Sabtu, 17 Desember 2016

Kehadiran yang memberi kesan indah Matius 2:1-12


Ibadah Pemuda GPdI "Ekklesia" Jember
Oleh : Pacel Zacharias

Sungguh suatu thema yang unik dan menarik? Kenapa menarik? Menarik sebab jarang kita temukan bahwa dalam sebuah kehadiran mengandung kesan. Untung-untungan kalau kesan dari kehadiran itu indah atau menarik. Jarang sekali kita menjumpai bahwa dalam kehadiran seseorang terkesan sesuatu yang menarik atau sukar untuk dilupakan sejarah atau ceritanya. Terkadang kita menjumpai bahwa setelah kita berjumpa dengan orang atau orang berjumpa dengan kita malah orang tersebut tidak ingin berteman dengan kita lagi.  Pernahkah saudara mengalami pengalaman demikian?  Pada cerita kali ini kita menjumpai atau melihat bahwa adanya kesan yang indah dan juga tidak indah dari kehadiran Tuhan Yesus Kristus. Indahnya kehadiran Yesus bagi para Majus pada waktu itu tetapi menjadi momok bagi Raja Herodes serta seluruh Yerusalem (ay.3). Bagi Para majus, inilah moment atau suatu kenyataan yang ditunggu-tunggu oleh mereka, tetapi bagi Raja Herodes inilah Kehadiran yang membawa bencana.
Coba kita perhatikan Matius 2:2, respons para majus saat mereka mendengar berita dan melihat tanda dari bintang di timur bahwa hadirnya seorang Raja (yang dikatakan para Nabi PL:  Raja yang memerintah orang Yahudi atau Israel?). Kata orang majus: KAMI DATANG UNTUK MENYEMBAH DIA (Ay. 2). SEDANGKAN RESPONS RAJA HERODES,
1)         Herodes terkejut (mendengar hal itu “Terkejutlah Ia beserta seluruh Yerusalem” (Ay. 3).
2)         Herodes mengumpulkan semua imam kepala dan ahli taurat bangsa Yahudi (ay. 4)
3)         Herodes meminta keterangan dari mereka tentang apakah benar Mesias itu dilahirkan (ay. 4)
4)         Herodes diam-diam memanggil orang-orang majus untuk mencari tahu apakah benar Mesias lahir dan memberi kabar kepadanya tentang dimana Mesias lahir supaya ia datang menyembahNya (ay. 7-8). Inilah yang saya maksudkan dengan kehadiran yang memberi kesan. Tapi sungguh sangat disayangkan kesan yang kita jumpai adalah kesan yang sungguh-sungguh mengecewakan.
SAUDARA-SAUDARA YANG DIBERKATI TUHAN, saya sangat tertarik dengan Tulisan Matius berkenaan dengan kesan yang kita baca dan renungkan bersama hari ini.
Kesannya ialah: saat orang majus melihat tanda bahwa telah hadir seorang raja yang luar biasa di bumi pada waktu itu maka,
Yang Pertama, orang majus datang dari timur ke Yerusalem hanya untuk menjumpai Mesias tersebut.
Yang Kedua, Dan Bertanya-tanya: Dimanakah Dia, Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?
Perhatikanlah! Kata “BERTANYA-TANYA” artinya mereka tidak hanya bertanya sekali, namun bertanya secara terus menerus. Bisa saja mereka pergi ke sana kemari dan bertanya-tanya untuk menjumpai Yesus.
Saya kemudian merenungkan ayat ini terus menerus bahwa ternyata “Bagi para Majus kehadiran Yesus yang adalah Raja orang Yahudi adalah memberi pengharapan baru  dan memberi kesan yang indah luar biasa bagi mereka pada saat itu.
Saya kemudian Merenung dan berpikir serta mengemukakan sebuah pertanyaan yang begitu dramatis: SAMPAI SEJAUH INI, APAKAH KEHADIRAN YESUS MEMBERI KESAN YANG INDAH DALAM HIDUPMU?
UNTUK MENDAPATKAN JAWABAN DARI PERTANYAAN SUBSTANSIAL TERSEBUT, SAYA MEMBERIKAN BEBERAPA PERTANYAAN PELENGKAP YAITU:
a)      Sejauh ini, apakah saudara pernah mengalami kehadiran Yesus yang benar-benar memberi kesan yang indah?
b)      Jika pernah, apakah kesan yang indah itu kamu respons dengan kamu sungguh-sungguh dengan datang kepada Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Raja kita? Atau saat kita datang kepada Yesus hanya sebatas formalitas? Kalau hari sabtu kita datang ibadah karena memang waktu perkumpulan pemuda untuk beribadah.
c)      Jika tidak pernah, apakah saudara masih tetap berusaha untuk mendapat kesan yang tak terlupakan saat datang pada Yesus?
SAUDARA, SAYA MELIHAT DARI INJIL MATIUS HINGGA YOHANES, ketika seseorang datang kepada Yesus maka selalu ada kesan yang terlupakan yang dialami orang yang berjumpa dengan Yesus. Sebagai contoh: PERKAWINAN DI KANA (YOH. 2:1-11). KESANNYA ADALAH TUAN PESTA BERJUMPA DENGAN YESUS, KEBUTUHANNYA DIPENUHI OLEH YESUS
SAAT BARTIMEUS DATANG KEPADA YESUS, DIA MENGALAMI MUKJIZAT YAITU MELIHAT. SAAT YESUS DATANG KE RUMAH ZAKHEUS DIA MENJADI BERTOBAT (LUK. 19:1-10).
TUHAN YESUS SENDIRI BERKATA BAHWA “MARILAH KEPADAKU MATIUS 11:28, DIA MEMBERI KELEGAAN KEPADA KITA. DAN MASIH BANYAK CERITA LAGI DI DALAM ALKITAB YANG TIDAK SAYA SEBUTKAN DI SINI. KATA YOHANES MURID YESUS: MASIH BANYAK HAL-HAL LAIN YANG DIPERBUAT YESUS, TETAPI JIKALAU SEMUANYA ITU HARUS DITULISKAN SATU PER SATU, MAKA AGAKNYA DUNIA INI TIDAK DAPAT MEMUAT SEMUA KITAB YANG HARUS DITULIS ITU (YOH. 21:25).
SELALU ADA PERTOLONGAN SAAT KITA DATANG KEPADA YESUS. KETIKA PARA MAJUS DATANG KEPADA YESUS MEREKA MENGALAMI SUKACITA BESAR DARI TUHAN. MUNGKIN HARI ITU MEREKA MEMILIKI BANYAK PERGUMULAN ATAU PERSOALAN HIDUP NAMUN SAAT DATANG PADA TUHAN YESUS MASALAH DUKACITA BERUBAH MENJADI SUKACITA YANG BESAR (MATIUS  2:10). MESKIPUN MEREKA CAPEK JALAN KAKI NAMUN SAAT JUMPA TUHAN CAPEK ATAU DUKACITA BERUBAH MENJADI SUKACITA BESAR (YOH. 15:11 & 16:24)
ARTINYA: KESAN INDAH SAAT KITA BENAR-BENAR DATANG DAN MENYEMBAH YESUS YAITU KITA BENAR-BENAR MENGALAMI SUKACITANYA TUHAN.
PERTANYAANNYA: APAKAH SAUDARA BENAR-BENAR MENGALAMI SUKACITA TUHAN? Jawabannya: Sukacita yang sejati hanya kita temukan di dalam Tuhan Yesus (Filipi 4:4)
Kalau kita belum benar-benar mengalami sukacita dari Tuhan maka kita belum mengalami dampak dari kehadiran Yesus. Kok bisa? Apa penyebabnya? PENYEBABNYA adalah pelanggaran dan dosa-dosa kita. Dalam Nehemia 8:11, Nehemia berkata bahwa sukacita Tuhan itu adalah perlindungan kita.
Jangan coba-coba mencari sukacita di luar Tuhan sebab jika kita mencari sukacita di luar Tuhan maka Tuhan pasti menghukum kita. Kata Yesus: Marilah kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Mat. 11:28). Inilah makna dan hadia natal bagi kita semua saat. Persiapkanlah dirimu untuk menerima kehadiranNya sebab kehadiranNya adalah kehadiran yang selalu memberikan kesan yang indah dan tak terlupakan selama-lamanya. Kata Yesus: Tinggallah di dalam Aku dan FirmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya (Yoh. 15:7). Selamat hari natal Yesus memberkati. Haleluya. Amen.

