Senin, 24 Oktober 2016

PENGARUH PEMAHAMAN PELAYANAN TERHADAP SIKAP HIDUP YANG MELAYANI( Roma 12:11-17,Filipi 2:1-11)

ibadah Remaja
Lagu: Melayani, Melayani Lebih sungguh
Deskripsi Surat Filipi:
1.         Surat Filipi merupakan surat yang berisi ucapan Terima kasih atas pembrian jemaat saat Paulus berada dalam penjara
2.         Surat Filipi tidak berisi doktrin Formal yang mencolok namun terdapat keyakinan dan ikatan batin yang kuat antara jemaat Filipi dan rasul Paulus (Surat yang Paling Pribadi).
3.         Surat yang isinya berupa penyampaian penghargaan dan meyakinkan jemaat atas pemberian mereka serta membetulkan sejumlah kekacauan kecil seperti perasaan putus asa atas pemenjaraan rasul Paulus dan bayangan perpecahan yang kiranya dapat terjadi sewaktu-waktu.
Hipotesa: Diduga bahwa remaja (Para pelayanan Tuhan di Wadah Remaja GPdI “Ekklesia” Jember) masih kurang memiliki pemahaman yang benar terhadap pelayanan dapat diukur pada sikap Hidupnya.
1.         Menurut anda sendiri apa itu pelayanan?
2.         Sebutkan bermacam-macam pelayanan di wadah Remaja GPdI “Ekklesia” Jember?
3.         Di bidang manakah anda telah melayani di wadah remaja GPdI “Ekklesia” Jember?
4.         Perlukah kita terlibat secara langsung untuk melayani?
5.         Lebih mulia  yang mana “hanya datang dan beribadah” ATAU “Datang ke Gereja dan terdaftar sebagai tim Sekerja Allah, God Fellow Workers”?
6.         Setuju atau tidak?kalau pelayanan yang kita lakukan adalah salah satu dari sebagian besar ungkapan syukur kita kepada Tuhan?
7.         Siapkah anda Tuk melayani jika diberi kepercayaan tuk melayani?
8.         Apakah Tuhan turut bangga jika anda mau melayani Dia?

A.        Definisi pelayanan Secara alkitabiah
1.       Definisi secara umum
Pelayanan adalah usaha untuk melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan/jasa. Dalam Yunani:Diakonia(Feminim) dan Diakonos (Maskulin), perbedaannya terletak pada pelayanan pemberitaan injil dan yang satunya pelayanan meja. Sedangkan pelayanan Kristen lebih ditekankan lagi dengan memakai kata Doulos yaitu budak/hamba.
2.       Definisi secara khusus
Kesimpulannya, pelayanan adalah suatu pemberian yang Cuma-Cuma atau pekerjaan yang mulia yang dibrikan oleh Allah kepada orang-orang percaya untuk melayani, menyiapkan, mengurus, menyediakan, meladeni kebutuhan orang lain(Pengabdian diri) tanpa imbalan/jasa.




B.        Sikap hidup atau respons kita terhadap pelayanan
1.       Berani
2.       Melayani dengan tulus
3.       Untuk menyukakan Allah bukan untuk diri sendiri
4.       Tidak bermulut manis
5.       Mau saling berbagi
C.        Konsep  kita tentang pelayanan
Sangatlah subjektif dan Kompleks jika kita Berbicara mengenai konsep pemahaman seseorang tentang sebuah pelayanan. Jadi semuanya tergantung pada sejauh mana kita memahami pentingnya pelayanan dan motivasi kita dalam melayani Tuhan.
D.        Konsep Alkitab tentang pelayanan
Pelayanan menurut Alkitab lebih dari sebuah tanggung jawab dan kewajiban bahkan sebuah pengabdian diri sebagai hamba. Apa kata Maria:Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan. Kapan kita jadi hamba Tuhan?saat kita menerima penyataan Roh dimana kita beriman pada Yesus yang telah mati dan bangkit atas dosa kita (Luk. 1:38a; Rm. 1:4).
1.       Yesus datang ke dunia bukan untuk dilayani tapi melayani (Mrk. 10:43-45).
2.       Filipi 2:1-11

