu rencana Tuhan yang mulia (2:9). Apa rencana Allah tersebut? Efesus 2:10 (Melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yaitu melayani Tuhan sesuai dengan karunia yang diberikannya bagi kita (Rm. 12:6-8)
2)      Kita adalah kepunyaan Allah sendiri (2:9 bandingan Galatia 2:20). KATA PETRUS (1 Petrus 1:18-19) Yesus telah membeli dan menebus kita dengan harga yang lunas yaitu dengan darahNya sendiri.
APA YANG PERLU KITA LAKUKAN KETIKA KITA DIINGATKAN KEMBALI TENTANG IDENTITAS KITA YANG BEGITU BERHARGA?
1)      SAKSIKANLAH ATAU BERITAKANLAH BAHWA KITA TELAH MENERIMA BERKAT-BERKAT ROHANI TERSEBUT BUKAN KARENA USAHA ATAU PERBUATAN BAIK KITA NAMUN YESUSLAH YANG MENGERJAKANNYA UNTUK KITA. TUGAS KITA ADALAH PERCAYA DAN TAAT

2)      SAKSIKANLAH BAHWA SEKARANG KITA ADALAH PEWARIS KERAJAAN ALLAH. TUGAS KITA SEKARANG ADALAH MENGERJAKAN AMANAT AGUNG DARI ALLAH (MAT. 28:19-20). BERSEDIA????

KEMERDEKAAN SECARA KRISTEN ( GALATIA 5-6:1-18)

Ibadah rayon El Shadai
GPdI "Ekklesia" Jember
Jln. PB. Sudirman No: 42 Jember
by: Pacel Zacharias