Senin, 21 November 2016

HEART OF A SERVANT – THE PRICE MUST YOU PAY “HARGA YANG HARUS DIBAYAR DALAM PEAYANAN KRISTEN” (ROMA 12:1,6-9)


Ringkasan Khotbah di Ibadah HUT Pemuda Remaja GPdI Ekklesia Jember Hari Sabtu, 12 November 2016 oleh Pdt. Lies Soriton.

Tuhan Yesus memberikan kepada setiap orang karunia-karunia yang berlainan. Kita bertanggungjawab untuk melakukan pelayanan sesuai dengan karunia yang kita miliki.
Kita harus menemukan dan mengembangkan karunia-karunia kita. Harus ada harga yang kita bayar. (ay.1) Melayani Tuhan perlu pengorbanan. Persembahkan tubuh kita untuk dipakai Tuhan dan tinggalkan segala dosa.
Kita harus menemukan karunia rohani apa yang kita miliki. Karunia rohani:
1.       Karunia Pelayanan (Efesus 4:11) – berguna untuk menyatakan rencana Allah yang Agung.
Jabatan-jabatan yang Allah berikan antara lain: rasul, nabi, penginjil, gembala, guru.
a.       Rasul – bisa mencakup semua karunia yang Tuhan berikan.
Rasul diibaratkan sebagai ibu jari. Ibu jari adalah jari yang dapat menyentuh jari-jari yang lain. Rasul dipakai oleh Tuhan dengan berbagai macam karunia.
b.      Nabi – penyambung lidah, tugas dan tanggungjawabnya adalah menyampaikan Firman Tuhan.
Nabi diibaratkan sebagai jari telunjuk. Jari telunjuk biasa digunakan untuk menunjuk. Nabi mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk menegur, menasihati orang yang tidak hidup seturut kehendak Tuhan dan menunjukkan jalan yang benar yang harus dilalui oleh setiap orang.
c.       Penginjil – dipanggil untuk menjadi saksi Yesus.
Penginjil diibaratkan sebagai jari tengah. Jari tengah adalah jari yang menjadi pusat perhatian karena posisinya yang berada di tengah dan ukurannya yang paling panjang dibanding dengan jari-jari lainnya. Penginjil mendapat perhatian banyak orang karena menyaksikan tentang Tuhan Yesus.
d.      Gembala – mengemban tugas menggembalakan jiwa-jiwa.
Gembala diibaratkan sebagai jari manis. Jari manis biasa dipakaikan cincin pernikahan. Gembala menikah dengan gereja, dipersatukan dengan gereja.
e.      Guru – meletakkan dasar iman, suka belajar.
Guru diibaratkan sebagai jari kelingking. Jari kelingking tampak kecil, namun dapat menjangkau bagian-bagian sempit. Guru (Pendidikan Agama Kristen)  mungkin dianggap jabatan yang biasa-biasa saja, namun melalui seorang guru (Pendidikan Agama Kristen) kita belajar sesuatu, kita dapat mengenal Yesus sehingga kita memiliki iman dan pengharapan di dalam-Nya.

2.       Karunia pernyataan (1 Korintus 12-4-11) – perkataan, kuasa, pemwahyuan.
a.       Perkataan – nubuat (berbahasa roh, menafsirkan bahasa roh dengan tujuan untuk membangun, dsb.)
b.      Kuasa – mengerjakan sesuatu (iman khusus, karunia untuk menyembuhkan, dsb.)
c.       Pemwahyuan – kata-kata hikmat, kata-kata yang benar dan tidak menyimpang, kemaampuan untuk membedakan berbagai roh.

·   Bagaimana cara mengetahui karunia kita?
a.       Mengikuti pogram pelatihan.
b.      Melayani bersama orang yang sudah berpengalaman.
c.       Mencoba semua jenis/bentuk pelayanan.
d.      Semangat terus dalam melayani Tuhan sesuai dengan kemampuan.
e.      Tidak menyerah atas suatu kegagalan.
f.        Minta pendapat orang yang dewasa rohaninya.

Semangat pelayanan kita terletak pada contoh/teladan Tuhan Yesus.
-          Sikap rela berkorban (Flp. 2:5-9).
-          Sikap rendah hati (Mrk. 10:45).
-          Taat dan setia.
-          Tidak mendendam (Luk.23:34).
Kesimpulan:
Dalam melayani Tuhan – dibutuhkan pengorbanan dalam bentuk apapun, kita perlu mengetahui karunia apa yang kita miliki, harus memiliki sikap rela berkorban, rendah hati, taat dan setia, tidak mendendam (meneladani Tuhan Yesus).
^_^ Tuhan Yesus memberkati ^_^

Senin, 24 Oktober 2016

PENGARUH PEMAHAMAN PELAYANAN TERHADAP SIKAP HIDUP YANG MELAYANI( Roma 12:11-17,Filipi 2:1-11)

ibadah Remaja
Lagu: Melayani, Melayani Lebih sungguh
Deskripsi Surat Filipi:
1.         Surat Filipi merupakan surat yang berisi ucapan Terima kasih atas pembrian jemaat saat Paulus berada dalam penjara
2.         Surat Filipi tidak berisi doktrin Formal yang mencolok namun terdapat keyakinan dan ikatan batin yang kuat antara jemaat Filipi dan rasul Paulus (Surat yang Paling Pribadi).
3.         Surat yang isinya berupa penyampaian penghargaan dan meyakinkan jemaat atas pemberian mereka serta membetulkan sejumlah kekacauan kecil seperti perasaan putus asa atas pemenjaraan rasul Paulus dan bayangan perpecahan yang kiranya dapat terjadi sewaktu-waktu.
Hipotesa: Diduga bahwa remaja (Para pelayanan Tuhan di Wadah Remaja GPdI “Ekklesia” Jember) masih kurang memiliki pemahaman yang benar terhadap pelayanan dapat diukur pada sikap Hidupnya.
1.         Menurut anda sendiri apa itu pelayanan?
2.         Sebutkan bermacam-macam pelayanan di wadah Remaja GPdI “Ekklesia” Jember?
3.         Di bidang manakah anda telah melayani di wadah remaja GPdI “Ekklesia” Jember?
4.         Perlukah kita terlibat secara langsung untuk melayani?
5.         Lebih mulia  yang mana “hanya datang dan beribadah” ATAU “Datang ke Gereja dan terdaftar sebagai tim Sekerja Allah, God Fellow Workers”?
6.         Setuju atau tidak?kalau pelayanan yang kita lakukan adalah salah satu dari sebagian besar ungkapan syukur kita kepada Tuhan?
7.         Siapkah anda Tuk melayani jika diberi kepercayaan tuk melayani?
8.         Apakah Tuhan turut bangga jika anda mau melayani Dia?