E.         Hal-hal penting yang perlu dipahamai dalam pelayanan Gereja
1.       Pelayanan bukanlah kesempatan unjuk kehebatan
2.       Masing-masing gereja memiliki liturgi atau cara dalam beribadah oleh sebab itu, Jangan samakan pelayanan kita dengan pelayanan di gereja A, B, atau C.
3.       Hidup rohani seseorang sangat bergantung besar pada firman
4.        Hindari pemahaman bahwa momen pelayanan merupakan momen memuaskan hasrat emosi karna faktor “KELEBIHAN”.
F.         Pengaruh konsep kita tentang pelayanan Dan sikap hidup yang melayani
Konsep yang kita miliki dapat berpengaruh pada sikap hidup kita saat melayani Tuhan. Pelayanan kita bisa menjadi tidak membawa berkat bagi Tuhan dan diri kita sendiri karna fokus kita bukan untuk Tuhan namun kepuasan dari mencari jati diri.
G.       Motif Pelayanan di luar Gereja
1.       Rajin mengabdikan diri pada orang Tua/Keluarga merupakan sebuah pelayanan

2.       Jadilah anggota gereja yang berguna bagi gereja kita sendiri.

MEMBANGUN KELUARGA YANG HARMONIS (MAZMUR 128:1-6 & EFESUS 5-6:1-4)


Ibadah Rayon Hosana
Keluarga Sdr. Aji n Ayun
Senin, 24 Oktober 2016
Oleh Pacel Zacharias

Membangun keluarga yang harmonis merupakan harapan, impian atau dambaan semua orang. Tidak ada satu orang pun di kolong langit ini yang menginginkan keluarganya tidak harmonis. Tidak ada orang yang memiliki rencana hari ini menikah besok cari perkara/ masalah dalam rumah tangga kemudian cerai. Mungkin hal tersebut kita temukan dalam berbagai keluarga namun di dalam keluarga Kristen hal tersebut adalah melanggar perintah dan ketetapan Allah.  Keluarga Kristen adalah tetap berpegang teguh pada janji nikah yang telah diikrarkan di hadapan Tuhan dan jemaat. Meski demikian kehendak Tuhan atas keluarga Kristen, namun perihal membangun keluarga yang harmonis harus merupakan pekerjaan yang susah-susah gampang. Mengapa demikian?
Di dalam kitab Kejadian Musa mengemukakan beberapa fakta tentang kegagalan manusia dalam membangun keluarga yang harmonis. Sebagai contoh:
1)    Kegagalan Adam dan Hawa dalam membangun hubungan yang harmonis dengan Allah (Kejadian 3)
2)    Kegagalan Adam dan Hawa dalam mendidik anak mereka Kain hingga akhirnya terjadi pembunuhan pertama dalam Alkitab (Kejadian 4:1-16).
Yang saya maksudkan di sini ialah bahwa karena Adam dan Hawa gagal membangun hubungan yang harmonis dengan Allah maka sebuah hubungan yang harmonis yang telah dibangun Allah dengan manusia pada mulanya menjadi rusak karena ulah manusia itu sendiri. Manusia tidak mampu menjaga keharmonisannya dengan Allah yang adalah pencipta. “Imago Dei” yang ada dalam diri manusia menjadi rusak karena ulah (DOSA) dan perbuatan manusia yang tidak berkenan di hadapan Allah. Pastinya Allah kecewa atau marah kepada manusia ( Kej. 3:14-24). Namun Allah yang kaya dengan rahmat, kembali merangkul manusia itu kembali. Meski demikian, manusia kehilangan ilmu tentang bgaimana caranya membangun sebuah keluarga yang harmonis.