Tujuan Rasul Paulus menulis surat ini kepada jemaat di Galatia yaitu: 
A)    Untuk menolong orang-orang percaya yang telah disesatkan dengan ajaran-ajaran palsu. Tujuannya supaya mereka kembali kepada ajaran yang benar (yang alkitabiah).
B)    Paulus merasa penting untuk menulis surat ini sebab ia berpikir bahwa sangatlah penting mengembalikan pemahaman-pemahaman teologi jemaat waktu itu bahwa hubungan manusia dengan Allah dapat dibangun kembali bukan dengan cara melakukan hukum taurat melainkan melalui percaya dan beriman kepada Tuhan Yesus. Iman dan ketaatan seoranglah yang menyebabkan perbuatan2nya sesuai dengan karakter Kristus. Dengan kata lain, iman dan ketaatan seseoranglah yang menyebabkan seseorang mengalami kemerdekaan.
Artinya bahwa:
1)    Kemerdekaan secara Kristiani bukanlah tergantung pada ukuran seseorang melakukan hukum taurat. Sebab DASAR HUKUM TAURAT BUKANLAH IMAN MELAINKAN SIAPA YANG MELAKUKANNYA, AKAN HIDUP KARENANYA (GALATIA 3:12). Saya berpikir bahwa Yesus paham benar bahwa manusia tidak mungkin dengan sempurna mengerjakan taurat sebab manusia itu hakekatnya dosa dan hukum taurat itu kudus dan suci (Roma 7:12). OLEH SEBAB ITU YESSUS MENANGGUNG SEMUA KUTUK MANUSIA SEKALI UNTUK SELAMA-LAMANYA (GALATIA 3:10-14).
Pendek kata, SEKARANG kita telah merdeka. Namun saya ingin bertanya:
a)     Apakah saya dan saudara merdeka? atau
b)    Apakah saya dan saudara sungguh-sungguh merdeka? Sebenarnya istilah Merdeka ini dapat kita ganti suatu kata yang sangat familiar dalam keyakinan sebagai umat Kristen yaitu “APAKAH KITA SUNGGUH-SUNGGUH SELAMAT?”
Mari kita memperhatikan kata demi kata, frasa dan kalimat dari surat rasul Paulus. Ada beberapa frasa atau kalimat yang bagi saya, seperti Paulus ingin memberikan penekanan tentang perihal nasip KeKristenan mengenal hal KEMERDEKAAN ATAU KESELAMATAN, YAITU:
A)    SUPAYA KITA SUNGGUH-SUNGGUH MERDEKA (GAL. 5:1; YOH. 8:36)
B)    SAUDARA2, MEMANG KAMU TELAH DIPANGGIL UNTUK MERDEKA ( GAL. 5:13)
C)    MAKSUDKU IALAH….(GAL. 5:16)
D)   SAUDARA2, KALAUPUN SESEORANG KEDAPATAN MELAKUKAN SUATU PELANGGARAN (GAL. 6:1)
1)    KITA SUDAH SUNGGUH2 MERDEKA/ SUNGGUH-SUNGGUH SELAMAT. 
Pekerjaan selamat atau merdeka itu bukan hasil usaha kita sebagai manusia sebab kita makhluk yang lemah dan berdoa. Kita juga tidak mungkin sempurna melakukan hukum taurat oleh sebab itu, Allah dalam nama Tuhan Yesus yang mengerjakan keselamatan itu bagi kita. Tugas kita adalah beriman dan taat pada karya dan pengorbananNya (Ef. 2:8-10). Allahlah yang mengerjakannya bagi kita (Filipi 2:12-13). Kristuslah yang memerdekakan kita (Gal. 5:13). APA TUGAS KITA?
2)    GALATIA 5:13, JANGAN MENGGUNAKAN KEMERDEKAAN ITU SEBAGAI KESEMPATAN UNTUK MELAKUKAN DOSA NAMUN LAYANILAH SEORANG TERHADAP YANG LAIN DI DALAM KASIH.
3)    BAGAIMANA CARANYA KITA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN ATAU KESELAMATAN TERSEBUT?
PAULUS MENJELASKAN DENGAN KALIMAT (MAKSUDKU IALAH: SERAHKANLAH HIDUP KITA UNTUK DIPIMPIN OLEH ROH DAN JANGAN MENGIKUTI KEINGINAN-KEINGINAN DAGING KITA (GAL. 5:16)
HASILKANLAH KARAKTER YANG BAIK SESUAI DENGAN TUNTUTAN ROH KUDUS (GAL. 5:22-23).
4)    APA YANG MENJADI TUGAS KITA SETELAH KITA MENERIMA KEMERDEKAAN ATAU KESELAMATAN DARI TUHAN YESUS KRISTUS? GALATIA 6:1-18
BUKTIKANLAH KEMERDEKAAN ATAU KESELAMATAN YANG KITA PEROLEH dengan menunjukkan kasih kita kepada semua orang terutama kepada sesama2 kita seiman (Gal. 6:10).
PAULUS TAHU PERSIS BAHWA MANUSIA TIDAK PERNAH LUPUT DARI KESALAHAN ATAU DOSA SEBAB MEMANG naturnya manusia adalah makhluk yang berdosa atau mahkluk yang lemah oleh sebab itu, SEBAGAI KAUM YANG TELAH SUNGGUH-SUNGGUH MERDEKA. ISTILAH RASUL PAULUS (KAMU YANG ROHANI), (KITA TELAH SUNGGUH2 MERDEKA, MEMANG MERDEKA DAN TELAH MERDEKA, HIDUP DALAM PIMPINAN ROH KUDUS DAN YANG TELAH MEMILIKI KARAKTER KRISTUS).
Tugas kita sebagai orang yang merdeka, yang telah selamat atau yang rohani adalah: GAL. 6:1-18)
a)     Pimpinlah orang yang telah tersesat karena kesibukan dunia kepada jalan yang benar. Tuntunlah mereka pada jalan kebenaran. Tanpa kita, mereka tidak mungkin memahami maksud dan  rencana Allah dalam hidup mereka (Gal. 6:1). Ingat bahwa kita perlu menuntun mereka dengan roh lemah lembut dan sambil kita menjaga diri agar kita jatuh dalam dosa atau pencobaan/godaan dunia yang jahat ini.
b)    Bertolong-tolongan dalam menanggung bebanmu bersama-sama. Tolonglah anggota keluarga kita yang belum percaya kepada Tuhan Yesus. Sebab kalau tidak mereka akan mengalami hukuman pada akhirnya (Gal. 6:2). Mengapa kita perlu melakukan tugas ini? Sebab jika tidak maka kita akan dihukum oleh Tuhan Yesus. Paulus berkata: celakahlah aku jika aku tidak memberitakan injil (1 Kor. 9:16). Mari kita melakukan perbuatan baik ini kepada semua orang di sekitar kita terutama kepada kawan-kawan kita seiman (Gal. 6:10). Siapakah kawan-kawan kita seiman? Mereka adalah keluarga kita (Ayah, ibu, orang tua atau anak, kakek, nenek dan lain sebagainya). Lakukanlah pekerjaan Allah ini sebab jerih payah kita tidak akan pernah sia-sia (1 Kor. 15:58).