A.        Definisi pelayanan Secara alkitabiah
1.       Definisi secara umum
Pelayanan adalah usaha untuk melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan/jasa. Dalam Yunani:Diakonia(Feminim) dan Diakonos (Maskulin), perbedaannya terletak pada pelayanan pemberitaan injil dan yang satunya pelayanan meja. Sedangkan pelayanan Kristen lebih ditekankan lagi dengan memakai kata Doulos yaitu budak/hamba.
2.       Definisi secara khusus
Kesimpulannya, pelayanan adalah suatu pemberian yang Cuma-Cuma atau pekerjaan yang mulia yang dibrikan oleh Allah kepada orang-orang percaya untuk melayani, menyiapkan, mengurus, menyediakan, meladeni kebutuhan orang lain(Pengabdian diri) tanpa imbalan/jasa.




B.        Sikap hidup atau respons kita terhadap pelayanan
1.       Berani
2.       Melayani dengan tulus
3.       Untuk menyukakan Allah bukan untuk diri sendiri
4.       Tidak bermulut manis
5.       Mau saling berbagi
C.        Konsep  kita tentang pelayanan
Sangatlah subjektif dan Kompleks jika kita Berbicara mengenai konsep pemahaman seseorang tentang sebuah pelayanan. Jadi semuanya tergantung pada sejauh mana kita memahami pentingnya pelayanan dan motivasi kita dalam melayani Tuhan.
D.        Konsep Alkitab tentang pelayanan
Pelayanan menurut Alkitab lebih dari sebuah tanggung jawab dan kewajiban bahkan sebuah pengabdian diri sebagai hamba. Apa kata Maria:Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan. Kapan kita jadi hamba Tuhan?saat kita menerima penyataan Roh dimana kita beriman pada Yesus yang telah mati dan bangkit atas dosa kita (Luk. 1:38a; Rm. 1:4).
1.       Yesus datang ke dunia bukan untuk dilayani tapi melayani (Mrk. 10:43-45).
2.       Filipi 2:1-11

E.         Hal-hal penting yang perlu dipahamai dalam pelayanan Gereja
1.       Pelayanan bukanlah kesempatan unjuk kehebatan
2.       Masing-masing gereja memiliki liturgi atau cara dalam beribadah oleh sebab itu, Jangan samakan pelayanan kita dengan pelayanan di gereja A, B, atau C.
3.       Hidup rohani seseorang sangat bergantung besar pada firman
4.        Hindari pemahaman bahwa momen pelayanan merupakan momen memuaskan hasrat emosi karna faktor “KELEBIHAN”.
F.         Pengaruh konsep kita tentang pelayanan Dan sikap hidup yang melayani
Konsep yang kita miliki dapat berpengaruh pada sikap hidup kita saat melayani Tuhan. Pelayanan kita bisa menjadi tidak membawa berkat bagi Tuhan dan diri kita sendiri karna fokus kita bukan untuk Tuhan namun kepuasan dari mencari jati diri.
G.       Motif Pelayanan di luar Gereja
1.       Rajin mengabdikan diri pada orang Tua/Keluarga merupakan sebuah pelayanan

2.       Jadilah anggota gereja yang berguna bagi gereja kita sendiri.

MEMBANGUN KELUARGA YANG HARMONIS (MAZMUR 128:1-6 & EFESUS 5-6:1-4)


Ibadah Rayon Hosana
Keluarga Sdr. Aji n Ayun
Senin, 24 Oktober 2016
Oleh Pacel Zacharias

Membangun keluarga yang harmonis merupakan harapan, impian atau dambaan semua orang. Tidak ada satu orang pun di kolong langit ini yang menginginkan keluarganya tidak harmonis. Tidak ada orang yang memiliki rencana hari ini menikah besok cari perkara/ masalah dalam rumah tangga kemudian cerai. Mungkin hal tersebut kita temukan dalam berbagai keluarga namun di dalam keluarga Kristen hal tersebut adalah melanggar perintah dan ketetapan Allah.  Keluarga Kristen adalah tetap berpegang teguh pada janji nikah yang telah diikrarkan di hadapan Tuhan dan jemaat. Meski demikian kehendak Tuhan atas keluarga Kristen, namun perihal membangun keluarga yang harmonis harus merupakan pekerjaan yang susah-susah gampang. Mengapa demikian?
Di dalam kitab Kejadian Musa mengemukakan beberapa fakta tentang kegagalan manusia dalam membangun keluarga yang harmonis. Sebagai contoh:
1)    Kegagalan Adam dan Hawa dalam membangun hubungan yang harmonis dengan Allah (Kejadian 3)
2)    Kegagalan Adam dan Hawa dalam mendidik anak mereka Kain hingga akhirnya terjadi pembunuhan pertama dalam Alkitab (Kejadian 4:1-16).
Yang saya maksudkan di sini ialah bahwa karena Adam dan Hawa gagal membangun hubungan yang harmonis dengan Allah maka sebuah hubungan yang harmonis yang telah dibangun Allah dengan manusia pada mulanya menjadi rusak karena ulah manusia itu sendiri. Manusia tidak mampu menjaga keharmonisannya dengan Allah yang adalah pencipta. “Imago Dei” yang ada dalam diri manusia menjadi rusak karena ulah (DOSA) dan perbuatan manusia yang tidak berkenan di hadapan Allah. Pastinya Allah kecewa atau marah kepada manusia ( Kej. 3:14-24). Namun Allah yang kaya dengan rahmat, kembali merangkul manusia itu kembali. Meski demikian, manusia kehilangan ilmu tentang bgaimana caranya membangun sebuah keluarga yang harmonis.