Akhirnya manusia memiliki tugas baru dalam perjalanan hidupnya tentang “Bagaimana caranya “Membangun sebuah keluarga yang harmonis?”. Sesungguhnya di Taman Eden, manusia mendapat pendidikan yang begitu luar biasa tentang bagaimana caranya menerapkan kehidupan yang harmonis. Manusia kehilangan kasih dari Allah. Sekarang Manusia sendirilah yang perlu mencari dan mendapatkan pendidikan yang berharga tersebut yang telah mereka dapatkan di Taman Eden. Karena demikian maka kesimpulan sementara dari khotbah ini adalah JIKA MANUSIA INGIN MEMBANGUN KELUARGA YANG HARMONIS MAKA MANUSIA TERLEBIH DAHULU PERLU MEMBANGUN HUBUNGAN YANG HARMONIS DENGAN ALLAH YANG ADALAH PERANCANG SEBUAH KEHARMONISAN DALAM KELUARGA. *Apakah saudara telah memiliki hubungan yang harmonis dengan Allah? Artinya jika Bapak ibu atau Saudara/I telah memiliki hubungan harmonis dengan Allah maka niscaya hubunganmu dengan semua anggota keluargamu pasti harmonis.
Di awal khotbah ini saya telah mengatakan bahwa memang membangun keluarga yang harmonis adalah impian semua orang namun hal ini tidak cukup hanya diimpikan namun perlu diusahakan secara terus menerus sebagai sebuah visi jangka panjang setiap keluarga sampai maut memisahkan mereka (Matius 19:6). Tetapi yang penting di sini adalah TAKUTLAH AKAN TUHAN (MZM. 128:1-6). Pemazmur berkata bahwa kebahagiaan/keharmonisan akan kita nikmati jika kita semua belajar saling menghormati, tunduk serta menghargai tugas dan tanggung jawab kita di dalam rumah tangga kita masing-masing. Suami mengerti tugas dan tanggung jawabnya, istri mengerti tugas dan tanggung jawabnya dan anak mengerti tugas dan tanggung jawab, niscaya keluarga kita harmonis. Jika kita telah menggenapi perintah utama tersebut yaitu Takut akan Tuhan dan membangung relasi yang baik dengan Tuhan maka semuanya pasti menjadi mudah. Pastikan hidupmu bahwa Bapak ibu, saudara/I sekalian telah menggenapi perintah ini. Tugas-tugas kita berikutnya sebagai pelengkap dalam membangun sebuah hubungan yang harmonis adalah:
1)    Suami dan Istri serta anak-anak perlu mengHidupkan, menjalankan atau menerapkan kembali kasih Allah dalam keluarganya (Ef. 5-6:1-4). Paulus kembali menyinggung tentang perihal Tunduk, takut atau taat pada konteks ini seperti yang telah dikemukakan oleh pemazmur pada Mazmur 128:1-6. Memang tanpa kasih seseorang tidak mungkin memiliki rasa takut, tunduk dan menghormati Tuhan. Keduanya bagaikan 2 mata uang yang tidak dipisahkan yaitu mengasihi dan takut atau tunduk pada Tuhan Yesus. Mengasihi bukan karena paksaan tetapi mengasih karena Allah telah menunjukkan kasih sejati bagi kita. Itulah kasih Agape.
2)    Mengembangkan komunikasi yang baik yang membawa berkat dalam keluarga (Kol. 4:6a).
Komunikasi dalam keluarga itu sangat dapat menunjang keharmonisan dalam keluarga. Ketundukan atau penghormatan setiap anggota keluarga pada Tuhan perlu diteruskan pada cara berkomunikasi. Paulus berkata bahwa hendaklah kata-kata kita penuh kasih, jangan hambar. Jangan sampai perkataan orang tua melukai anak-anak, atau perkataan suami melukai istri dan sebaliknya.
3)    Terapkan gaya hidup rohani atau kebiasaan rohani yang dapat bermanfaat untuk semua anggota keluarga. Contohnya: Keluarga Yosua (Yos. 24:15). Yosua berkata bahwa “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan. FAYH: TETAPI BAGI AKU SENDIRI SERTA SELURUH KELUARGAKU, KAMI AKAN MENAATI TUHAN…INI ADALAH GAYA HIDUP YANG BAIK. BIMK: TETAPI KAMI-SAYA DAN KELUARGA SAYA-AKAN MENGABDI HANYA KEPADA TUHAN. Contoh berikut adalah: NUH (Kejadian 8:20; 9:1) gaya hidup Nuh adalah membangun mezbah doa dalam keluarga. Dengan mezbah doa keluarga dibawa untuk semakin harmonis dengan Allah dan harmonis dengan anggota keluarga lainnya. Dengan doa, keluarga akan belajar tentang mendisiplinkan hidup untuk berdoa, memuji Tuhan dan menyembah Tuhan.
4)    Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang terus mengingat dan mengamalkan janji nikahnya sampai maut memisahkan mereka.
Apa pentingnya jika keluarga Kristen hidup dalam  keharmonisan?
a)    Keluarga kita sendiri pasti diberkati dan memberkati keluarga Kristen atau non-Kristen lainnya (Mzm. 133:1-3). Pemazmur berkata bahwa Tuhan akan memerintahkan berkat-berkatNya atas hidup kita sampai selama-lamanya.
b)    Allah mempromosikan keluarga kita kepada keluarga yang lainnya. Contohnya: Keluarga Abraham. Promosi Allah bagi keluarga Abraham adalah Abraham dan Sara dikenal sebagai pejuang iman (Ibrani 11:8-19)
c)    Allah dapat memakai keluarga kita sebagai keluarga pemberita kasih karunia Allah. Contohnya: Keluarga Nuh dapat memberitakan injil kasih karunia Allah (Kejadian 6:9-10 bandingkan Ibrani 11:7), Keluarga Abraham (Kejadian 12-25) dan lain sebagainya.

