Sabtu, 30 Juni 2018

KARUNIA ROH KUDUS BAGI PELAKSANAAN AMANAT AGUNG KISAH PARA RASUL 1:8

By: Pacel Zacharias 

Ibadah Rayon
#latepost

Dari tema di atas kita didorong untuk belajar tentang dua pokok bahasan besar yaitu Karunia Roh Kudus dan pelaksanaan Amanat Agung. Mari kita membahas secara garis besar tentang kedua pokok bahasan yang telah dikaitkan tersebut yaitu:
1.    Karunia Roh Kudus
a)      Definisi Karunia Roh Kudus
Apa yang dimaksud dengan karunia Roh Kudus? Karunia Roh Kudus dalam bahasa Yunani disebut dengan istilah “Charismata Pneuma”. Karunia Roh Kudus adalah pemberian Tuhan secara khusus seperti yang dikehendaki Tuhan untuk kepentingan orang lain dan bukan untuk diri sendiri (1Kor. 12:1-11). Karunia diberikan kepada orang yang beriman atau menaruh iman pada Tuhan Yesus (Rm. 12:3,....”dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing” 12:6,.....”Karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugrahkan kepada kita” sedangkan perbedaan karunia dengan talenta adalah bakat alamiah sebagai hasil kombinasi genetik, latihan dan lingkungan.  Perbedaannya ialah talenta dapat dimiliki oleh siapa saja baik Kristen maupun non Kristen yang dapat dipakai untuk melayani orang lain secara rohaniah dan sekuler sedangkan karunia dipakai hanya untuk melayani Tuhan Yesus. 
b)      Peran Roh Kudus terhadap Karunia-karunia Roh Kudus
Peran Roh Kudus di dalam menjalankan karunia-karunia Roh Kudus memiliki dampak yang sangat besar untuk pelaksanaan Amanat Agung yang diberikan oleh Tuhan Yesus seperti yang terdapat di dalam Matius 28:19-20. Perlu diperhatikan secara saksama bahwa Kisah 1:8 merupakan sebuah penegasan ulang mengenai Amanat Agung sebelum Tuhan Yesus naik ke surga. Dikatakan bahwa: “Tetapi kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan Sampai ke ujung bumi” (Kis. 1:8).
Akhirnya di saat mereka bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama  selama sepuluh hari mulai dari Kisah Para rasul 1:12-14 hingga pasal 2:1-4, maka Roh Kudus yang dijanjikan itu turun atas mereka dan memenuhi mereka. Tanda AWAL mereka dipenuhi ROH KUDUS pada waktu itu adalah mereka berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain (Kis. 2:4) tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah (Kis. 2:11). 
c)      Karunia Roh Kudus dalam hidup orang percaya
Kita semua telah memahami bahwa setiap kita telah dipenuhi oleh Roh Kudus (Ef. 1:13-14) bandingkan dengan istilah lain yang digunakan oleh rasul Paulus berkenaan dengan seseorang dipenuhi Roh Kudus yaitu rasul Paulus berkata bahwa hiduplah oleh Roh kudus (Gal. 5:16, 25), berilah diri dipimpin oleh Roh Kudus (Gal. 5:18, 25) artinya seseorang yang penuh dengan Roh Kudus ia pasti memberi diri untuk hidup dalam pimpinan, pengontrolan dan pengawasan Roh. Dalam istilah yang lain rasul Paulus berkata hidup dalam tawanan Roh (Kis. 20:22). Jadi seorang percaya yang dipenuhi oleh Roh Kudus, dipimpin oleh Roh Kudus dan hidup menurut tawanan Roh Kudus secara otomatis orang percaya tersebut memiliki panggilan untuk menjalankan atau mengerjakan peran Roh Kudus dan karunia-karunia Roh Kudus bagi pelaksanaan Amanat Agung.