Akhirnya manusia memiliki tugas baru dalam perjalanan hidupnya tentang “Bagaimana caranya “Membangun sebuah keluarga yang harmonis?”. Sesungguhnya di Taman Eden, manusia mendapat pendidikan yang begitu luar biasa tentang bagaimana caranya menerapkan kehidupan yang harmonis. Manusia kehilangan kasih dari Allah. Sekarang Manusia sendirilah yang perlu mencari dan mendapatkan pendidikan yang berharga tersebut yang telah mereka dapatkan di Taman Eden. Karena demikian maka kesimpulan sementara dari khotbah ini adalah JIKA MANUSIA INGIN MEMBANGUN KELUARGA YANG HARMONIS MAKA MANUSIA TERLEBIH DAHULU PERLU MEMBANGUN HUBUNGAN YANG HARMONIS DENGAN ALLAH YANG ADALAH PERANCANG SEBUAH KEHARMONISAN DALAM KELUARGA. *Apakah saudara telah memiliki hubungan yang harmonis dengan Allah? Artinya jika Bapak ibu atau Saudara/I telah memiliki hubungan harmonis dengan Allah maka niscaya hubunganmu dengan semua anggota keluargamu pasti harmonis.
Di awal khotbah ini saya telah mengatakan bahwa memang membangun keluarga yang harmonis adalah impian semua orang namun hal ini tidak cukup hanya diimpikan namun perlu diusahakan secara terus menerus sebagai sebuah visi jangka panjang setiap keluarga sampai maut memisahkan mereka (Matius 19:6). Tetapi yang penting di sini adalah TAKUTLAH AKAN TUHAN (MZM. 128:1-6). Pemazmur berkata bahwa kebahagiaan/keharmonisan akan kita nikmati jika kita semua belajar saling menghormati, tunduk serta menghargai tugas dan tanggung jawab kita di dalam rumah tangga kita masing-masing. Suami mengerti tugas dan tanggung jawabnya, istri mengerti tugas dan tanggung jawabnya dan anak mengerti tugas dan tanggung jawab, niscaya keluarga kita harmonis. Jika kita telah menggenapi perintah utama tersebut yaitu Takut akan Tuhan dan membangung relasi yang baik dengan Tuhan maka semuanya pasti menjadi mudah. Pastikan hidupmu bahwa Bapak ibu, saudara/I sekalian telah menggenapi perintah ini. Tugas-tugas kita berikutnya sebagai pelengkap dalam membangun sebuah hubungan yang harmonis adalah:
1)    Suami dan Istri serta anak-anak perlu mengHidupkan, menjalankan atau menerapkan kembali kasih Allah dalam keluarganya (Ef. 5-6:1-4). Paulus kembali menyinggung tentang perihal Tunduk, takut atau taat pada konteks ini seperti yang telah dikemukakan oleh pemazmur pada Mazmur 128:1-6. Memang tanpa kasih seseorang tidak mungkin memiliki rasa takut, tunduk dan menghormati Tuhan. Keduanya bagaikan 2 mata uang yang tidak dipisahkan yaitu mengasihi dan takut atau tunduk pada Tuhan Yesus. Mengasihi bukan karena paksaan tetapi mengasih karena Allah telah menunjukkan kasih sejati bagi kita. Itulah kasih Agape.
2)    Mengembangkan komunikasi yang baik yang membawa berkat dalam keluarga (Kol. 4:6a).
Komunikasi dalam keluarga itu sangat dapat menunjang keharmonisan dalam keluarga. Ketundukan atau penghormatan setiap anggota keluarga pada Tuhan perlu diteruskan pada cara berkomunikasi. Paulus berkata bahwa hendaklah kata-kata kita penuh kasih, jangan hambar. Jangan sampai perkataan orang tua melukai anak-anak, atau perkataan suami melukai istri dan sebaliknya.
3)    Terapkan gaya hidup rohani atau kebiasaan rohani yang dapat bermanfaat untuk semua anggota keluarga. Contohnya: Keluarga Yosua (Yos. 24:15). Yosua berkata bahwa “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan. FAYH: TETAPI BAGI AKU SENDIRI SERTA SELURUH KELUARGAKU, KAMI AKAN MENAATI TUHAN…INI ADALAH GAYA HIDUP YANG BAIK. BIMK: TETAPI KAMI-SAYA DAN KELUARGA SAYA-AKAN MENGABDI HANYA KEPADA TUHAN. Contoh berikut adalah: NUH (Kejadian 8:20; 9:1) gaya hidup Nuh adalah membangun mezbah doa dalam keluarga. Dengan mezbah doa keluarga dibawa untuk semakin harmonis dengan Allah dan harmonis dengan anggota keluarga lainnya. Dengan doa, keluarga akan belajar tentang mendisiplinkan hidup untuk berdoa, memuji Tuhan dan menyembah Tuhan.
4)    Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang terus mengingat dan mengamalkan janji nikahnya sampai maut memisahkan mereka.
Apa pentingnya jika keluarga Kristen hidup dalam  keharmonisan?
a)    Keluarga kita sendiri pasti diberkati dan memberkati keluarga Kristen atau non-Kristen lainnya (Mzm. 133:1-3). Pemazmur berkata bahwa Tuhan akan memerintahkan berkat-berkatNya atas hidup kita sampai selama-lamanya.
b)    Allah mempromosikan keluarga kita kepada keluarga yang lainnya. Contohnya: Keluarga Abraham. Promosi Allah bagi keluarga Abraham adalah Abraham dan Sara dikenal sebagai pejuang iman (Ibrani 11:8-19)
c)    Allah dapat memakai keluarga kita sebagai keluarga pemberita kasih karunia Allah. Contohnya: Keluarga Nuh dapat memberitakan injil kasih karunia Allah (Kejadian 6:9-10 bandingkan Ibrani 11:7), Keluarga Abraham (Kejadian 12-25) dan lain sebagainya.

PERTANYAAN-PERTANYAAN
Menurut pendapat bapak/ibu dan saudara/i sekalian:
i)    Apa yang dimaksud dengan keluarga yang harmonis?
ii)   Apakah Allah menuntut setiap anggota keluarga untuk hidup dalam keharmonisan atau hanya sebagaian orang  atau hanya kelompok-kelompok tertentu saja? Contohnya: Keluarga Pendeta, keluarga Rohaniawan atau setiap aktifis atau pelayan/pengurus gereja.
iii)  Apakah ukuran atau standart menjadi keluarga yang harmonis?
iv)  Apakah pentingnya jika keluarga Kristen hidup dalam keharmonisan? Apa alasannya?

v)   Bagaimana caranya keluarga Kristen membangun keluarga yang harmonis?

Selasa, 11 Oktober 2016

Rahasia membangun hubungan yang kokoh bersama pasangan (Mazmur 127:1-2)