PERTANYAAN-PERTANYAAN
Menurut pendapat bapak/ibu dan saudara/i sekalian:
i)    Apa yang dimaksud dengan keluarga yang harmonis?
ii)   Apakah Allah menuntut setiap anggota keluarga untuk hidup dalam keharmonisan atau hanya sebagaian orang  atau hanya kelompok-kelompok tertentu saja? Contohnya: Keluarga Pendeta, keluarga Rohaniawan atau setiap aktifis atau pelayan/pengurus gereja.
iii)  Apakah ukuran atau standart menjadi keluarga yang harmonis?
iv)  Apakah pentingnya jika keluarga Kristen hidup dalam keharmonisan? Apa alasannya?

v)   Bagaimana caranya keluarga Kristen membangun keluarga yang harmonis?

Selasa, 11 Oktober 2016

Rahasia membangun hubungan yang kokoh bersama pasangan (Mazmur 127:1-2)


#Latepose
Ibadah Pemuda GPdI "Ekklesia" Jember
Oleh: Pacel Zacharias


Jika diliat dari karakter penulisan Mazmur 127:1-2 maka kemungkinan besar penulis ialah raja Salomo. Berkenaan dengan pengalaman hidupnya yang persis dengan gaya Bahasa yang dituangkan dalam Mazmur ini. Jadi dapat kita simpulkan bahwa Mazmur ini ditulis oleh Raja salomo sebagai sebuah peringatan bagi setiap anak Tuhan agar tetap melekat kuat pada Tuhan agar kelak tidak mengalami hal yang sama seperti dia. Dari Mazmur ini, kita dapat mengemukakan sebuah pertanyaan yang substansial sehingga kita akhirnya mendapatkan sebuah jawaban tentang perihal "Rahasia membangun relasi yang kokoh bersama pasangan". Pertanyaannya ialah: Apa yang harus dipikirkan oleh seorang pemuda dan seorang pemudi dalam menjalin hubungan dengan pasangannya atau dalam proses atau tahap mencari pasangan teman, sahabat, pacar atau tunanga atau mungkin calon sumai atau calon istri?
Saya ingin teman-teman pemuda-pemudi dapat menemukan jawabannya kemudian membangun sebuah gagasan, pemikiran teologis yang dapat menunjang jalannya persahabatan atau hubungan kita di dalam Tuhan serta teman, sahabat atau pasangan kita. Ingat bahwa, jika bukan Tuhan yang membangun rumah sia-sialah usaha orang yang membangunnya (Mazmur 127:1-2). Bandingkan dengan Yohanes 15:1-10. Di sana dijelaskan dengan begitu jelas, lugas dan tegas bahwa jika kita tidak membangun hubungan kita di dalam Tuhan maka kita akan dibuang  dan dicampakan ke dalam lautan api. Artinya apa? Artinya Allah menasihati, mengingatkan kita agar kita harus mendasarkan hubungan kita di dalam Tuhan.
Pendek kata, saya ingin teman-teman memiliki wawasan atau gagasan seperti yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus. Wawasan tersebut bisa disebut dengan istilah wawasan teologis atau alkitabiah.
NAH……APA YANG HARUS DIPIKIRKAN OLEH SEORANG PEMUDA DAN PEMUDI DALAM PERENCANAAN UNTUK MEMBANGUN HUBUNGAN YANG KOKOH BERSAMA PASANGANNYA?
1.         Carilah sosok pemimpin yang takut akan Tuhan dan sosok orang yang dapat dipimpin dalam takut akan Tuhan
DARI SISI PEMUDA
Carilah seorang pemudi yang dapat dipimpin atau dapat diarahkan kepada jalan dan rencana Tuhan.
DARIS SISI PEMUDI
Carilah seorang pemuda  yang dapat memimpin dan mengarahkan hidupmu pada jalan dan rencana Tuhan.
Membangun sebuah hubungan membutuhkan pemimpin. Jangan sampai hubungan kita hancur dan rusak kemudian kita tidak lagi melayani Tuhan atau beribadah karena masalah dalam menjalin hubungan. Supaya hubungan kita baik, langgeng maka libatkan Yesus sebagai pemimpin kita. Kita semua tahu bahwa Yesus adalah pemimpin kita. Dialah yang mengarahkan setiap hubungan untuk berada dalam kaidah firman Allah, namun seiring berjalan sebuah hubungan agar tetap lancar dan langgeng, Tuhan memberikan kita kehendak bebas bagi kita untuk menjalankan hubungan tersebut hingga kita mau bawa kemana. SEPERTI LAGU “MAU DIBAWA KEMANA HUBUNGAN KITA”.  Masing-masing kita diberi tanggung jawab untuk menjaga hubungan kita agar nama Tuhan yang dipermuliakan. Oleh sebab itu, janganlah kita salah memilih. Atau salah bergaul (1 Korintus 15:33). Pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan yang baik.
Perhatikan jalan hidup dari Salomo. Salomo gagal dalam menghidupkan Perintah atau hukum Allah yang dia telah ketahui. Sebab dia salah menentukan dengan siapa ia membangun hubungannya. Dia salah bergaul.
Hubungan yang dibangun bersama Tuhan pasti terdapat banyak kenangan indah yang tak dapat terlupakan hingga nanti mencapai suatu hubungan yang lebih serius (Married). Sebaliknya hubungan yang dibangun tanpa Tuhan pasti terdapat banyak cek coknya dan bisa jadi akan mengalami kehancuran karena berbagai alasan.
Saya tidak tahu bagaimana jauh  bentuk hubungan tersebut,  mungkin itu, temanan, sahabatan, pacaran dan tunangan. Jika kita mampu menjadi pemimpin yang baik atau jika kita tidak salah memilih pemimpin dalam sebuah hubungan maka niscaya hubungan langgeng hingga kita beranak cucu.