c)     Tetaplah tunjukkan hidup kita sebagai ciptaan yang baru (Gal. 6:15-18). Jadilah berkat melalui kehidupan kita. Rasul  Paulus berkata bahwa kita adalah suratan terbuka yang dapat dibaca oleh semua orang. Pastikan bahwa saya dan sobat pasti menjadi berkat dan hiduplah sebagai orang yang benar-benar merdeka atau orang yang telah selamat atau sebagai orang yang rohani. Akhir kata, Awasilah dirimu dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau (1 Tim. 4:16). Amen

KITA BERHARGA DI MATA TUHAN (YESAYA 43:1-7)

Ringkasan Khotbah Ibadah Gabungan Pemuda-Remaja di GPdI Ekklesia Jember Hari Sabtu, 16 Juli 2016 oleh Kak Pacel.

Adalah suatu kebanggaan tersendiri apabila kita mendapat hormat, pujian dan penghargaan dari sesama kita karena kesuksesan atau prestasi yang telah kita raih.  Contoh:  keberhasilan kita menyelesaikan studi.  Semua teman dan keluarga kita mengucapkan selamat dan penghargaan atas keberhasilan yang sudah dicapai.  Tapi, apakah kita pernah menyadari bahwa kita ini sangat berharga di mata Tuhan?  Tuhan tidak pernah memandang rupa, jabatan, atau kekayaan yang kita miliki. Jika teman-teman mencermati ayat demi ayat dari sebagian perikop ini maka sedikitbanyak kita dapat menjumpai beberapa bahan ajar yang perlu kita pelajari dan renungkan bersama-sama tentang BETAPA BERHARGANYA bangsa Israel dan kita sebagai umat tebusanNya di mata Tuhan.