#Latepose
Ibadah Pemuda GPdI "Ekklesia" Jember
Oleh: Pacel Zacharias


Jika diliat dari karakter penulisan Mazmur 127:1-2 maka kemungkinan besar penulis ialah raja Salomo. Berkenaan dengan pengalaman hidupnya yang persis dengan gaya Bahasa yang dituangkan dalam Mazmur ini. Jadi dapat kita simpulkan bahwa Mazmur ini ditulis oleh Raja salomo sebagai sebuah peringatan bagi setiap anak Tuhan agar tetap melekat kuat pada Tuhan agar kelak tidak mengalami hal yang sama seperti dia. Dari Mazmur ini, kita dapat mengemukakan sebuah pertanyaan yang substansial sehingga kita akhirnya mendapatkan sebuah jawaban tentang perihal "Rahasia membangun relasi yang kokoh bersama pasangan". Pertanyaannya ialah: Apa yang harus dipikirkan oleh seorang pemuda dan seorang pemudi dalam menjalin hubungan dengan pasangannya atau dalam proses atau tahap mencari pasangan teman, sahabat, pacar atau tunanga atau mungkin calon sumai atau calon istri?
Saya ingin teman-teman pemuda-pemudi dapat menemukan jawabannya kemudian membangun sebuah gagasan, pemikiran teologis yang dapat menunjang jalannya persahabatan atau hubungan kita di dalam Tuhan serta teman, sahabat atau pasangan kita. Ingat bahwa, jika bukan Tuhan yang membangun rumah sia-sialah usaha orang yang membangunnya (Mazmur 127:1-2). Bandingkan dengan Yohanes 15:1-10. Di sana dijelaskan dengan begitu jelas, lugas dan tegas bahwa jika kita tidak membangun hubungan kita di dalam Tuhan maka kita akan dibuang  dan dicampakan ke dalam lautan api. Artinya apa? Artinya Allah menasihati, mengingatkan kita agar kita harus mendasarkan hubungan kita di dalam Tuhan.
Pendek kata, saya ingin teman-teman memiliki wawasan atau gagasan seperti yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus. Wawasan tersebut bisa disebut dengan istilah wawasan teologis atau alkitabiah.
NAH……APA YANG HARUS DIPIKIRKAN OLEH SEORANG PEMUDA DAN PEMUDI DALAM PERENCANAAN UNTUK MEMBANGUN HUBUNGAN YANG KOKOH BERSAMA PASANGANNYA?
1.         Carilah sosok pemimpin yang takut akan Tuhan dan sosok orang yang dapat dipimpin dalam takut akan Tuhan
DARI SISI PEMUDA
Carilah seorang pemudi yang dapat dipimpin atau dapat diarahkan kepada jalan dan rencana Tuhan.
DARIS SISI PEMUDI
Carilah seorang pemuda  yang dapat memimpin dan mengarahkan hidupmu pada jalan dan rencana Tuhan.
Membangun sebuah hubungan membutuhkan pemimpin. Jangan sampai hubungan kita hancur dan rusak kemudian kita tidak lagi melayani Tuhan atau beribadah karena masalah dalam menjalin hubungan. Supaya hubungan kita baik, langgeng maka libatkan Yesus sebagai pemimpin kita. Kita semua tahu bahwa Yesus adalah pemimpin kita. Dialah yang mengarahkan setiap hubungan untuk berada dalam kaidah firman Allah, namun seiring berjalan sebuah hubungan agar tetap lancar dan langgeng, Tuhan memberikan kita kehendak bebas bagi kita untuk menjalankan hubungan tersebut hingga kita mau bawa kemana. SEPERTI LAGU “MAU DIBAWA KEMANA HUBUNGAN KITA”.  Masing-masing kita diberi tanggung jawab untuk menjaga hubungan kita agar nama Tuhan yang dipermuliakan. Oleh sebab itu, janganlah kita salah memilih. Atau salah bergaul (1 Korintus 15:33). Pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan yang baik.
Perhatikan jalan hidup dari Salomo. Salomo gagal dalam menghidupkan Perintah atau hukum Allah yang dia telah ketahui. Sebab dia salah menentukan dengan siapa ia membangun hubungannya. Dia salah bergaul.
Hubungan yang dibangun bersama Tuhan pasti terdapat banyak kenangan indah yang tak dapat terlupakan hingga nanti mencapai suatu hubungan yang lebih serius (Married). Sebaliknya hubungan yang dibangun tanpa Tuhan pasti terdapat banyak cek coknya dan bisa jadi akan mengalami kehancuran karena berbagai alasan.
Saya tidak tahu bagaimana jauh  bentuk hubungan tersebut,  mungkin itu, temanan, sahabatan, pacaran dan tunangan. Jika kita mampu menjadi pemimpin yang baik atau jika kita tidak salah memilih pemimpin dalam sebuah hubungan maka niscaya hubungan langgeng hingga kita beranak cucu.

2.         Tetapkan tujuan saat kita menjalin sebuah hubungan
Apa yang menjadi tujuanmu saat menjalin sebuah hubungan dengan seseorang? Sebenarnya tujuan yang mau diberitahu Salomo dalam membangun sebuah hubungan bukan pada sebuah impian bersifat semu atau yang bersifat sementara seperti Istana yang mewah, harta kekayaan yang melimpah, istri yang banyak namun tujuan utama Salomo dalam membangun sebuah hubungan ialah “SEKIRANYA ALLAH DAPAT BERNAUNG, TINGGAL DI DALAM HUBUNGAN TERSEBUT”.
Contohnya: Aku mau cari pasangan yang punya mobil Lamborjini, orangnya keren, cantik, guateng, pnya rumah, punya kerja dan lain sebagainya. Itu bisa baik. Tetapi jangan sampai karena kita mengejar hal yang bersifat duniawi kita lupa Tuhan dan mencari orang kaya atau orang mapan dan trus membawa kita keluar dari persekutuan dengan teman-teman pemuda atau persekutuan dengan Tuhan. Mengalihkan motivasi kita pada kesenangan dunia dibanding bersekutu dan melayani Tuhan.
Harusnya kita berpikir dan memutuskan tujuan utama kita menjalin hubungan dengan seseorang yang memiliki kriteria sebagai berikut: lahir baru, anak Tuhan, pelayan Tuhan dan membangun iman rohani kita.
Kalau bisa kita mencari pasangan yang memiliki kegemaran yang sama yaitu melayani Tuhan bersama-sama maka pasti nama Tuhan Yesus dipermuliakan. Ya nama Tuhanlah yang dipermuliakan.
SALOMO SDH MEMILIKI HIKMAT, HARTA, KEDUDUKAN, KEKAYAAN NAMUN SALOMO MELUPAKAN TUHAN YANG ADALAH PEMIMPINNYA. AKHIRNYA KERAJAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN TUHAN MENJADI HANCUR (1 RAJA-RAJA 11:11).KERAJAANNYA DIAMBIL OLEH HAMBANYA 1 RAJA-RAJA 12:1-20.
AYAT BUAT TEMAN-TEMAN DI LUAR NASIHAT TUHAN BUAT SALOMO: ULANGAN 8:11-18.

Akhir khotbah saya ialah: Carilah pasangan yang dapat menjadi pemimpin dan yang bisa dipimpin untuk menghidupi setiap firman Allah serta dapat membangun relasi. Dan tetapkanlah tujuan yang sama yaitu saling mendukung dalam melayani Tuhan. (1 Kor. 15:58). Tuhan Yesus pasti memberkati hidupmu baik untuk hari ini dan hidup yang akan datang. Puji Tuhan, Selamat menemukan pasangan yang sepadan dari Tuhan Yesus (Kej. 2: 18-24). Amen

Senin, 10 Oktober 2016

Yesus Sang Pemenang (Yosua 1:8)


#Latepose
Ibadah Perpisahan tahun dari 2015 Ke 2016
Ibadah gabungan Pemuda & Remaja GPdI "Ekklesia" Jember
Oleh: Pacel Zacharias