2.         Tetapkan tujuan saat kita menjalin sebuah hubungan
Apa yang menjadi tujuanmu saat menjalin sebuah hubungan dengan seseorang? Sebenarnya tujuan yang mau diberitahu Salomo dalam membangun sebuah hubungan bukan pada sebuah impian bersifat semu atau yang bersifat sementara seperti Istana yang mewah, harta kekayaan yang melimpah, istri yang banyak namun tujuan utama Salomo dalam membangun sebuah hubungan ialah “SEKIRANYA ALLAH DAPAT BERNAUNG, TINGGAL DI DALAM HUBUNGAN TERSEBUT”.
Contohnya: Aku mau cari pasangan yang punya mobil Lamborjini, orangnya keren, cantik, guateng, pnya rumah, punya kerja dan lain sebagainya. Itu bisa baik. Tetapi jangan sampai karena kita mengejar hal yang bersifat duniawi kita lupa Tuhan dan mencari orang kaya atau orang mapan dan trus membawa kita keluar dari persekutuan dengan teman-teman pemuda atau persekutuan dengan Tuhan. Mengalihkan motivasi kita pada kesenangan dunia dibanding bersekutu dan melayani Tuhan.
Harusnya kita berpikir dan memutuskan tujuan utama kita menjalin hubungan dengan seseorang yang memiliki kriteria sebagai berikut: lahir baru, anak Tuhan, pelayan Tuhan dan membangun iman rohani kita.
Kalau bisa kita mencari pasangan yang memiliki kegemaran yang sama yaitu melayani Tuhan bersama-sama maka pasti nama Tuhan Yesus dipermuliakan. Ya nama Tuhanlah yang dipermuliakan.
SALOMO SDH MEMILIKI HIKMAT, HARTA, KEDUDUKAN, KEKAYAAN NAMUN SALOMO MELUPAKAN TUHAN YANG ADALAH PEMIMPINNYA. AKHIRNYA KERAJAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN TUHAN MENJADI HANCUR (1 RAJA-RAJA 11:11).KERAJAANNYA DIAMBIL OLEH HAMBANYA 1 RAJA-RAJA 12:1-20.
AYAT BUAT TEMAN-TEMAN DI LUAR NASIHAT TUHAN BUAT SALOMO: ULANGAN 8:11-18.