2.    Pelaksanaan Amanat Agung
Apa itu Amanat Agung?  Amanat Agung adalah perintah untuk memberitakan injil. Berbicara mengenai perintah untuk memberitakan injil maka tiap-tiap kita dikaruniakan penyataan Roh Allah untuk kepentingan bersama (1Kor. 12:7). Roh Kudus memberi kita karunia yang berlain-lainan untuk mendukung pekerjaan Tuhan. Atau dengan kata lain,  semua kita dipanggil dan diperlengkapi untuk ambil bagian dalam pekerjaan Allah yang besar yaitu memberitakan injil kabar baik (Rm. 12:6-8) sesuai dengan panggilan kita masing-masing.

Jika memberitakan injil adalah perintah Allah maka apa yang akan kita terima jika kita tidak menjalankan perintah/ Amanat Agung ini?

Ø  Kita mengalami/menderita kecelakaan/kengerian (1Kor. 9:16).
Upah apa yang kita terima saat kita memberitakan injil?
Ø  Kita boleh memberitakan injil tanpa upah (artinya upah kita adalah kita dapat memberitakan injil Kasih karunia  Allah (1Kor. 9:18).
Ø  Upah kita dalam memberitakan injil adalah menjadi hamba yang menjangkau sebanyak mungkin orang (1Kor. 9:19-21). Di Roma rasul Paulus berkata bahwa yang menjadi rasul adalah setiap orang hidup menurut Roh Kekudusan. Meskipun syarat menjadi rasul adalah seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kedua belas rasul selama Yesus bersama-sama dengan mereka yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke surga untuk menjadi saksi dengan mereka tentang kebangkitan Yesus (Kis. 1:21-22).
Ø  Tugas rasul adalah menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya (Rm. 1:4-7).

Mengapa perlu pelaksanaan Amanat Agung?
Ini adalah perintah Allah (Matius 28:19-20).  Amanat Agung adalah pokok dalam kekristenan yang sangat penting. Hal ini terbukti dengan semua kitab Injil yang menceritakan pokok ini. Fokus Amanat Agung terletak dalam penginjilan dan pemuridan, sasarannya supaya seluruh dunia dapat mengecap keselamatan yang ada di dalam Tuhan Yesus Kristus.



Apa fokus pelaksanaan Amanat Agung?
Pelaksanaan amanat agung tidak cukup ditindaklanjuti melalui tindakan nyata (real action) tetapi perlu dilaksanakan  melalui pemberitaan secara verbal atau memberitakan firman Allah secara oral. Jadi, tidak cukup dengan gaya hidup (Rm. 10:9-15).  Meski pun di lain sisi rasul Paulus berkata bahwa hidup kita adalah suratan terbuka (2Kor. 3:1-3). Seakan-akan hidup kita adalah injil yang terbuka yang dapat dibaca oleh semua orang. Ingat bahwa penerapan Amanat Agung perlu ditunjukan melalui bertindak aktif untuk memberitakan injil kasih karunia Allah (Rm. 10:14-15).

Apa yang menjadi dasar pelaksanaan amanat agung?
            Perlu diketahui bahwa semua karunia yang diberikan oleh Allah kepada kita akan menjadi sia-sia jika kita tidak membangun dan mengerjakan karunia-karunia tersebut di dalam kasih . Apa pun bentuk karunia rohani yang kita miliki, kerjakanlah atau jalankanlah  atas dasar kasih (1Kor. 13:1-13). Sebab jika kita mengasihi Allah maka kasihilah sesama kita seperti diri kita sendiri (Mat. 22:37-40).

KESIMPULAN

Karunia Roh Kudus diberikan Allah saat kita beriman pada Tuhan Yesus ialah mengerjakan tugas Amanat Agung. Tugas tersebut adalah memberitakan injil kasih karunia Allah melalui penginjilan dan pemuridan. Tujuannya ialah supaya seluruh dunia dapat mengecap keselamatan yang ada di dalam Tuhan Yesus Kristus.Kerjakanlah atau jalankanlah tugas tersebut  atas dasar kasih. Sebab tanpa kasih semuanya menjadi tidak berarti. Jangan pantang menyerah sebab Roh Allah berperan langsung untuk menyertai kita di saat kita mengerjakan tugas mulia tersebut (Mat. 28:20). Amen.