Ayat ini merupakan ayat mas yang saya dapatkan tahun ini. Dan ini bukanlah pertama kalinya namun kedua kalinya. Ayat ini merupakan ayat pertama yang saya dapatkan dari menarik ayat mas seperti biasanya setiap gereja mengadakan pencabutan ayat mas tepatnya ibadah penutupan tahun. Ayat inilah yang memotivasi saya untuk memantapkan panggilan saya menjadi seorang Hamba Tuhan sejak saya masih duduk di bangku kelas 3 SD waktu itu. Di bangku kelas 3 saya sudah mengambil komitmen untuk menjadi seorang pendeta. Saya telah menemukan panggilan saya sebagai seorang hamba Tuhan. Di bangku kelas 3 saya telah dipercayakan Tuhan untuk memimpin ibadah melalui memimpin pujian di ibadah umum. bahkan saya telah terlibat dalam pelayanan firman Allah di ibadah-ibadah rumah tangga. Sungguh sebuah panggilan Tuhan. Kisah inilah yang membentuk saya untuk tetap berada dalam panggilan saya hingga saat ini. Bagiku, Tuhan adalah sang Pemenang. Tuhan yang memberiku kemenangan untuk menikmati panggilanNya. Ternyata Tuhan Yesus telah menyediakan sesuatu yang jauh lebih besar dari yang kita pikirkan. O Haleluya, Sungguh Tuhan Yesus luar biasa. Itulah kilas balik dari ayat mas di atas. 

Puji Tuhan Yesus, perlu kita memahami bahwa ayat ini merupakan  motivasi sekaligus nasihat untuk menggapai keberhasilan yang telah disediakan Tuhan. Dari ayat ini juga, saya ingin membuka cara berpikir saudara sekalian bahwa sesungguhnya Tuhan telah menyediakan keberhasilan tersebut namun Tuhan ingin mengajari kita untuk berusaha sebab sementara kita berusaha Tuhan Yesus ingin menunjukkan kuasa kemenanganNya atau kemuliaanNya atas hidup kita sementara kita memperjuangkan kemenangan tersebut.
Tuhan ingin menunjukan kemuliaanNya dan kemenanganNya kepada orang-orang yang mengenal Tuhan melalui masalah yang dihadapi. Memang inilah cara Tuhan mendidik setiap orang Percaya untuk melihat kemuliaan lepas kemuliaan yang disediakanNya. Perhatikan contoh: cara Yesus mengalahkan maut. Sebenarnya Yesus bisa menghancurkan orang para prajurit romawi yang berikhtiar dan merencanakan kematian Yesus. Namun Tuhan Yesus ingin menyatakan kemuliaanNya melalui penderitaan yang Dia alami. Sebaliknya, Kita juga dipanggil untuk menang melalui penderitaan dan aniaya (Filipi 1:29).
Kembali pada konteks Yosua, Mengapa Tuhan begitu perhatian dan serius menyampaikan nasihat ini kepada Yosua? Sebab Tuhan punya rencana ilahi atau urusan ilahi dengan umatNya. Mengapa firman Tuhan ini perlu disampaikan kepada kita pemuda remaja dalam memasuki ibadah pertama di tahun 2016 ini?
Sebab Tuhan memahami tantangan dan kesulitan yang akan dihadapi umatNya kelak Perhatikan Yosua 2,3 dan seterusnya Yosua dan bangsa Israel menghadapi masalah silih berganti. (Yosua harus berusaha untuk menaklukan kota Yerikho dengan usaha yang tidak mudah, merobohkan tembok Yerikho, umat Israel yang terus berubah setia Yosua 7.  Tuhan juga memahami pergumulan dan masalahmu sebagai seorang remaja Pemuda Kristen di masa akhir ini.
Teman-teman remaja dan pemuda, saya ingin kita melihat jauh ke depan seperti yang kita telah ketahui bahwa sekarang kita berada di masa yang sangat sulit (2Timotius 3:1-9). Kemarin saya telah menjelaskannya di ibadah penutupan tahun. Itulah kondisi yang akan kita hadapi. Bagaimana responsmu terhadap realita ini. Mungkin kita berkata bahwa kita belum mengalaminya atau menghadapinya.
Namun fenomena-fenomena yang dijelaskan Alkitab haruslah terjadi, akan terjadi dan sementara terjadi untuk menggenapi perkataan para rasul menjelang kedatangan Tuhan. Ingat Yesus sang Pemenang. Jika kita mau menang  bersandar dan berpautlah pada Tuhan.
Apa yang harus kita lakukan supaya kita mengalami kemenangan seperti Yesus yang telah menang dari kuasa maut dan iblis si ular tua itu?
1)    Tekunlah membaca dan merenungkan firman Allah setiap hari (siang dan malam) ayat 8. Saya senang dengan kata-kata  Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi dimana Paulus mempersiapkan jemaat Tuhan untuk menghadapi penderitaan,  aniaya serta keadaan yang sukar dan sulit tersebut. Paulus dengan jujur dan berani berkata kepada jemaat Tuhan supaya:
Ø  Hendaklah mereka hidup berpadanan dengan firman, teguh berdiri serta berjuang untuk iman yang timbul dari berita injil. Hanya Tuhanlah yang sanggup memberikan kemenangan dan penghiburan melalui kata, kalimat yang telah diurapi oleh Roh Kudus. Saat kita membaca firman, merenungkan firman Tuhan dan mengimaniNya maka tumbuh iman, pengharapan, kasih, pengampunan, kesetiaan dan lain sebagainya. Oleh sebab itu hiduplah di dalam firmanNya. Niscaya kita akan mengalami kemenangan di tahun 2016 ini.
2)    Jaga pergaulanmu. Perhatikan dengan siapa kamu bergaul. Apakah dia adalah teman atau sahabat yang mendukungmu di dalam Tuhan atau menjauhkanmu dari persekutuan, ibadah dan pelayanan kepada Tuhan. Makanya cari teman, sahabat, pacar atau pasangan hidup yang seiman sesama pelayan di gereja. (2 Kor. 6:14; 1 Kor. 15:33).
3)    Sikap hidup yang sesuai firman membawa kita pada masa depan penuh kemenangan dan keberhasilan.

4)    Janganlah kuatir seperti Yosua, tetapi kuatkan dan teguhkanlah hatimu sebab Tuhan menyertai kita sampai akhirnya kita menang bersama-sama Yesus. Sebab Yesus adalah sang pemenang (Matius 28:20B). Amen

Kamis, 06 Oktober 2016

Rukun itu Indah (Mazmur 133:1-3)


Ibadah Kaum Pria Abraham
GPdI "Ekklesia" Jember-Jatim
Kamis, 06 Oktober 2016
Oleh: Pacel Zacharias