Akhir khotbah saya ialah: Carilah pasangan yang dapat menjadi pemimpin dan yang bisa dipimpin untuk menghidupi setiap firman Allah serta dapat membangun relasi. Dan tetapkanlah tujuan yang sama yaitu saling mendukung dalam melayani Tuhan. (1 Kor. 15:58). Tuhan Yesus pasti memberkati hidupmu baik untuk hari ini dan hidup yang akan datang. Puji Tuhan, Selamat menemukan pasangan yang sepadan dari Tuhan Yesus (Kej. 2: 18-24). Amen

Senin, 10 Oktober 2016

Yesus Sang Pemenang (Yosua 1:8)


#Latepose
Ibadah Perpisahan tahun dari 2015 Ke 2016
Ibadah gabungan Pemuda & Remaja GPdI "Ekklesia" Jember
Oleh: Pacel Zacharias

Ayat ini merupakan ayat mas yang saya dapatkan tahun ini. Dan ini bukanlah pertama kalinya namun kedua kalinya. Ayat ini merupakan ayat pertama yang saya dapatkan dari menarik ayat mas seperti biasanya setiap gereja mengadakan pencabutan ayat mas tepatnya ibadah penutupan tahun. Ayat inilah yang memotivasi saya untuk memantapkan panggilan saya menjadi seorang Hamba Tuhan sejak saya masih duduk di bangku kelas 3 SD waktu itu. Di bangku kelas 3 saya sudah mengambil komitmen untuk menjadi seorang pendeta. Saya telah menemukan panggilan saya sebagai seorang hamba Tuhan. Di bangku kelas 3 saya telah dipercayakan Tuhan untuk memimpin ibadah melalui memimpin pujian di ibadah umum. bahkan saya telah terlibat dalam pelayanan firman Allah di ibadah-ibadah rumah tangga. Sungguh sebuah panggilan Tuhan. Kisah inilah yang membentuk saya untuk tetap berada dalam panggilan saya hingga saat ini. Bagiku, Tuhan adalah sang Pemenang. Tuhan yang memberiku kemenangan untuk menikmati panggilanNya. Ternyata Tuhan Yesus telah menyediakan sesuatu yang jauh lebih besar dari yang kita pikirkan. O Haleluya, Sungguh Tuhan Yesus luar biasa. Itulah kilas balik dari ayat mas di atas. 

Puji Tuhan Yesus, perlu kita memahami bahwa ayat ini merupakan  motivasi sekaligus nasihat untuk menggapai keberhasilan yang telah disediakan Tuhan. Dari ayat ini juga, saya ingin membuka cara berpikir saudara sekalian bahwa sesungguhnya Tuhan telah menyediakan keberhasilan tersebut namun Tuhan ingin mengajari kita untuk berusaha sebab sementara kita berusaha Tuhan Yesus ingin menunjukkan kuasa kemenanganNya atau kemuliaanNya atas hidup kita sementara kita memperjuangkan kemenangan tersebut.
Tuhan ingin menunjukan kemuliaanNya dan kemenanganNya kepada orang-orang yang mengenal Tuhan melalui masalah yang dihadapi. Memang inilah cara Tuhan mendidik setiap orang Percaya untuk melihat kemuliaan lepas kemuliaan yang disediakanNya. Perhatikan contoh: cara Yesus mengalahkan maut. Sebenarnya Yesus bisa menghancurkan orang para prajurit romawi yang berikhtiar dan merencanakan kematian Yesus. Namun Tuhan Yesus ingin menyatakan kemuliaanNya melalui penderitaan yang Dia alami. Sebaliknya, Kita juga dipanggil untuk menang melalui penderitaan dan aniaya (Filipi 1:29).