YESAYA 43:1-7

MEMANG: Pasal-pasal ini (yaitu Yesaya 40-66:1-24) ditulis selama tahun-tahun akhir hidup Yesaya. Tujuan umumnya adalah: Allah menyatakan nubuat-nubuat ini supaya memberikan pengharapan dan penghiburan kepada umat-Nya selama mereka tertawan di Babel 150 tahun sesudah zaman Yesaya (lih. Yes 39:5-8); pasal-pasal ini penuh dengan penyataan nubuat mengenai Mesias yang akan datang dan kerajaan-Nya di bumi kelak. SECARA KHUSUS:Yes 43:1-7 Di bagian ini, Tuhan berjanji memberkati Israel dengan pemulihan yang menyenangkan, yang diberikan karena kasih-Nya dan yang bekerja melalui penebusan. DI SINI: Allah mengungkapkan kasih-Nya untuk Israel dan keuntungan-keuntungannya. Semua berkat yang terdaftar di sini lebih banyak berhubungan dengan orang yang menjadi anak Allah melalui iman kepada Yesus Kristus (Efesus 1:3-14). SEBENTAR KITA AKAN MELIHAT BAGAIMANA REAKSI PARA PENULIS INGIN MEMBAWA KITA KEMBALI UNTUK MENGINGAT KARYA ALLAH 2000 tahun yang lalu : Allah telah menciptakan (Musa: Kej. 1:26-27), Membuat (Daud: Mzm. 8:7), Membentuk dan Menenun (Daud: Mzm. 139:13), Memanggil dan menjadikan kita sebagai umat kepunyaanNya dan menebus kita; kita adalah milik-Nya, dan Ia mengenal nama masing-masing kita (ayat Yes 43:1).
Ada banyak contoh di Alkitab tntang kisah Allah yang memanggil manusia untuk menjadi pengikutNya. Yaitu dalam:
A.   Konteks PL
1)    Allah memanggil manusia pertama yang jatuh dalam (Kejadian 3:8-11)
2)    Allah memanggil Abraham untuk keluar dari Ur-Kasdim (Kej. 12:1-9)
3)    Allah memanggil Musa dari belukar (Kel. 3:4, 9-14)
4)    Allah memanggil Samuel untuk menjadi penyambung lidah Allah, Nabi (1 Sam. 3:1-21) dll.
Allah menyertai kita senantiasa (Yes. 43:2). Yesus adalah Allah Imanuel yang menyertai kita hingga akhir zaman. Dia datang ke dalam dunia dengan memperkenalkan diriNya sebagai Allah yang menyertai kita yang berdosa (Mat. 1:23). Allah menebus kita dengan darahNya yang mahal (Yes. 43:3b band. 1 Ptr. 1:18-19). Wowwwww….ini adalah kasih karunia Allah. Coba perhatikan apa kata rasul Paulus kebenaran ini (Ef. 2:1-10). Sekarang ini,, apa yang perlu kita lakukan tatkala kita memahami bahwa kita hanya hidup karena anugerah/kemurahan Tuhan Yesus. Sebenarnya kitalah orang-orang yang perlu dihukum mati. Bahkan di dalam Kejadian 6:1-7, Allah berencana untuk menghapus manusia dari muka bumi. Tapi….Puji Tuhan.. karena Rencana Allah yang ilahi ia masih mau mencari dan meneruskan misiNya untuk keselamatan manusia hingga Allah menaruh perkenananNya pada Nuh.
B.   Konteks PB
1)    Yesus memanggil ke-12 Murid (Mat. 10:1-4; Mrk. 3:13-19; Luk. 6:12-16)
2)    Tuhan Yesus memanggil Paulus menjadi rasul Kristus (Kis. 9:4)
Kita menjadi  berharga karena Allahlah yang telah sendiri memanggil kita (Yes. 43:1 bandingkan Rm. 1:1, 6). Kita semua berharga di mata Tuhan. Mungkin ada orang yang memiliki konsep berpikir bahwa dirinya berharga karena aktif melayani, giat menyumbang, memiliki fisik yang menarik, pandai, kaya, dsb. Konsep berpikir seperti itu tidak sesuai dengan firman Tuhan. Orang yang percaya kepada Tuhan, berharga di mata Tuhan. Jika kita yakin bahwa kita berharga di mata Tuhan, kita pasti menghargai Tuhan dalam segala hal. Contohnya ketika beribadah maka kita menunjukkan sikap mengormati Tuhan, tidak main-main atau mendengarkan khotbah dengan baik.

Mengapa kita berharga di mata Tuhan?
1.     Kita berharga karena diciptakan segambar dengan gambar Allah (ay. 1a)
Proses menciptakan itu tidak mudah, menyatukan tubuh, jiwa, roh. Jika kita tidak menghargai diri kita, berarti kita tidak menghargai Tuhan. (Kej. 1:26-27) kata menciptakan dalam terjemahan aslinya memiliki arti yang berbeda dengan kata membuat. (Mzm. 8:7) ketika Allah menciptakan manusia, kita diciptakan untuk berkuasa atas ciptaan-Nya yang lain. (Mzm. 139:13) Allah menciptakan dan menenun kita. Menjadi anak Tuhan harus mau dibentuk dan diproses, jangan mengeraskan hati kita.