Kamis, 28 Juni 2018

Menjadi Pelayan Tuhan adalah tugas yang mulia

By: Pacel Zacharias
Ibadah Gabungan Pemuda & Remaja
#latepose
Efesus 3:1-13
Dari ayat 1-6 Paulus menjelaskan tentang profil dirinya. Dia adalah seorang narapidana karena jemaat Tuhan pada waktu itu. Paulus begitu menyebutkan dirinya sebagai seorang narapidana. Dia menjadi seorang narapidana bukan karena melakukan kejahatan tapi karena menjalankan proses panggilan Allah bagi dirinya untuk menjadi
Dari injil itu aku telah menjadi pelayannya.
Paulus ingin mengungkapkan curahan isi hatinya tentang Perihal dan alasan mengapa ia menjadi pelayan Tuhan yaitu:
1)    Paulus memberi laporan bahwa “Aku Paulus menjadi pelayan Kristus karena Injil.
Paulus mau berkata bahwa:
Aku jadi pelayan bukan karena pintar, bukan karena memamerkan ilmu teologia, bukan karena mau jadi orang terkenal dan bukan karena dipaksa oleh orang-orang tertentu dan lain sebagainya.
2)    Paulus memberi laporan yang tidak kalah pentingnya  dengan poin pertama yaitu  ia menjadi pelayan Kristus “menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadanya”.
3)    Bagi rasul Paulus, menjadi pelayan Kristus adalah hak istimewa. Mengapa menjadi pelayan Tuhan adalah hak istimewa? Sebab menjadi pelayan Tuhan adalah sebuah tugas untuk memberitakan rencanaNya (rencana Tuhan Yesus kepada setiap orang).
Karena  menjadi pelayan Tuhan adalah sebuah tugas istimewa yaitu memberitakan rencana Tuhan maka, terlebih dahulu Allah yaitu Tuhan Yesus Kristus memberikan kuasaNya dan kesanggupan khusus untuk melakukannya dengan baik.
Di ayat 8: Paulus mengungkapkan bahwa sebenarnya dia tidak pantas untuk menerima hak tersebut, yaitu hak memberitakan rencana Tuhan. Namun,
4)    Di ayat 9: Paulus juga yakin bahwa Allah juga memilih Dia untuk menerangkan kepada setiap orang bahwa Allah yaitu Tuhan Yesus Kristus adalah Juru selamat bagi semua orang, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi.
Apa yang menjadi tujuan rasul Paulus dalam menjelaskan kebenaran ini? Paulus ingin menghibur orang-orang Kudus di Efesus bahwa jangan kuatir tentang pemenjaraannya atau perlakuan orang-orang terhadap dirinya. Rupanya jemaat di Efesus kuatir dengan hidup rasul Paulus. Wow, bagi saya inilah jemaat yang dewasa rohaninya. Mereka memahami Tuhan dengan benar dari cara mereka memperhatikan Paulus adalah seorang hamba Tuhan.
Pertanyaan saya: Pernahkah remaja Pemuda Turut memikirkan Kebutuhan jasmani, kebahagiaan dan keadaan finansial, keadaan ekonomi hamba-hamba Tuhan di tempat ini? Paulus ngomong kepada jemaat Tuhan di Filipi yaitu Filipi 4:10-20 bahwa aku berterima kasih karena jemaat Tuhan yang telah membantu aku sehingga pelayanan injil maju dan berkembang. Kami hamba-hamba Tuhan dapat bersemangat dan kuat dalam pelayanan karena cara Allah memelihara kami melalui kalian semua. Perhatikan masa PL (cara Allah memelihara Nabi Elia dengan seorang Janda di Sarfat 1 Raja 17:7-24). Artinya Allah selalu memakai orang-orang percaya (anak-anak Tuhan) untuk terlibat melayani Tuhan dengan membantu para Hamba Tuhan supaya mereka sukses dalam melayani Tuhan.