Kembali pada konteks Yosua, Mengapa Tuhan begitu perhatian dan serius menyampaikan nasihat ini kepada Yosua? Sebab Tuhan punya rencana ilahi atau urusan ilahi dengan umatNya. Mengapa firman Tuhan ini perlu disampaikan kepada kita pemuda remaja dalam memasuki ibadah pertama di tahun 2016 ini?
Sebab Tuhan memahami tantangan dan kesulitan yang akan dihadapi umatNya kelak Perhatikan Yosua 2,3 dan seterusnya Yosua dan bangsa Israel menghadapi masalah silih berganti. (Yosua harus berusaha untuk menaklukan kota Yerikho dengan usaha yang tidak mudah, merobohkan tembok Yerikho, umat Israel yang terus berubah setia Yosua 7.  Tuhan juga memahami pergumulan dan masalahmu sebagai seorang remaja Pemuda Kristen di masa akhir ini.
Teman-teman remaja dan pemuda, saya ingin kita melihat jauh ke depan seperti yang kita telah ketahui bahwa sekarang kita berada di masa yang sangat sulit (2Timotius 3:1-9). Kemarin saya telah menjelaskannya di ibadah penutupan tahun. Itulah kondisi yang akan kita hadapi. Bagaimana responsmu terhadap realita ini. Mungkin kita berkata bahwa kita belum mengalaminya atau menghadapinya.
Namun fenomena-fenomena yang dijelaskan Alkitab haruslah terjadi, akan terjadi dan sementara terjadi untuk menggenapi perkataan para rasul menjelang kedatangan Tuhan. Ingat Yesus sang Pemenang. Jika kita mau menang  bersandar dan berpautlah pada Tuhan.
Apa yang harus kita lakukan supaya kita mengalami kemenangan seperti Yesus yang telah menang dari kuasa maut dan iblis si ular tua itu?
1)    Tekunlah membaca dan merenungkan firman Allah setiap hari (siang dan malam) ayat 8. Saya senang dengan kata-kata  Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi dimana Paulus mempersiapkan jemaat Tuhan untuk menghadapi penderitaan,  aniaya serta keadaan yang sukar dan sulit tersebut. Paulus dengan jujur dan berani berkata kepada jemaat Tuhan supaya:
Ø  Hendaklah mereka hidup berpadanan dengan firman, teguh berdiri serta berjuang untuk iman yang timbul dari berita injil. Hanya Tuhanlah yang sanggup memberikan kemenangan dan penghiburan melalui kata, kalimat yang telah diurapi oleh Roh Kudus. Saat kita membaca firman, merenungkan firman Tuhan dan mengimaniNya maka tumbuh iman, pengharapan, kasih, pengampunan, kesetiaan dan lain sebagainya. Oleh sebab itu hiduplah di dalam firmanNya. Niscaya kita akan mengalami kemenangan di tahun 2016 ini.
2)    Jaga pergaulanmu. Perhatikan dengan siapa kamu bergaul. Apakah dia adalah teman atau sahabat yang mendukungmu di dalam Tuhan atau menjauhkanmu dari persekutuan, ibadah dan pelayanan kepada Tuhan. Makanya cari teman, sahabat, pacar atau pasangan hidup yang seiman sesama pelayan di gereja. (2 Kor. 6:14; 1 Kor. 15:33).
3)    Sikap hidup yang sesuai firman membawa kita pada masa depan penuh kemenangan dan keberhasilan.