Tidak ada hal yang jauh lebih indah jika dalam sebuah keluarga atau komunitas ibadah tercipta hidup yang rukun. Sebab, semua orang pasti mendambakan kerukunan. Setiap orang jika ditanya apakah dia ingin rukun atau hidup dalam ketidakrukunan, maka pasti dia akan menjawab hidupnya ingin rukun. Mengapa? Sebab setiap orang membutuhkan rasa aman. Tidak ada orang yang tidak mau aman. Jika mau aman atau sejahtera hidupnya maka perlu rukun dengan semua pihak. Di sini Pemazmur mengungkapkan suatu kebenaran yang sangat indah bahwa sungguh sangat menyenangkan serta mengagumkan jika di dalam keluarga Kristen/ atau di komunitas orang-orang percaya terjalin hubungan yang rukun. Sebab hubungan yang rukun itu indah dan menyenangkan. Sebelum kita berbicara panjang lebar tentang keluarga yang rukun atau bagaimana menjalin hubungan yang rukun di antara kita sebagai sesama orang percaya serta apa dampaknya jika kita hidup dalam kerukunan, maka kita perlu mengerti Apa itu definisi rukun? Rukun adalah baik dan damai, tidak bertengkar dan bersatu hati.
Saya yakin kita semua sudah tahu persis bagaimana menjalin hubungan yang rukun, baik, damai, tidak bertengkar dan bersatu hati. Sebab kemarin kita telah diajarkan tentang bagaimana menjadi gereja sehat. Salah satu yang disebutkan oleh Bapak Pdt. Doni Heryanto dalam sharing kemarin bahwa supaya sebuah gereja menjadi sehat maka gereja perlu berkomitmen untuk membantu saudara-saudara seiman dalam kekurangan baik dalam kebutuhan jasmani dan rohani. Gereja tidak mungkin melakukan pekerjaan-pekerjaan baik tersebut jika di antara sesama anggota-anggota gereja tidak  terjalin hubungan yang rukun. Artinya, kerukunan adalah modal yang begitu penting dalam kita mengerjakan tugas-tugas gereja secara maksimal. Dan kerukunan dapat bertumbuh dengan baik jika kita menanamkan kasih sebagai penggerak untuk hidup rukun.
Tujuan Allah membentuk keluarga di dalam sejarah penciptaan manusia pertama yaitu ADAM DAN HAWA ialah supaya mereka rukun satu sama yang lainnya agar tugas-tugas yang diberikan Allah kepada mereka dapat terlaksana dengan baik. Namun  sejarah Alkitab membuktikan bahwa manusia pertama semenjak jatuh dalam dosa, generasinya mulai tidak hidup rukun. Manusia dengan manusia saling bermusuhan contoh Kain dan Habel.
Kembali kepada Mazmur 133:1-3, pemazmur mengungkapkan bahwa Tuhan ingin atau Tuhan Yesus menghendaki supaya kita hidup rukun. Pemazmur menggambarkan bahwa jika orang percaya hidup rukun maka suasana kerukunan bagaikan minyak urapan yang harumnya semerbak atau kerukunan itu menyegarkan hidup seperti embun di bukit Hermon. Bagaimana caranya sebuah keluarga Kristen atau sesama anggota orang percaya dapat hidup rukun?
Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut maka kita perlu memahami bahwa sesungguhnya seseorang tidak mungkin hidup rukun di dalam keluarganya atau dengan sesama orang seimannya jika orang tersebut belum rukun atau tidak rukun dengan Tuhan. Apa artinya?
Artinya begini:
1)    Jika hubungan kita dengan Tuhan kita baik, maka hubungan kita dengan sesama orang percaya pun pasti baik.
2)    Jika hubungan kita dengan Tuhan Yesus maka hubungan kita dengan anggota keluarga kita pasti baik
3)    Jika hubungan kita dengan Tuhan Yesus baik maka hubungan kita dengan karyaawan dan bawahan kita pasti baik atau dengan bos kita pasti baik.
Bagaimana supaya hubungan kita dengan sesama orang percaya (dengan Pria-pria yang lainnya atau dengan keluarga kita menjadi rukun?
1)       Terlebih dahulu, sebagai PRIA bangunlah relasi yang baik dengan Tuhan di dalam keluarga kita (Belajar dari Keluarga Yosua. Yosua 24:15). Bagaimana caranya? Adakan mezbah doa dalam keluarga kita.
2)       Bangunlah relasi yang baik dengan sesama orang-orang percaya di dalam gereja kita melalui komunikasi(Gal. 6:1-10). Contoh saling mengingatkan tentang jam-jam ibadah di gereja kita. Daud berkata: aku senang kalau ada orang yang berkata mari kita pergi ke rumah Tuhan (Mzm. 122:1).
3)       Buktikan kasih kita kepada sesama orang-orang percaya di dalam gereja melalui tindakan-tindakan kasih yang nyata (Gal. 6:1-10).

Apa hasilnya jika kita hidup dalam kerukunan satu sama yang lainnya? 
Mazmur 133:3 HIDUP KITA PASTI DIBERKATI OLEH TUHAN YESUS.
Di saat kita rukun, komunikasi menjadi lancar. Maksudnya di saat kita rukun komunikasi kita dengan Tuhan, sesama dan anggota keluarga menjadi lancar, MAKA Tuhan Yesus pasti memberkati kehidupan kita. Akhir kata dari semuanya, pastikanlah bahwa kita tetap rukun dengan Tuhan, sesama dan anggota keluarga kita! Camkanlah bahwa Berkat Tuhan tergantung pada hubungan kita yang rukun dengan Tuhan Yesus dan sesama orang percaya, bukan pada pada susah payah kita (Amsal 10:22).

DI SETIAP KEBERSAMAAN ATAU KERUKUNAN PASTI ADA BERKAT YANG DISEDIAKAN OLEH TUHAN YESUS. CONTOH KEBERSAMAAN KITA MALAM HARI INI PASTI TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA. AMEN.

Rabu, 28 September 2016

"TONGKAT ESTAFET/ Stick Relay" (MAZMUR 78:1-72)