Bagi Paulus: Penderitaan yang dia alami adalah suatu kemuliaan yang akan diterima oleh jemaat Tuhan. Oleh sebab itu, sebagai pengurus remaja pemuda atau pengerja: Jangan sampai karena penderitaan, masalah, tekanan dalam pelayanan maka kita tidak mau melayani Tuhan Yesus. Seharusnya kita tetap terus melayani Tuhan meskipun masalah atau beban berat menghimpit kita. Ingat bahwa Tuhan Yesus lebih dahulu menderita untuk kita (Ef. 3:1-13). Dari ayat 1-6 Paulus menjelaskan tentang profil dirinya. Yaitu Dia adalah seorang narapidana karena jemaat Tuhan pada waktu. Paulus begitu menyebutkan dirinya sebagai seorang narapidana. Dia menjadi seorang narapidana bukan karena melakukan kejahatan tapi karena menjalankan proses panggilan Allah bagi dirinya. Paulus ingin mengungkapkan curahan isi hatinya tentang Perihal dan alasan mengapa ia menjadi pelayan Tuhan yaitu:
1)    Paulus memberi laporan bahwa “Aku Paulus menjadi pelayan Kristus karena Injil. 
Paulus mau berkata bahwa:
Aku jadi pelayan bukan karena mau pintar, bukan karena mau pamer ilmu teologia, bukan karena mau jadi orang terkenal dan bukan karena dipaksa oleh orang-orang tertentu dan lain sebagainya.
2)    Paulus memberi laporan yang tidak kalah pentingnya  dengan poin pertama yaitu  ia menjadi pelayan Kristus “menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadanya”.
3)    Bagi rasul Paulus, menjadi pelayan Kristus adalah hak istimewa. Mengapa menjadi pelayan Tuhan adalah hak istimewa? Sebab menjadi pelayan Tuhan adalah sebuah tugas untuk memberitakan rencanaNya (rencana Tuhan Yesus kepada setiap orang).
Karena  menjadi pelayan Tuhan adalah sebuah tugas istimewa yaitu memberitakan rencana Tuhan maka, terlebih dahulu Allah yaitu Tuhan Yesus Kristus memberikan kuasaNya dan kesanggupan khusus untuk melakukannya dengan baik.
Di ayat 8: Paulus mengungkapkan bahwa sebenarnya dia tidak pantas untuk menerima hak tersebut, yaitu hak memberitakan rencana Tuhan. Namun…..
4)    Di ayat 9: Paulus juga yakin bahwa Allah juga memilih Dia untuk menerangkan kepada setiap orang bahwa Allah yaitu Tuhan Yesus Kristus adalah Juru selamat bagi semua orang, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi.
Apa yang menjadi tujuan rasul Paulus dalam menjelaskan kebenaran ini? Paulus ingin menghibur orang-orang Kudus di Efesus bahwa jangan kuatir tentang pemenjaraannya atau perlakuan orang-orang terhadap dirinya. Rupanya jemaat di Efesus kuatir dengan hidup rasul Paulus. Wow, bagi saya inilah jemaat yang dewasa rohaninya. Mereka memahami Tuhan dengan benar dari cara mereka memperhatikan hamba Tuhan Paulus.
Pertanyaan saya: Pernah remaja Pemuda Turut memikirkan Kebutuhan jasmani, kebahagiaan dan keadaan finansial, keadaan ekonomi hamba-hamba Tuhan di tempat ini. Paulus ngomong kepada jemaat Tuhan di Filipi yaitu Filipi 4:10-20.  Bahwa aku berterima kasih karena jemaat Tuhan telah membantu aku sehingga pelayanan injil maju dan berkembang. Kami hamba Tuhan dapat bersemangat dan kuat dalam pelayanan karena cara Allah memelihara kami melalui kalian semua. Perhatikan masa PL (cara Allah memelihara Nabi Elia dengan seorang Janda di Sarfat 1 Raja 17:7-24). Artinya Allah selalu memakai orang-orang percaya (anak-anak Tuhan) untuk terlibat melayani Tuhan dengan membantu para Hamba Tuhan supaya mereka sukses dalam melayani Tuhan. Bagi Paulus: Penderitaan yang dia alami adalah suatu kemuliaan yang akan diterima oleh jemaat Tuhan. Oleh sebab itu, sebagai pengurus remaja pemuda atau pengerja: Jangan sampai karena penderitaan, masalah, tekanan dalam pelayanan maka kita tidak mau melayani Tuhan Yesus. Seharusnya kita tetap terus melayani Tuhan meskipun masalah atau beban berat menghimpit kita. Ingat bahwa Tuhan Yesus lebih dahulu menderita untuk kita. Amen