4)    Janganlah kuatir seperti Yosua, tetapi kuatkan dan teguhkanlah hatimu sebab Tuhan menyertai kita sampai akhirnya kita menang bersama-sama Yesus. Sebab Yesus adalah sang pemenang (Matius 28:20B). Amen

Kamis, 06 Oktober 2016

Rukun itu Indah (Mazmur 133:1-3)


Ibadah Kaum Pria Abraham
GPdI "Ekklesia" Jember-Jatim
Kamis, 06 Oktober 2016
Oleh: Pacel Zacharias

Tidak ada hal yang jauh lebih indah jika dalam sebuah keluarga atau komunitas ibadah tercipta hidup yang rukun. Sebab, semua orang pasti mendambakan kerukunan. Setiap orang jika ditanya apakah dia ingin rukun atau hidup dalam ketidakrukunan, maka pasti dia akan menjawab hidupnya ingin rukun. Mengapa? Sebab setiap orang membutuhkan rasa aman. Tidak ada orang yang tidak mau aman. Jika mau aman atau sejahtera hidupnya maka perlu rukun dengan semua pihak. Di sini Pemazmur mengungkapkan suatu kebenaran yang sangat indah bahwa sungguh sangat menyenangkan serta mengagumkan jika di dalam keluarga Kristen/ atau di komunitas orang-orang percaya terjalin hubungan yang rukun. Sebab hubungan yang rukun itu indah dan menyenangkan. Sebelum kita berbicara panjang lebar tentang keluarga yang rukun atau bagaimana menjalin hubungan yang rukun di antara kita sebagai sesama orang percaya serta apa dampaknya jika kita hidup dalam kerukunan, maka kita perlu mengerti Apa itu definisi rukun? Rukun adalah baik dan damai, tidak bertengkar dan bersatu hati.
Saya yakin kita semua sudah tahu persis bagaimana menjalin hubungan yang rukun, baik, damai, tidak bertengkar dan bersatu hati. Sebab kemarin kita telah diajarkan tentang bagaimana menjadi gereja sehat. Salah satu yang disebutkan oleh Bapak Pdt. Doni Heryanto dalam sharing kemarin bahwa supaya sebuah gereja menjadi sehat maka gereja perlu berkomitmen untuk membantu saudara-saudara seiman dalam kekurangan baik dalam kebutuhan jasmani dan rohani. Gereja tidak mungkin melakukan pekerjaan-pekerjaan baik tersebut jika di antara sesama anggota-anggota gereja tidak  terjalin hubungan yang rukun. Artinya, kerukunan adalah modal yang begitu penting dalam kita mengerjakan tugas-tugas gereja secara maksimal. Dan kerukunan dapat bertumbuh dengan baik jika kita menanamkan kasih sebagai penggerak untuk hidup rukun.
Tujuan Allah membentuk keluarga di dalam sejarah penciptaan manusia pertama yaitu ADAM DAN HAWA ialah supaya mereka rukun satu sama yang lainnya agar tugas-tugas yang diberikan Allah kepada mereka dapat terlaksana dengan baik. Namun  sejarah Alkitab membuktikan bahwa manusia pertama semenjak jatuh dalam dosa, generasinya mulai tidak hidup rukun. Manusia dengan manusia saling bermusuhan contoh Kain dan Habel.
Kembali kepada Mazmur 133:1-3, pemazmur mengungkapkan bahwa Tuhan ingin atau Tuhan Yesus menghendaki supaya kita hidup rukun. Pemazmur menggambarkan bahwa jika orang percaya hidup rukun maka suasana kerukunan bagaikan minyak urapan yang harumnya semerbak atau kerukunan itu menyegarkan hidup seperti embun di bukit Hermon. Bagaimana caranya sebuah keluarga Kristen atau sesama anggota orang percaya dapat hidup rukun?
Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut maka kita perlu memahami bahwa sesungguhnya seseorang tidak mungkin hidup rukun di dalam keluarganya atau dengan sesama orang seimannya jika orang tersebut belum rukun atau tidak rukun dengan Tuhan. Apa artinya?
Artinya begini:
1)    Jika hubungan kita dengan Tuhan kita baik, maka hubungan kita dengan sesama orang percaya pun pasti baik.
2)    Jika hubungan kita dengan Tuhan Yesus maka hubungan kita dengan anggota keluarga kita pasti baik
3)    Jika hubungan kita dengan Tuhan Yesus baik maka hubungan kita dengan karyaawan dan bawahan kita pasti baik atau dengan bos kita pasti baik.
Bagaimana supaya hubungan kita dengan sesama orang percaya (dengan Pria-pria yang lainnya atau dengan keluarga kita menjadi rukun?
1)       Terlebih dahulu, sebagai PRIA bangunlah relasi yang baik dengan Tuhan di dalam keluarga kita (Belajar dari Keluarga Yosua. Yosua 24:15). Bagaimana caranya? Adakan mezbah doa dalam keluarga kita.
2)       Bangunlah relasi yang baik dengan sesama orang-orang percaya di dalam gereja kita melalui komunikasi(Gal. 6:1-10). Contoh saling mengingatkan tentang jam-jam ibadah di gereja kita. Daud berkata: aku senang kalau ada orang yang berkata mari kita pergi ke rumah Tuhan (Mzm. 122:1).
3)       Buktikan kasih kita kepada sesama orang-orang percaya di dalam gereja melalui tindakan-tindakan kasih yang nyata (Gal. 6:1-10).

Apa hasilnya jika kita hidup dalam kerukunan satu sama yang lainnya? 
Mazmur 133:3 HIDUP KITA PASTI DIBERKATI OLEH TUHAN YESUS.
Di saat kita rukun, komunikasi menjadi lancar. Maksudnya di saat kita rukun komunikasi kita dengan Tuhan, sesama dan anggota keluarga menjadi lancar, MAKA Tuhan Yesus pasti memberkati kehidupan kita. Akhir kata dari semuanya, pastikanlah bahwa kita tetap rukun dengan Tuhan, sesama dan anggota keluarga kita! Camkanlah bahwa Berkat Tuhan tergantung pada hubungan kita yang rukun dengan Tuhan Yesus dan sesama orang percaya, bukan pada pada susah payah kita (Amsal 10:22).

DI SETIAP KEBERSAMAAN ATAU KERUKUNAN PASTI ADA BERKAT YANG DISEDIAKAN OLEH TUHAN YESUS. CONTOH KEBERSAMAAN KITA MALAM HARI INI PASTI TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA. AMEN.