2.     Ketika kita dijadikan, kita juga dipanggil oleh Allah (ay. 1b)
Kita dipanggil untuk menjadi umat kepunyaan-Nya, untuk diselamatkan.
(Kej. 3:8-11) Ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah mencari, memanggil manusia. Allah tau jika manusia jatuh dalam dosa. Kita ada disini karena Allah yang memanggil kita. Orang yang benar-benar dipanggil Tuhan tidak akan meninggalkan Tuhan apapun godaannya. Cara Tuhan memanggil umatNya berbeda-beda.
Untuk apa kita dipanggil?
Paulus yakin bahwa dia telah dipanggil Allah untuk menjadi rasul Allah (Rm. 1:1,6). Allah memanggil kita untuk menjadikan kita orang-orang kudusNya (QADOSH) Roma 1:6. Allah mau memanggil kita untuks manjadi pemberita injil kasih karunia Allah (Rm. 1:1).
a.     Kita dipanggil untuk menjadi milik Kristus (Rm. 1:6)
b.     Kita dipanggil untuk menjadi orang-orangNya yang kudus (Rm. 1:7)
c.      Kita dipanggil untuk menjadi pemberita injil (Rm. 1:1)
d.     Kita dipanggil untuk memuliakan Allah (Rm. 12:1)
Mari kita menjadi pemuda-remaja yang menyadari bahwa kita berharga dimata Tuhan sehingga kita bisa menghargai diri sendiri, menghargai Tuhan yang telah mneciptakan kita, dan kita telah dipanggil untuk menjadi milikNya, menjadi orang-orng kudusNya, menjadi pemberita kabar baik, dan kita dipanggil untuk memuliakan namaNya melalui seluruh kehidupan kita.

^_^ Tuhan Yesus memberkati ^_^

"MAKNA KEPENUHAN ROH KUDUS (EFESUS 5:18)"

Ringkasan Khotbah + Tanya Jawab di Ibadah Gabungan Pemuda-Remaja GPDI Ekklesia Jember, Sabtu, 21 Mei 2016 oleh Bapak Wakil Gembala, Pdt. Doni H.


Penuh dengan Roh Kudus merupakan perintah yang sangat penting bagi kita orang percaya (Ef. 5:18). Allah menghendaki kita supaya penuh dengan Roh Kudus agar dapat menghasilkan buah-buah bagi Kristus, agar kita dapat menghadapi berbagai macam tantangan hidup, dan agar kita bisa menjadi teladan bagi orang lain. Ingat! Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, mereka tinggal atau berada di daerah asing, di lingkungan orang-orang yang menyembah berhala dan tidak percaya kepada Tuhan. Namun mereka tidak mengikuti gaya hidup orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan, sebab mereka dipenuhi oleh Roh Kudus.
Apa sih yang dimaksud dengan penuh dengan Roh Kudus?
Perlu kita ketahui bahwa Roh Kudus adalah penolong yang Yesus janjikan bagi kita untuk menyertai kita dan diam dalam kita. (Yoh. 14:16-17) kata diam dalam ayat 17 memiliki arti bertempat tinggal, menetap.
Roh kudus diam di dalam hidup kita berbeda dengan penuh dengan Roh Kudus. Seseorang yang penuh Roh Kudus pasti ada Roh Kudus yang diam dalam hidupnya, namun orang yang ada atau memiliki Roh Kudus dalam hidupnya belum tentu penuh dengan Roh Kudus. Kita penuh dengan Roh Kudus jika kita mau hidup dipimpin oleh Roh Kudus.
Yang perlu kita ketahui dan kita pahami:
1.     Pemberian Roh Kudus bagi kita adalah janji untuk semua orang yang percaya. (Kis. 2:38, Yoh. 7:37-38)
Syarat menerima karunia Roh Kudus adalah percaya. Kita menerima Roh Kudus ketika kita mengaku percaya kepada Yesus dan diselamatkan. Ketika kita percya, kita telah dimateraikan dengan Roh kudus. (Ef. 1:13, Gal. 3:2)
Mengapa Roh Kudus diam dalam hidup kita? Karena Roh Kudus adalah jaminan bagi kita bahwa kita akan menerima surga (2 Kor. 1:22). Roh Kudus diam di dalam hidup kita, jangan sampai kita mendukakan Roh Kudus dengan melakukan hal yang tidak dikehendaki oleh Allah, tidak taat akan pimpinan Roh Kudus. (Ef. 4:30)
2.     Penuh dengan Roh Kudus (Ef. 5:18)
Roh kudus ada dalam diri kita, maka kita adalah milik Kristus (Rm 8:9). Ternyata Roh Kudus dapat didukakan (Ef. 4:30) saat kita tidak hidup dalam kebenaran, tidak hidup dalam pimpinannya. Orang yang menerima Roh Kudus belum tentu menyukakan Roh Kudus, atau tidak pernah mendukakan Roh Kudus. Jangan biarkan roh yang ada ada kita berhenti memimpin, menguasai hidup kita (1 Tes. 5:19). Mari kita hidup tidak menuruti keinginan daging melainkan hidup menurut pimpinan Roh Kudus (Gal. 5:16).
Orang berdosa tidak penuh dengan Roh Kudus, tetapi ketika kita bertobat dan tidak mengulangi dosa yang sama, maka hidup kita penuh dengan Roh Kudus.