Prioritas

By: Pacel Zacharias
Ibadah Pertengahan Minggu
27 Juni 2018
Lukas 10:38-42
Dari kisah ini (Yaitu Kisah di Bethania), saya ingin kita belajar lebih lagi tentang: apa itu prioritas? Apa arti prioritas dari seseorang yang telah mengaku percaya Tuhan Yesus? Apakah  prioritas kita adalah mengalami keintiman atau persekutuan bersamaNya atau mungkin berkatNya, mukjizatNya, pertolonganNya atau janji masa depanNya? Mungkin saja kita seperti kisah Marta yang berasumsi bahwa melayani Tuhan Yesus adalah sebuah prioritas. Tidak jarang kita menemukan fakta bahwa banyak orang bersemangat dalam melayani Tuhan, aktif melayani Tuhan bahkan ke gereja setiap hari minggu. Kelihatannya mereka sangat sibuk dengan Tuhan padahal sesungguhnya mereka tidak memiliki persekutuan pribadi secara kontinyu dengan Tuhan yang adalah BapaNya. Jadi, tidak mengurangi rasa sopan, jika saya berasumsi bahwa kebanyakan orang percaya mungkin memiliki pengertian yang berbeda mengenai prioritas dalam perjalanan rohaninya. Seseorang bisa saja memiliki pendapat atau keputusan yang keliru tentang sebuah prioritas jika ia memiliki pemahaman yang keliru akan Tuhannya dan kebenaran Alkitab. Jika Tuhannya adalah dunia serta kepuasaanya maka mungkin prioritasnya adalah bagaimana caranya memuaskan kebutuhan jasmani namun sebaliknya jika Tuhannya adalah Tuhan Yesus Pemberi hidup untuk hari ini dan hari yang akan datang maka secara otomatis orang tersebut memprioritaskan Tuhan sebagai yang utama dalam hidupnya. Akhirnya, perlakuannya terhadap Tuhannya pun sangat berbeda dengan orang yang prioritasnya adalah dunia ini. Ya, mungkin demikian. Namun pertanyaannya ialah mengapa mungkin demikian? Perlu diperhatikan secara seksama bahwa pengenalan seseorang akan Tuhan Yesus dari setiap kebenaran firman Tuhan yang didengarkan setiap saat secara otomatis mengarahkan orang tersebut pada setiap sepakterjangnya, keputusanya atau (dalam ia berperilaku). Akhirnya orang tersebut memiliki Prioritas yang jelas dan terarah.
Berbicara tentang fokus, ketulusan dan prioritas maka ada banyak contoh dalam Alkitab yang menjelaskan tentang hal itu
I.                  Keluarga Yosua (Yos. 24:15). Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat; atau Allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN.
II.               Mazmur 62:2. Daud berkata bahwa Hanya dekat Allah saja aku tenang daripadaNyalah keselamatanku
III.            Matius 6:25-34, Yesus mengingatkan para pengikutNya untuk tidak kuatir tentang perkara dunia ini sehingga Ia menasihatkan mereka untuk tetap belajar memprioritaskan kerajaan Allah (Bapa) dan kebenaranNya maka apa yang dibutuhkan pasti ditambahkan kepada mereka.
IV.           Rasul Paulus pun demikian. Dalam 1 Timotius 4:13, 16, rasul Paulus berkata kepada Timotius bahwa sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca kitab-kitab suci, dalam membangun dan dalam mengajar dan awasilah dirimu dan ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. Jadi Prioritas rasul Paulus adalah Timotius harus terus tekun membaca kitab-kitab suci.
V.              Mazmur 1:2-3 ditulis bahwa berbahagialah orang yang kesukaannya ialah taurat Tuhan dan yang merenungkan taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Bukankah seringkali kita keliru memahami tentang apa yang menjadi prioritas kita yang sebenarnya? Prioritas yang sesungguhnya dari setiap orang percaya tidak sekedar melayani Tuhan Yesus namun lebih mulia dari semuanya itu ialah jika memberikan perhatian khusus pada membangun relasi yang sangat intim dengan Tuhan kita Yesus Kristus. Jadi menurut hemat saya, Melayani Tuhan itu baik, main musik dalam ibadah, WL, singers, pelayanan LCD, terima tamu, pengantar tamu, terlibat dalam Choir, penari tamborin itu baik bahkan berkhotbah itu baik. Semuanya itu baik namun menjadi kurang baik jika setelah kita melakukan semuanya atau terlibat dalam semuanya itu namun kita tidak memiliki hubungan secara pribadi dengan Tuhan kita Yesus Kristus. Atau jangan sampai kita mengiring Tuhan Yesus atau melayani Tuhan Yesus hanya karena kita takut/kuatir tidak sanggup menghadapi persoalan-persoalan hidup kita. Contohnya kita takut miskin, takut tidak berhasil dalam studi atau pekerjaan dan pelayanan kita. Padahal Tuhan tidak pernah menjanjikan demikian dalam Alkitab. Mengikut Tuhan pasti ada penderitaan dan banyak persoalan yang pasti kita akan hadapi. Oleh sebab itu, kiranya kita menjauhkan asumsi-asumsi yang demikian dari pikiran kita.