Pelayanan di UKMKK Universitas Jember
Kamis 29 September 2016
oleh Pacel Zacharias
WOW, sungguh suatu thema yang cukup menarik. Memang secara tersurat tidak digambarkan tentang tongkat estafet namun secara tersirat kita bisa menghubungkan apa yang dimaksudkan  oleh pengurus mengenai “Tongkat Estafet” dari ayat-ayat ini. Sebelum kita membahas lebih jauh makna rohani yang terkadung dari ayat-ayat ini maka, kita perlu mengerti apa arti dari “Tongkat Estafet dari kamus bahasa Indonesia. Tongkat estafet sendiri merupakan sebuah tongkat yang memiliki standart ukuran dengan panjang 28 cm, diameter 2 cm, berat tongkat 20 gram serta terbuat dari bahan alumenium yang diproses elektropating dan memiliki 5 warna yang berbeda biasanya dipakai lomba lari berantai. Di mana dalam lomba lari tersebut satu regu terdiri dari 4 orang pelari. Pada nomor lari estafet ada hal yang khusus yang tidak dijumpai pada nomor lari yang lainnya yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari satu ke pelari berikutnya.
Setelah saya merenungkan beberapa saat tentang definisi di atas maka saya dibawa pada maksud dan tujuan para pengurus tentang “tongkat estafet”.  Hal yang senada dapat kita lihat tentang perihal “Tongkat Estafet” dari Mazmur 78:1-72. Ayat-ayat ini memberi sebuah definisi rohani tentang apa itu “Tongkat Estafet”. Saya berdoa dan berharap semoga apa yang saya kemukakan dari ayat-ayat ini menolong saya dan teman-teman untuk lebih memahami apa maksud “Tongkat Estafet” dari Mazmur 78.
Penting sekali untuk dipahami bahwa Mazmur 78 adalah sebuah nyanyian yang digubah oleh bani Azaf demi mengingatkan Israel tentang “Mengapa begitu banyak hukuman berat dari Allah menimpa mereka sepanjang sejarah?”. Tidak cukup sampai di situ, Alkitab bahkan membuktikan bahwa bangsa Israel memiliki cerita-cerita sejarah yang unik, sejarah yang penuh dengan keajaiban-keajaiban bersama Allah sejak mereka dipimpin dengan tangan Allah sendiri dari tempat perbudakan (Mesir) hingga tanah Kanaan yang permai (Mazmur 78:12-71).
Mengingat bahwa ternyata bangsa Israel banyak kali mengalami kegagalan demi kegagalan disebabkan karena mereka sering mencondongkan hati mereka pada ketidakpercayaan dan ketidaktaatan kepada Allah maka, generasi yang masih hidup pada waktu itu diajarkan, diingatkan dan nasihatkan melalui nyanyian ini supaya mereka menceritakan kembali tentang apa yang  pernah dialami oleh nenek moyang mereka perihal ketidakpercayaan, ketidaktaan serta pemberontakan bangsa Israel dan kesabaran, kepeduliaan serta kesetiaan Allah terhadap bangsa Israel itu sendiri (ayat 1).
Ada beberapa pengajaran penting yang dapat kita pelajari serta dapat diabadikan sebagai sebuah “Tongkat Estafet” dari kasus bangsa Israel. Tujuannya  ialah agar generasi sekarang hingga generasi berikutnya tetap menjadikannya sebagai suatu sejarah sepanjang hayat mereka (ayat 3-11). Saya berpikir bahwa teman-teman pengurus yang lama/teman-teman mahasiswa yang lama pasti memiliki banyak cerita atau pengalaman yang indah atau pun buruk di tahun-tahun kemarin selama mengemban tugas sebagai pengurus UKMKK atau sebagai senior di Universitas Jember. Mari bagikan itu atau sharingkan ke teman-teman yang baru supaya mereka menjadikan itu sebagai suatu pelajaran. Jika itu adalah jejak atau pengalaman yang buruk atau jelek maka jangan ditiru tetapi jika itu adalah jejak atau pengalaman yang menyenangkan dan membangun atau memotivasi maka perlu ditiru karena hal-hal yang baik dapat membangun dan memotivasi seseorang untuk mengalami kemajuan atau peningkatan di dalam pendidikannya atau hubungannya dengan Tuhan.
Pada kesempatan ini, saya ingin kita merenungkan kebenaran ini dengan sebuah pertanyaan sangat substansial yaitu: Untuk apa generasi senior pada waktu itu perlu menceritakan atau mensharingkan sejarah perjalanan nenek moyang mereka yaitu bangsa Israel semenjak dituntun keluar dari Mesir oleh Musa hingga Allah memilih seorang raja yaitu Daud untuk memimpin mereka pada saat itu. Atau Untuk apa kita perlu mensharingkan atau menceritakan pengalaman-pengalaman kita selama menempuh pendidikan, menjadi anggota pengurus UKMKK atau sebagai mahasiswa Kristen di Universitas Jember?
1)        Supaya pengalaman-pengalaman sejarah itu dapat dikenal dan dikenang sepanjang saat oleh generasi ke generasi berikutnya (ayat 3-6). Pengalaman-pengalaman apa? Pengalaman tentang bagaimana Allah dengan sabar mendampingi dan menemani bangsa Israel sepanjang perjalanan mereka. Teman-teman senior mahasiswa Universitas Jember kenalkanlah pengalaman-pengalaman indah selama menempuh ilmu di sini. Ceritakanlah bagaimana kamu pernah di kuliah hujan-hujanan, tidak diizinkan ikut kelas belajar karena mungkin tidak mengerjakan tugas atau kamu mendapat nilai A di setiap mata kuliah atau lain sebagainya. Biarlah pengalamanmu dapat memotivasi teman-teman baru/ junior untuk lebih semangat dalam menempuh hidup dan cita-cita mereka di kampus ini.
2)        Supaya mereka sungguh-sungguh menaruh kepercayaan kepada Allah serta tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah yang begitu ajaib (ayat 7). Saya percaya bahwa saat ini teman-teman masih berkuliah dan mungkin ada di antara kita tinggal menunggu waktu untuk ujian atau wisuda, jangan menyombongkan diri melainkan tetap ingat bahwa kalau kamu sampai saat ini bisa sukses sampai penghujung kerja keras, itu bukan karena kamu sendiri berjuang tapi Allahlah yang memperjuangkan kamu hingga kamu berhasil. Saya teringat dengan beberapa contoh yang ceritanya mirip dengan topik ini “Tongkat Estafet” yaitu:
a)      Musa dan Yosua (Ulangan 31:6,7, 23). Ketika Musa tahu bahwa dia tidak mungkin memimpin bangsa itu ke tanah Kanaan maka sebelum Musa memberikan “Tongkat Estafetnya” kepada Yosua, dia mengucapkan suatu kalimat yang sangat menggugah hati saya. Teman-teman jika suatu saat kamu tidak lagi menempuh pendidikan di kampus atau tidak terlibat dalam pelayanan UKMKK maka saya berpikir kalian harus saling menguatkan di dalam Tuhan.
b)    Raja Hizkia (2 Raja-raja 18:3 bandingkan dengan Raja Hosea (2 Raja-raja 12:1-2). Artinya tatkala Hizkia mengambil tongkat estafet ayahnya di 2 Raja-raja 16:1-2 ia melakukan hal yang terpuji seperti yang dilakukan Daud bapak leluhurnya. Berbeda dengan Hosea melakukan yang jahat dan bukan seperti raja-raja Israel yang mendahului dia. Jadi, Hidup ini adalah sebuah pilihan. Manakah yang kita pilih ketika kita diperhadapkan dengan sebuah pilihan, apakah kita mau meniru yang baik atau atau yang jahat. Dalam kita Ulangan 28:1, Musa berkata bahwa jika engkau mendengarkan dengan baik-baik suara Tuhan Allah maka Tuhan pasti memberkati engkau tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara Tuhan Allah dengan setia maka kutuk akan menimpahmu (Ul. 28:15). Jadi tentukanlah pilihanmu!
c)     Begitu pula Elia dan Elisa (2 Raja-raja 2:1-25). Sebelum Elia terangkat ke surga Elia meninggalkan “Tongkat Estafetnya atau pelayanannya kepada Elisa”. Alhasil, Elisa dipakai Tuhan secara luar biasa karena ia setia dan taat menjalankan tugas dan pelayanannya.
d)    Yesus dan para muridNya (Mat. 28:16-20). Dikisahkan bahwa sebelum Yesus terangkat ke surga Yesus memberikan “Tongkat Estafet” kepada para muridNya pada waktu untuk melakukan perbuatan-perbuatan ajaib. Tongkat Estafet para murid pada waktu itu adalah kuasa mukjizat yang mengiringi pelayanan mereka.

e)     Bagi kita pun sama dengan para murid. Tunaikanlah tugas pendidikan dengan baik dan tunaikanlah pelayananmu di kampus ini dengan baik maka Tuhan Yesus pasti memberkati kamu. Amen.