Pertanyaan:
1.     Apakah orang yang beragama non Kristen tetapi percaya kepada Yesus juga menerima dan dipenuhi oleh Roh Kudus?
2.     Di dalam hidup kita orang percaya sudah ada Roh Kudus. Terkadang sebagai manusia kita lepas kontrol, melakukan dosa. Apakah ketika hal itu terjadi Roh Kudus masih bekerja di dalam hidup kita?
3.     Dalam situasi menghadapi ujian di sekolah, karena terdesak sehingga harus bertanya jawaban kepada teman. Apakah jawaban itu bisa dikatakan berkat atau rejeki?
4.     Jika kita memiliki teman dekat yang rajin pelayanan tetapi kehidupannya masih duniawi, berbuat dosa, lalu bertobat, hal itu dilakukan berulang-ulang, dan ketika disalahkan tidak mau. Apa yang harus kita lakukan?
5.     Jika Roh Kudus yang ada pada diri seseorang padam, maka orang tersebut tidak lagi hidup dipimpin oleh Roh Kudus, tidak dapat mengetahui kebenaran, dan akhirnya masuk neraka. Lalu bagaimana dengan meterai yang telah menjadi jaminan keselamatan untuk selama-lamanya?
Jawaban:
1.     Ya, semua orang yang percaya kepada Yesus menerima Roh Kudus. Tetapi tentang penuh atau tidaknya Roh Kudus dalam diri seseorang itu bergantung pada ketaatannya setiap hari akan pimpinan Roh Kudus.
2.     Jika hal itu terjadi  Roh kudus belum / tidak padam, tetapi Roh Kudus berduka. Oleh sebab itu kita harus segera bertobat dan tidak berbuat dosa lagi. (1 Yoh. 1:9, 1 Yoh. 2:1-2)
3.     Jawaban yang diterima tersebut bukanlah rejeki atau berkat dari Tuhan. Jika kita berpikir bahwa itu adalah rejeki atau berkat dari tuhan, maka kita harus segera bertobat.
4.     Kita harus berusaha untuk menasihati, menegur, dan mendoakannya. Dan jika memang sudah dilakukan berbagai cara tetap tidak berubah, jauhilah orang yang seperti itu.

5.     Ketika kita meninggalkan iman atau tidak percaya lagi kepada Tuhan Yesus, maka kita tidak diselamatkan. (Gal. 5:21, 1 Kor. 6:9-10)

Senin, 19 September 2016

KASIH KARUNIA ALLAH (KEJADIAN 6:1-22).