Dari teks ini, saya ingin kita merenungkan dengan begitu dalam tentang sebenarnya apa yang menjadi prioritas kita ketika kita dikaruniakan iman untuk mempercayai Dia sebagai Allah dan Juruselamat kita? Perhatikan apa yang menjadi berbeda dari cara penerimaan Maria dan Marta terhadap Tuhan Yesus pada ayat 38-42. Ditulis bahwa:
1)          Marta menerima Yesus di rumahnya (ay. 38)
2)          Marta sibuk melayani (ay. 40)
3)          Marta komplain kepada Tuhan Yesus. Marta merasa tidak adil kalau maria tidak membantunya menyelesaikan pelayanannya pada waktu itu (ay. 40).
4)          Marta kuatir dengan perkara-perkara yang tidak menjadi prioritas menurut Tuhan Yesus (ay. 41)
5)          Marta hanya menyusahkan dirinya dengan perkara-perkara yang tidak menjadi prioritas dalam hidup Tuhan Yesus (ay. 41)
6)          Alhasil, Marta tidak memilih bagian yang terbaik menurut kehendak Tuhan Yesus (ay. 42)
7)          Jadinya, Marta memilih sesuatu yang suatu ketika dapat diambil daripadanya (ay. 42)
Bagaimana dengan Maria dan siapakah Maria? Baca Yohanes 11:1. Dikisahkan bahwa Maria adalah : Kakak dari Marta (Yoh. 11:1), Maria pernah meminyaki kaki Tuhan Yesus dengan minyak mur serta menyekahnya dengan rambutnya. Bagaimana dengan sikap Maria ketika Tuhan Yesus berkunjung ke rumah mereka?
1)          Yang menarik di sini ialah Maria duduk di kaki Yesus (Luk. 10:39)
2)          Maria terus mendengarkan perkataan Tuhan Yesus (Luk. 10:39).
Di mata Tuhan Yesus, duduk di kakiNya serta terus mendengarkan perkataanNya merupakan suatu bagian yang terbaik dan itu tidak dapat diambil oleh siapa pun (ay. 42). Inilah yang saya namakan prioritas dan kasih. Apa itu prioritas dan kasih? Prioritas adalah ketika kita menentukan sebuah pilihan atau bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil daripada kita. Itulah prioritas.  Bagaimana menurut KBBI: prioritas/pri·o·ri·tas/ n yang didahulukan dan diutamakan daripada yang lain. Setiap kita diajarkan melalui cerita ini bahwa kita perlu memperhatikan sejauhmana ketulusan, keikhlasan, niat yang murni atau prioritas kita saat menerima atau berjumpa dengan Tuhan Yesus.
Mari kita seperti jemaat yang di Berea itu dalam Kisah para Rasul 17:11-12, ketika mereka menerima firman Tuhan dengan segala kerendahan hati dan setiap hari mereka menyelediki firman Tuhan. Perhatikan bahwa Prioritas mereka adalah Tuhan Yesus dan perkataan-perkataanNya.
3)          Maria memilih bagian yang terbaik, yang tidak dapat diambil dari padanya (ay. 42)
Saya kuatir kalau-kalau kita sama dengan Marta. Kita sudah menerima Yesus dan keselamatannya namun pada kenyataannya kita hanya sibuk dengan urusan dunia atau mungkin dengan pelayanan kita sehingga mengabaikan persekutuan secara khusus atau intim dengan-Nya seperti contoh membaca Alkitab, berdoa dan mendengarkan perkataan-Nya. Randoph’s At the Beautiful Gate dalam Pulpit Commentary menuliskan banyak hal dan salah satunya dimana dia berkata bahwa Tuhan tidak pernah meminta kita seperti pekerja yang sibuk namun tinggalkanlah waktu kita untuk beristrahat di kakiNya bahkan kadang-kadang Tuhan membutuhkan telinga dan hati kita untuk menemukan persekutuan yang paling dalam. Perhatikan apa kata rasul Paulus dalam Kolose 2:6-7. Dimana pernyataan rasul Paulus begitu berbeda dengan sikap Marta yang hanya menerima Tuhan Yesus kemudian mengabaikan sebuah perjumpaan yang sebenarnya dirindukan oleh Tuhan Yesus yaitu dikatakan bahwa kamu telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidup kita tetap di dalam dia (bersama denganNya) bahkan tetap berakar, dibangun, bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan. Inilah yang menjadi berbeda. Jangan sampai kita hanya menerima Tuhan Yesus namun kita tidak memiliki persekutuan dengan Dia setiap saat. Artinya kita tidak sungguh-sungguh menTuhankan Dia dalam setiap hidup kita. Kita hanya membutuhkan Dia di saat kita mengalami persoalan hidup atau masalah hidup sedangkan di saat kita tidak memiliki masalah maka kita mengabaikan keintiman denganNya. Mari kita berbalik dari kebiasaan-kebiasaan yang menyakiti hatiNya agar kita selalu dikenanNya setiap saat. Amen

Selasa, 12 Juni 2018

To be A Leader





By. Pacel Zacharias

Kejadin 1:1-31
Pada awal rencana Allah, Allah ingin mendesain sebuah ciptaan untuk menjadi pemimpin di tengah-tengah ciptaan yang ada pada waktu itu. Memang tidaklah gampang untuk merancang “sebuah ciptaan” yang akhirnya memenuhi target Allah yang begitu sempurna demi menjalankan rencana Allah sebagai seorang  pemimpin seperti diriNya sendiri. Inilah pekerjaan Allah yang terus dipikirkan Allah sepanjang waktu itu. Mengapa saya berkata demikian? Sebab Allah adalah pencipta sekaligus pengontrol yang mengontrol ciptaan-ciptaanNya secara langsung. Akhirnya Ia memiliki rencana untuk mempercayakan tugas dan tanggung jawab itu kepada seseorang yang dapat menggantikan posisiNya sebagai perwakilan Allah dalam memimpin ciptaanNya pada waktu itu. Saya berpikir bahwa ini adalah sebuah proyek/pekerjaan Allah yang pertama dimana Allah ingin menemukan pemimpin yang dapat melanjutkan kepemimpinanNya.
Perhatikan Kejadian 1:26 ketika Allah selesai menghadirkan ciptaan-ciptaan mulai dari hari pertama hingga hari kelima, maka Allah berkata kepada seluruh anggota kerajaan Allah untuk menciptakan manusia. Saya begitu tertarik dengan ayat 26. Di dalam  ayat 26 ini penulis berbicara tentang keadaan di sorga pada waktu itu (Heavenly house). Kita melihat seakan-akan Heavenly house melakukan pertemuan besar demi menentukan siapakah yang memimpin ciptaan-ciptaan Allah yang lainnya itu. Dan akhirnya sorga (Heavenly house) memutuskan dan menetapkan pemimpin yang terlahir sampai hari ini yaitu “dia” yang memiliki rupa dan gambar seperti Allah itulah manusia. Dialah Adam dan Hawa.
Teman-teman pemuda dan remaja, saya legah menyampaikan kebenaran ini. Kebenaran ini sangat memberkati saya. Karena di saat saya bersalah/ melakukan kesalahan saya sadar bahwa suatu saat saya harus menjadi angggota heavenly house. Makanya saya harus hidup dalam rencananya untuk dapat memimpin diri saya sendiri dan akhirnya saya dapat memimpin orang lain atau sesama saya. Saya bernafsu untuk mengeluarkan beberapa pertanyaan yaitu:
v  Apakah saudara menerima kebenaran ini?
v  Apakah saudara menyetujui kebenaran ini?
v  Apakah saudara setuju dengan saya untuk menjadi anggota heavenly house yang memerintah bersama-sama di bumi ini?
Dan saya berani berkata bahwa Sesungguhnya kita terlahir/terdesain menjadi pemimpin. Saya tidak lupa lagu anak sekolah minggu itu:  aku anak Raja, Engkau Anak raja kita semua anak raja.