by: Pacel Zacharias
Saya melihat bahwa Musa dengan gamblangnya mengemukakan  sebuah kebenaran yang begitu sistematis yang mana di DUNIA  teologi para teolog, dosen2 atau mahasiswa teologi menyebutnya dengan “SOTERIOLOGI”. APA ITU SOTERIOLOGI? Soteriologi adalah cabang ilmu teologi yang mengajarkan tentang doktrin keselamatan. 
NAH, Musa di sini menjelaskan tentang sebuah pemahaman keselamatan yang begitu unik dan luar biasa. Mengapa demikian? Musa mengemukakan BAHWA Nuh tidak perlu melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keselamatan. Sebab keselamatan itu adalah anugerah dari Allah. Mungkin bagi sebagian orang menganggap keselamatan didapat melalui amal/perbuatan baik, perlu mengerjakan aturan2 atau kaidah tertentu namun bagi kita orang percaya, kita CUKUP meyakini bahwa keselamatan itu berbicara tentang cara/ tindakan Allah mencari, menemukan dan menyelamatkan manusia dari jurang dosa (LUK. 19:10).
Mungkin bapak/ibu dan saudara2 berpikir dan bertanya2 bagaimana dengan ayat2 berikutnya (Kejadian 6:9-22) menjelaskan bahwa Nuh khan hidup tidak bercela, hidup bergaul dengan Allah dan lain sebagainya. SAYA MAU Katakan Nuh mungkin bisa hidup tidak bercela, hidup bergaul dengan Allah bahkan Ia tepat melakukan segala sesuatunya tetapi  perlu kita pahamai bahwa semuanya itu tidak mungkin berjalan dengan baik kalau TANPA pimpinan dan petunjuk dari Allah juga (Ibr. 11:7). Artinya Nuh dalam hal ini perlu mengikuti petunjuk atau perintah Allah. ternyata, Nuh merespons apa yang diperintahkan Tuhan. Jadi ternyata , ALLAHLAH YANG MEMBERI PETUNJUK KEPADA NUH ATAU DENGAN KATA LAIN ALLAHLAH  YANG MEMBAWA NUH PADA KASIH KARUNIANYA. FIRMAN ALLAH BERKATA BAHWA ALLAH TELAH MUAK MELIHAT KEADAAN MANUSIA. ALKITAB MENULIS BAHWA: "ROHKU TIDAK SELAMA-LAMANYA TINGGAL DALAM MANUSIA" (Kej. 6:3). ALLAH BERENCANA MENGHAPUS MANUSIA DARI MUKA BUMI DAN ALLAH MENYESAL MENCIPTaKAN MANUSIA (Kej. 6:6-7).
Nuh tidak mungkin hidup benar dan berkenan kepada Allah jika tanpa perkenanan dari Allah. BEGITUPUN DENGAN KITA, Kita tidak mungkin menerima anugerah keselamatan itu jika bukan Yesus yang memperkenalkan diriNya bagi kita yang berdosa ini. Ingat kata Paulus dalam Roma 3:23 dan 6:23. Ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang kebenaran tersebut (Yoh. 14:6, Mat. 11:28).
APA YANG DILAKUKAN NUH KETIKA NUH MENIKMATI ANUGERAH TUHAN TERSEBUT? ATAU APA YANG KITA LAKUKAN KETIKA SADAR BAHWA HIDUP INI HANYALAH ANUGERAH TUHAN?
BELAJARLAH DARI NUH YAITU:
1.     NUH HIDUP SEBAGAI ORANG BENAR DAN TIDAK BERCELA (The right man/ tidak bercela ( accomplished) mencapai target atau tujuan(Ay. 9). Hal ini pun bukanlah pekerjaan Nuh semata-mata namun karya Allah dalam hidupnya. Ingat bahwa kita dibenarkan karena iman dan menikmati damai sejahtera Allah oleh karena Yesus Kristus (Rm. 4:24- 5:1).
2.     Nuh membangun relasi yang intim dengan Allah (ay. 9)
3.     Karena kasih Karunia Allah yang melimpah-limpah dalam hidup Nuh. Nuh taat pada perintah Allah. Ketaatan Nuh ditunjukkan dengan Nuh melakukan semua perintah Tuhan dengan tepat (Kej. 6:22).
Bapak/ibu dan saudara/I saya yakin bahwa kita telah menikmati anugerah Tuhan. Keselamatan telah Tuhan Yesus berikan, berkat-berkat Rohani telah Tuhan Yesus berikan (baca Efesus 1:1-13, itulah berkat-berkat rohani yang dikerjakan Tuhan Yesus) apalagi berkat2 jasmani. Apa yang harus kita lakukan? Paulus katakan kerjakanlah itu dengan takut dan gentar (Filipi 2: 12-18). Tunjukanlah status dan jati diri kita sebagai orang benar, tetap bangun relasi dengan Tuhan dalam doa, pujian, penyembahan dan pembacaan Alkitab serta tetaplah taat menjalankan perintah2 Tuhan maka Allah akan memenuhi segala kebutuhan kita sesuai dengan kekayaan dan kemuliaanNya (Filipi 4:19). Amen