Untuk menjadi seorang pemimpin kita diperhadapkan dengan banyak tantangan dan kesulitan yang datang dari diri kita sendiri dan dari luar diri kita sendiri. Itulah yang harus kita pikirkan dan kita perangi setiap hari untuk menjadi pemimpin. Maksud saya adalah kita terlahir untuk menjadi pemimpin. Tetapi Tuhan mencari pemimpin yang taat dan takut akan Dia. Tidak bisa dipungkiri bahwa seringkali kita gagal terhadap hal itu. Banyak contoh di Alkitab, contoh yang paling dekat dengan teks ini  yaitu Adam dan Hawa gagal menjadi pemimpin, Kain yang gagal menjadi pemimpin, kegagalan anak-anak Allah menjadi pemimpin membuat Roh Allah meninggalkan mereka (Kej. 6:3) akhirnya generasi dari generasi mulai dari zaman Nuh hingga berikutnya kita temukan sedikit orang yang menjadi pemimpin yang berkenan di hadapan Tuhan. Akhirnya Allah memanggil Abraham yang bukan seorang yang percaya kepada Yahwe pada waktu itu hanya untuk menjadi pemimpin dalam menjalankan rencana Allah. Sekali lagi saya mau berkata bahwa  Sesungguhnya kita terlahir/terdesain menjadi pemimpin. Saya tidak lupa lagu anak sekolah minggu:  aku anak Raja, Engkau Anak raja kita semua anak raja.
Apa alasannya?
a)    Karena kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Imago Dei) ayat 26-27.
Maksud dari bagian ini adalah Allah menaruh karakter-karakter ilahi yang ada dalam diriNya untuk manusia. Apa karakter ilahi itu? Itulah yang kita akan pelajari pada camp “Leader arise”.
b)    Allah telah memberkati kita untuk menjadi pemimpin (ay. 28). Jadi Tuhan tidak sembarang menciptakan manusia sebagai pemimpin namun terlebih dahulu Ia memberkati manusia untuk menjadi pemimpin. Artinya kita ini pemimpin yang dipersiapkan Allah jauh sebelumnya untuk dapat memberkati orang lain lain melalui sikap dan karakter kita.
1)    Yohanes 1:12 (semua orang yang “menerimaNya diberi kuasa” supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namanNya).
2)    Roma 8: 14-17 bahwa kita adalah anak-anak Allah. Kita adalah ahli waris maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah.  
3)    Yang istimewanya lagi kita memerintah bersama-sama dengan Tuhan Yesus di sorga (Wahyu 20:4). Artinya kita diciptakan tidak hanya menjadi pemimpin di bumi melainkan di sorga pun kita akan memerintah bersama Tuhan Yesus jika dari saat ini kita mau hidup dalam rencana dan kehendak Allah tersebut. Persiapkanlah dirimu dengan baik sebab Allah sedang memakai kita menjadi pemimpin yang berkenan di hadapanNya dan berhasil menjalankan misi agugNya yaitu menceritakan kabar keselamatan kepada setiap orang yang belum percaya padaNya (Mat. 28:18-20 bandingkan dengan Kis. 1:8; Ef. 2:10). Amen.